Rabu, 25 Desember 2019

TUJUAN DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN



TUJUAN DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Qiraatul Qutub Tarbawi yang diampu oleh Bapak Azhar Amrullah Hafizh, LC, M.TH.I.

Oleh :
1.      Abdul Kuddus                 NIM. 201601010-----
2.      Achmad Al Fatih             NIM. 201607010-----
3.      Adi Febriyanto                 NIM. 201607010-----




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmah, Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Islam” yang merupakan salah satu tugas pertama dari mata kuliah Qiraatul Qutub Tarbawi. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing serta memberi arahan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah pemahaman serta wawasan kita tentang  “Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Islam”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada semua pembaca dan pakar dimohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
      Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya makalah ini, penulis ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
                  Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin





                                                                                                           Penyusun   



DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN


Seorang calon pendidik hanya akan melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem.
Ketika semua unsur pengetaahuan mengetahui perannya masing-masing, maka ini akan mempermudah dalam menggapai tujuan pendidikan tersebut. Namun, sekedar mengetahui bukan hal yang dianggap cukup. Kesadaran akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya.
Maka dari itu, kita membuat makalaah ini agar lebih memahami tujuan dan pentingnya pendidikan guru dan calon guru.

1.      Bagaimana tujuan  pendidikan yang benar?
2.      Bagaimana pentingnya pendidikan bagi seorang anak?

1.      Menjelaskan tujuan pendidikan yang benar.
2.      Menjelaskan pentingnya pendidikan bagi seorang anak.






BAB II

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan suatu sistem dan proses yang melibatkan berbagai komponen. Tujuan dan pentingnya pendidikan merupakan bagian dari sistem pendidikan. Antara satu komponen dengan komponen yang lain saling bekerjasama dalam mencapai tujuan. Apabila ada komponen yang baik, tetapi juga ada komponen yang jelek, maka tujuan tidak akan tercapai dengan baik. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang tujuan dan pentingnya pendidikan Islam.
Tidak lebih dari bentuk permainan kata! Dan tidak berarti hal itu diremehkan dalam pendidikan, tapi disini kami ingin menekankan bahwa pendidikan, di rumah, disekolah, dan dimana saja tidak akan menghasilkan apa yang mereka harapkan dan inginkan karena pendidikan bukan untuk menciptakan generasi supranatural.
Konsep  tujuan pendidikan menurut Omar Muhammad at-Taumy asy-Syaibani adalah perubahan yang diinginkan melalui proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu pada kehidupan pribadinya, pada kehidupan masyarakat dan alam sekitar maupun pada proses pendidikandan pengajaran itu sendiri sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.[1]
Menurut Muhammad Athiyah  al-Absyari bahwa tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, pantang menyerah, bercita-cita tinggi, dan berakhlak mulia, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, juag mengerti kewajiban masing-masing, dapat membedakan antara baik dan buruk, mampu menyusun skala prioritas,  menghindari perbuatan tercela, mengingat Tuhan, dan mengetahui apa yang dilakukan.[2]
Sesungguhnya hubungan pendidikan dengan sistem kehidupan lainnya merupakan hubungan dialektis. Memberi dan menerima, pengaruh dan dipengaruhi, dan mereka akan melakukan apa yang mereka inginkan dengan adanya pendidikan. Pendidikan mampu mengatasi semua faktor-faktor timbulnya masalah politik, sosial, dan ekonomi.
Pandangan yang komprehensif ini akan mengurangi tingkat kesalahan orang tua dan guru, dan semua orang yang benar-benar peduli tentang masa depan bangsa. Dan itu akan membuat mereka berpikir kembali untuk mencapai  semacam kemajuan yang menyeluruh daripada berfokus pada sistem yang tunggal, dan dia akan menganggap itu adalah hasil yang mengesankan, setelah tidak memungkinkannya sifat dan ruang lingkup yang terbatas.
Tiap individu atau kelompok tidak selalu sama falsafah hidupnya, sehingga dasar dan tujuan pendidikannya pun berbeda. Misalnya, si A memiliki falsafah “hidup adalah mencari kebahagiaan, dan kebahagiaan hanya bisa diraih dengan kekayaan”. Jika si A memiliki anak, maka dia akan mendidik anaknya agar cakap mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya demi meraih kebahagiaan. Hal ini akan berbeda dengan si B yang memiliki falsafah “hidup adalah untuk mengabdi kepada Tuhan”. Dengan falsafah demikian, maka si B akan mendidik anak-anaknya agar menjadi hamba yang taan kepada Tuhan. Kekayaan materi baginya bukan tujuan, hanya sebagai sarana menuju ridha Tuhan.[3]
Sesungguhnya hukum pendidikan tidak hanya berlaku untuk cairan transmisi dan keseimbangan semata, tetapi sistem ide-ide dan kebijakan termasuk didalamnya juga.
Kami akan menambahkan ini dengan mengatakan: sesungguhnya pendidikan sebagai mediator budaya, menyampaikan pesan, mengidentifikasi tempat untuk suatu pekerjaan, dan menetapkan standar etika. Pendidikan bisa menjadi pedang bermata dua, karena merupakan tugas ganda yang sulit, mereka berusaha menjaga apa yang baik dari komponen budaya yang berbeda, melalui penyebaran dan pengasuhan anak muda, mereka juga berusaha untuk menabur ide-ide, kebiasaan, dan pengetahuan baru, mungkin tentang apa yang tidak diketahui dan tidak menjadi kebiasaannya. Semua ini dilakukan dalam masyrakat yang perubahannya sangat cepat, sifat hasil pekerjaan tersebut biasanya lambat, dan anda butuh keterampilan dan kesabaran.
Sementara kehilangan transparansi yang memadai dan pendidik merasa ada perbedaan halus antara apa yang harus tetap diwajibkan karena sesungguhnya merupakan fundamental dan esensial. Dan apa yang harus diubah, itu kemudian mengingat bahwa pendidikan akan dibongkar melalui pencampuran konstanta visi dan variabel faktor.
Sesungguhnya peran baru pendidikan bukan hanya untuk mempersiapkan generasi untuk menerima perubahan yang akan datang dan bukan hanya untuk beradaptasi dengannya. Melainkan peran baru pendidikan sebagai kontrol dan untuk mengeluarkan setiap bakat atau kemampuan terbaiknya.
Sesungguhnya setiap bangsa didunia memiliki tradisi pendidikan. Sejarah manusia ditandai dengan hancurnya bangsa yang menggunakan alat untuk kelanjutan hidup yang ada tanpa pendidikan deskriminasi. Dan bangsa Islam yang menderita berbagai bentuk keterbelakangan berusaha untuk mewujudkan ukuran kontribusi untuk mengangkat sebagian kecil dari situasi saat ini.
Perkumpulan Allah dengan orang yang berilmu antara menghormati dan mengujinya, dan hal ini berlaku di alam semestanya. Istilah ini sering tercermin dalam kehidupan masyarakat dan kemampuan potensi yang tersedia, lalu manusia itu melakukan tugasnya dalam potensi investasi dengan kemampuan yang baik. Jika mereka tidak memanfaat potensi yang telah Allah berikan dengan sebaik-baiknya, maka dia akan kehilangan kehormatannya dan Allah akan menghinakannya, yaitu: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. Pendidikan adalah metode atau alat yang menempatkan manusia pada awal jalur pertumbuhan dan mengambil keuntungan dari pusat sosial yang ada.
Tugas pendidikan adalah bagaimana pendidik mampu melestarikan dan mentransformasikan nilai ilahiyyah kepada peserta didik. Nilai ilahiyyah yang intrinsik (qath’i) harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak tanpa ada upaya ijtihad, sementara nilai ilahiyyah yang instrumental (zhanni) dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi zaman, tempat, dan keadaan. Sementara nilai insaniyyah, tugas pendidikan senantiasa melakukan inovasi dan menumbuhkan kreativitas diri agar nilai itu berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat.[4]
Kita bisa berpikir pentingnya pendidikan dalam kehidupan individu dan masyarakat sebagai berikut:
Sifat kemanusiaan disini biasanya diwarisi oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itu, untuk memperoleh sifat kemanusia yang baik, kita bisa belajar dikeluarga maupun masyarakat. Hal ini terbukti ketika kamu membandingkan orang hutan yang tidak mementingkan untuk menuai manfaat dengan orang yang bekerja disebuah pusat penelitian atau mengemudi pesawat modern.
Sesungguhnya adanya alam adalah bukti penciptaan dan kebesarannya yang di ciptakan untuk manusia. Sesungguhnya manusia lahir tanpa memiliki unsur-unsur kemanusiaan, maka dengan pendidikanlah manusia dapat memiliki sifat kemanusiaan. Dimana pendidikan memiliki andil dengan presentase yang cukup besar.
Dengan kemajuan pesat dari kesenjangan peradaban antara kemampuan potensial dan bawaan murni anak. Diantara yang harus dimiliki seorang anak ketika telah sampai jatuh tempo sangat besar, sampai anak berusia 30 tahun. Maka dia harus menemukan pekerjaan yang layak, dan dalam memahami alam sekitarnya kita perlu belajar dan berlatih, dan memperoleh keterampilan sekita usia 20-30  tahun. Dan semua ini datang melalui pendidikan dalam arti bahwa fungsi pendidikan pada terhadap manusia manjadi sangat penting dan lebih luas.
Dimana pendidik sangat dipengaruhi oleh budaya dan apapun yang telah dikenalnya dan diyakininya, sehingga penting dalam pembentukan asuhan yang harus diawasi. Msalahnya disini sesungguhnya pendidikan kita belum mencapai keberhasilan yang jelas dalam mewujudkan tujuan utama yang benar. Maka perlu dicatat bahwa sesungguhnya manusia merasakan tujuan dari hidup ini menjemukan atau norak. Hal inilah yang membuat interaksi dan antusias yang lemah atau bahkan tidak tercapai, dan inillah yang kami lihat hari ini. Dimana dia memendam setiap muslim dalam dirinya sendiri yang tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan diri kepada Allah tetapi kurang efiensi dalam persepsi emosional dan mental. Inilah yang menyebabkan usaha melemah untuk mencapai kemajuan seorang muslim.
Adapun sekularis dan materialis, seperti telah kehilangan tujuan utama. Dia telah menyatakannya ketika dia berkata: “peradaban kita memiliki paralatan yang lengkap, tetapi tujuan utama sangat misterius.”
Ini adalah tragedi untuk menyebarkan pengetahuan, arus informasi disetiap arah, komposisi pribadi semakin lemah dari generasi baru, dan setidaknya harus bijak dalam wawasan keilmuan. Alasannya adalah banyak dari kegiatan pendidikan yang telah pindah jalur dari orbit tujuan utama, sehingga kehilangan homogenitas yang berlaku dan menempatkan fragmentasi dan pencampuran. Oleh karena itu, pendidikan berbudi luhur yang tidak semua orang yang tersebar didepan kelompok kebaikan, pemerintah dan tips, tetapi mereka seperti benang cahaya, semua terorganisir terkutip, dan mendorong mereka untuk fokus pada individu, kedalaman struktur intelektual dan kedalaman kesadaran. Semua ini tidak akan hilang kecuali dengan beberapa jenis keharmonisan antara semua perangkat pendidikan dan informasi pendidikan.
Ilmu menimbulkan pertanyaan tentang berapa banyak mereka memberi kita kepastian. Pentingnya pendidikan mental yang kita kembangkan dalam persepsi kami, membangun komponen budaya, memungkinkan kita untuk mengeluarkan ketentuan suara dan logis meskipun kurangnya implikasi, perkenalan dan informasi.
Orang yang belum menerima pendidikan yang baik bahkan tidak dapat mengambil manfaat dari kepastian informasi. Ini menjelaskan hal-hal interpretasi yang salah, mudah untuk ditipu, dan membuat penilaian. Ilmu pengetahuan dan liogika dalam hal ini Ali ra. berkata:  “Pendapat syaikh, dan tidak berpendapat selain itu”. Maka syaikh akan melihat apa yang kurang dari informasi tersebut dengan menggunakan pengalamannya. Adapun anak itu mempunyai pikiran yang dianggap dengan apa yang dilihat, dan penafsirannya dia sering kasar, karena ketidaktahuannya tentang hal  tersebut.
Dan pembelajaran pendidikan untuk membangun pemikiran logis untuk tujuan sejumlah ide dasar, seperti yang berkaitan dengan hal, logika, dan hukum-hukum Allah Yang Maha Kuasa dalam penciptaan, dan sifat hubungan antara penyebab dan pemicu, dan membedakan antara perkenalan dan perkenalan dakwaan. Apabila kita menjadi pemuda yang kuat, dan kami telah mengejar selama 20 tahun, dan kemudian kami membuat penilaian dan menemukan sewenang-wenang yang jauh dari kewajaran, dan terisolasi dari pengalaman, maka ini berarti bahwa pendidikan untuk mencapai tujuan utama yang penting, dan jadi hilang bagian dari nilai dan pentingnya.
Dan saya menyesal mengatakan: “sesungguhnya pendidikan kita tidak memiliki sebagian besar dari remaja kami dan siswa kami. Apa yang harus dimiliki dari kemampuan yang logis untuk mengisi kekosongan informasi selama hukuman”.
Sesungguhnya pikiran bekerja pada sistem yang berjalan (komputer), meskipun sulit untuk memasuki perbaikan pada informasi yang diberikan kepadanya. Hal ini bagus untuk kemajuan program komputer yang berpusat pada pengembangan lebih dari putaran antara kemajuan rekayasa teknik, serta urusan dengan pikiran manusia. Maka maju pemuliaan dan peluncuran logis dari imajinasi lebih penting daripada potensi dasar gizi ilmiah bawaan.
4.      Pendidikan dapat menjadikan manusia memenuhi syarat untuk hidup dalam masyarakat, dan salah satu dari kita tidak merasa besarnya manfaat bagi dirinya karena disebabkan munculnya pengaruh sosial yang berbeda, dan itu merupakan manfaat yang sebenarnya. Dalam rangka untuk digambarkan, dan awalnya disebarluaskan dilingkungan luar, manusia yang mempunyai adab yang sopan dapat diperoleh dari masyarakat yang menghargai kualitas dan mendidik mereka.
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan memiliki beberapa fungsi yang meliputi;
a.       Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat di masa yang akan datang.
b.      Memindahkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua ke generasi muda.
c.       Memindahkan nilai-nilai untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.[5]
Seringkali pria yang tegas berpikir atas pendidikan dan kebutuhan untuk memberikan otonomi kepada anak peremuan dan anak laki-laki, kecuali orangtua yang sadar akan resiko yang terkena sebab berbeda dari konteks sosial yaang berlaku dari negara berkembang. Adapun mereka memaksa untuk meningkatkan tekanan pada anak-anak mereka dan duplikat salinan daari mereka. Tidak ada keraguan untuk kita dalam bersikeras ekstrim yang mendorong masyarakat untuk dirinya, seperti apa yang sesungguhnya keragaman budaya dari entitas sosial yang parah mungkin akan musnah. Berarti bahwa keberhasilan pendidikan bergantung dalam perannya, berhenti pada keberadaan standar yang jelas, memberikan kita kemampuan untuk menunjukkan tingkat yang diperlukan kesamaan dan keragaman dalam masyarakat muslim. Pada tingkat umum yaang sistematik untuk kami dan kerangka kerja yang jelas dalam hal ini yaitu sebagai dasar dalam doktrin tauhid, dan apa yang disebut dengan lima fundamental, dan untuk menjaga agama, mejaga diri, akal, tujuan, dan harta. Apa yang terjadi diperguruan tinggi ini tidak dari ketentuan literatur dan ditambahkan kulni (diperbolehkan) yang mewakili keragaman sosial yang berdasar dalam segala bentuknya.
Saya pikir pendidik perlu untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang aset dan kapak sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka dalam menciptakan interaksi yang muncul dengan tema-tema ini, dan bergerak dalam kerangka kerja yang muncul. Namun hal ini dapat membuang pengalaman dan studi yang menempatkan titik pada karakter, dan memperdalam pemahaman tentang penggunaan optimal dari semua ini.
Saya tidak ingin pergi dalam penjelasan pentingnya pendidikan, akan transpirasi pembaca melalui seluruh pernyataan melalui seluruh pernyataan tersedia buku ini setiap masalah adalah masalah pendidikan, semoga Allah menghendaki kita.





Menurut Muhammad Athiyah  al-Absyari bahwa tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, pantang menyerah, bercita-cita tinggi, dan berakhlak mulia, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, juag mengerti kewajiban masing-masing, dapat membedakan antara baik dan buruk, mampu menyusun skala prioritas,  menghindari perbuatan tercela, mengingat Tuhan, dan mengetahui apa yang dilakukan.
Kita bisa berpikir pentingnya pendidikan dalam kehidupan individu dan masyarakat sebagai berikut:
1.      Manusia tidak bisa dikatakan manusia tanpa memiliki sifat kemanusiaan, seperti bahasa, pikiran, perasaan, dan etika.
2.      Sesungguhnya pendidikan adalah kesadaran yang mencul pada diri anda,  pendidikan menanamkan kebutuhan yang sama untuk melihat ke arah tujuan cita-cita yang utama.
3.      Meskipun pengetahuan telah sangat maju, tapi akan tetap ada peluang untuk terus melangkah lebih maju.
4.      Pendidikan dapat menjadikan manusia memenuhi syarat untuk hidup dalam masyarakat, dan salah satu dari kita tidak merasa besarnya manfaat bagi dirinya karena disebabkan munculnya pengaruh sosial yang berbeda, dan itu merupakan manfaat yang sebenarnya.

Setelah kita mengetahui tentang ttujuan dan pentingnya sebuah pendidikan, alangkah baiknya jika kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan pendidikan di sekolah. Sehingga ilmu yang kita dapatkan dapat berguna bagi kita kelak,baik dilingkup keluarga maupun di dalam masyarakat sebagaimana yang telah penulis jelaskan diatas.




Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2011.
Kosim, Mohammad. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Pena Salsabila, 2013.
Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2013.



[1] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 51.
[2] Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 103.
[3] Mohammad Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Pena Salsabila, 2011), hlm. 52.
[4]Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2011), hlm.  80.
[5] Mohammad Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Pena Salsabila, 2011), hlm. 61.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar