BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modern ini banyak masyarakat yang kurang yakin terhadap
Penciptanya. Sehingga banyak masyarakat yang mudah bunuh diri karena dalam
dirinya sudah tidak mempunyai sandaran yang kuat. Keinginan
kuat yang kurang di sandarkan pada Pencipta mengakibatkan kesedihan berkepanjangan, sehingga hidup tidak tentram dan damai
satu sama lain.
Manusia hidup
dikaruniai akal, nafsu, dan hati nurani oleh Allah SWT., akal digunakan untuk
berpikir mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari. Nafsu
cenderung mengajak manusia berbuat kejahatan yang dilarang oleh Allah SWT., kecuali yang bisa dikontrol oleh akal itu sendiri. Oleh karena itu sebagai
umat islam kita harus menghindari perilaku yang berasal dari nafsu agar bisa
terkontrol dengan baik, sehingga tercipta
kehidupan yang bahagia .
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan?
- Apa saja macam-macam dari pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan?
- Apa saja unsur-unsur dari pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan?
- Bagaimana upaya memiliki pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan yang baik?
1.3 Tujuan
- Memaparkan pengertian dari pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan.
- Memaparkan macam-macam dari pandangan hidup, tanggung
jawab, dan harapan.
- Memaparkan unsur-unsur dari pandangan hidup,
tanggung jawab, dan harapan.
- Memaparkan bagaimana upaya memiliki pandangan hidup,
tanggung jawab, dan harapan yang baik.
1.4 Manfaat
Melalui
makalah ini, pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian,
macam-macam, unsur-unsur, dan upaya memiliki pandangan hidup, tanggung jawab,
dan harapan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan
Pandangan
hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani
dan rohani.[1]Pandangan
Hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup di dunia ini.[2] Jadi, pandangan hidup merupakan suatu dasar atau
landasan, pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan,dan petunjuk untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani agar selamat
dunia dan akhirat.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[3] Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.[4]
Jadi, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya baik yang disengaja maupun tidak disengaja, sehingga menimbulkan
kewajiban atas suatu tindakan yang harus segera dilakukan.
Harapan artinya keinginan yang belum terwujud.[5]
Kata “harapan” berasal dari kata “harap”, artinya suatu keinginan, permohonan,
penantian. Adapun kata “harapan” itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu
keinginan yang belum terwujud dan diupayakan agar terwujud.[6] Jadi, harapan adalah suatu keinginan, permohonan,
penantian yang belum terwujud dan harus diupayakan agar terwujud.
2.2
Macam-Macam Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan
a. Macam-Macam Pandangan Hidup
Klasifikasi pandangan hidup
berdasarkan asalnya terdiri dari tiga macam, yaitu: pertama, pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang muklak kebenarannya. Disini, banyak manusia yang pandangan hidupnya kurang
kuat hingga banyak manusia yang berputus asa dan akhirnya bunuh diri. Perilaku
ini seringkali terjadi dikalangan remaja. Remaja-remaja yang pandangan hidupnya
benar, akan senantiasa mendekatkan diri pada Penciptanya. Sehingga segala
masalah yang dihadapi dapat terselesaikkan dengan baik.
Kedua, pandangan hidup yang berupa ideology yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Ketiga, pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.[7]
b. Macam-Macam Tanggung Jawab
- Tanggung
Jawab pribadi
Manusia sebagai
individu memiliki pribadi yang utuh, dalam berpendapat berperasaan,
berangan-angan, bertindak dan lain sebagainya. Manusia harus dapat mempertanggung
jawabkan atas semua apa yang telah dikerjakan.
- Tanggung
Jawab kepada Keluarga
Keluarga dalam lingkup
terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya, entah
menyangkut nama baik keluarga dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan keluarga. Yangmana,
tanggung jawab ini mencakup kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan.
- Tanggung
Jawab kepada Masyarakat
Manusia adalah makhluk
sosial. Manusia merupakan
anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, berprilaku,
berbicara,dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.[8]
- Tanggung
Jawab kepada bangsa/negara
Setiap manusia
merupakan warga suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah
laku manusia terikat oleh norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh
negaranya. Maka mereka harus dapat bertanggung jawab dengan baik, agar tercipta
persatuan dan kesatuan tiap warga negara
- Tanggung
Jawab kepada Tuhan
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia dapat
mengembalikan diri sendiri dengan sarana yang ada pada dirinya sendiri yaitu
pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Penderitaan
akibat kelalaian manusia adalah tanggung jawabnya sendiri. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala misalnya dengan hartanya,
kekuasaannya atau kekuatannya (ancama), ia akan pernah lepas dari tanggung
jawabnya kepada Tuhan.[9]
c. Macam-Macam Harapan
Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi
lima macam, yang merupakan lima harapan manusia yaitu:
1.
Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
(survival).
2.
Harapan untuk memperoleh keamanan (safety).
3.
Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(beloving and love).
4.
Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
2.3
Unsur-unsur pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan harapan
a. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Unsur-unsur pandangan hidup yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,dan keyakinan atau
kepercayaan. Cita-cita adalah apa yang di inginkan yang mungkin dapat dicapai
dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah kebajikan,
yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, dan
tentram. Usaha atau perjungan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan atau kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.[11]
- Cita-cita
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada
dalam pikiran. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin
lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.[12]
Apabila cita-cita tidak mungkin atau
belum dipenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu
tidk mungkin dilakukan. Misalnya, seorang anak bercita-cita menjadi dokter, ia
belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan
berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan. Antara masa
sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau
cita-cita terdapat jarak waktu. Dalam
mencapai cita-citanya terdapat tiga faktor:
1. Faktor manusia. Cita-cita ditentukan
oleh kualitas manusianya (ada yang berkemauan dan ada yang tidak berkemauan).
Orang yang tidak berkemauan cita-citanya hanya berupa khayalan, sedangkan orang
yang berkemauan cita-citanya akan tercapai.
2. Faktor kondisi. Didalamnya terdapat
faktor yang mempercepat dan faktor yang menghambat tercapainya suatu cita-cita.
3. Faktor tinggi cita-cita. Tingginya
cita-cita harus disesuaikan dengan potensi atau kemampuan.
- Kebajikan
Kebajikan adalah suatu
perbuatan yang mendatangkan kebaikan yang sesuai dengn norma-norma agama dan
etika. Untuk mengetauhi apa itu kebajikan, dapat dilihat dari tiga segi yaitu:
manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, manusia
sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai makhluk pribadi
manusia bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Baik atau buruk
ditentukan oleh suara hati yang selalu membisikkan hal-hal yang baik. Suara
hati merupakan pengontrol untuk diriya sendiri. Dan kebajikan ditunjukkan
melalui perilaku atau tingkah laku. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
seseorang ada tiga:
1.
Faktor
bawaan
Faktor bawaan
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Masing-masing keturunan
pembawaanya tidak sama walaupun sekandung. Dalam artian, tempramental masing-masing anak tidak sama walaupun sekandung
2.
Fator
lingkungan
Faktor lingkungan
merupakan faktor pembentuk kepribadian seseorang, yang meliputi, keluarga,
sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua menjadi panutan
seorang anak. Jika orang tua memberi keteladan baik maka anak akan meniru
perbuatan baik tersebut. Akan tetapi, jika orang tuanya memberikan keteladan
buruk, maka anaknya akan meniru perbuatan buruk tersebut. Dalam lingkungan
sekolah, tokoh panutannya lebih luas dibandingkan dalam keluarga. Seperti guru,
kepala sekolah, staf-staf, teman, dan warga sekolah. Dalam lingkungan
masyarakat, masyarakat menjadi pembentuk
kepribadian penyempurna setelah keluarga dan sekolah.
Yangmana, pada umumnya anak-anak kota
lebih terampil daripada anak pendesaan.
Namun dalam hubungan
bermasyarakat,
anak-anak desa lebih unggul.
3.
Faktor
pengalaman
Faktor pengalaman
berupa faktor pengalaman yang bersifat positif dan ada faktor pengalaman yang bersifat negatif.
Faktor pengalaman dapat menjadi bekal yang selalu di pergunakan sebagai
pertimbangan sebelum mengambil tindakan.
- Usaha
Usaha adalah kerja
keras untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Jadi usaha itu sangat dibutuhan
untuk menjadikan hidup lebih sempurna jika seseorang bercita-cita menjadi apa
yang diinginkan ia harus berkerja keras untuk mendapatkan apa yang
dicita-citakan dalam berusaha ia harus bekerja keras tdak boleh
bermalas-malasan dan lalai dalam mengerjakan sesuatu semua haruskan dengnan
tempat dan waktunya.
Dalam agampun
diperintahkan untuk bekerja keras sperti hadist yang di sabdakan oleh
Rasulullah SAW yang di tujukan kepada umatnya: “Bekerjalah kamu seakan-akan
kamu hidup selamanya,dan beridahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Dan
dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11, Allah SWT berfirman:”Sesungguhnya Allah
tidak mengubah suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri”.[13]
Dalam bekerja keras, manusia dibatasi oleh kemampuan.
Kemampuan itulah yang mengakibatkan tingkat kemakmuran antara manusia yang satu
dengan manusia yang lain mengalami perbedaan. Kemampuan itu dibatasi dalam
keaadaan fisik dan keahlian/keterampilan.
Misalnya, orang yang bekerja
dengan keadaan fisik yang lemah akan memperoleh hasil yang sedikit, sedangkan
orang yang memiliki keahlian atau keterampilan akan memperoleh hasil yang
banyak dibandingan dengan orang yang memiliki keahlian atau keterampilan yang
sedikit.
- Keyakinan/Kepercayaan
Kepercayaan berasal
dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan
yang dimiliki seseorang bukan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima
dari orang lain kebeneran pengetahuan yang di dapat dari orang lain itu
disebabkan karea orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi
masalahnya, melainkan orang yang memberi tahukan itu dapat dipercaya atau
tidak. Pengentahuan yang diterima dari orang lain atas kewibaannya disebut
kepercayaan. Makin besar kewibaan orang yang memberi tahu pengetahuan tersebut
makin besar kepercayaan orang lain terhadapnya.
Kepercayaan dalam agama
merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib
menerima dan menghormati orang yang beragama itu. Hak atas keyakinan pribadi
merupakan dasar dan penghargaan diri dari semua orang yang beragama.
b. Unsur-Unsur Tanggung Jawab
Unsur-unsur
tanggung jawab meliputi kesadaran, pengabdian, pengorbanan. Kesadaran adalah
hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah tebuka tentang apa yang telah
dikerjakan.[14]
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.[15]
Pengorbanan berasal dari kata korban,
artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan
mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan,
kebenaran.[16]
Jadi, kesadaran itu dibutuhkan pertama kali untuk dapat
melaksanakan tanggung jawab terutama kesadaran yang tinggi. Setelah itu baru
akan timbul pengabdian yang mengakibatkan harus adanya pengorbanan.
c. Unsur-Unsur Harapan
Menurut kodratnya, dalam diri manusia ada dorongan yakni
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu adalah
menangis, tertawa, berpikir, berkata, dan sebagainya. Adapun dorongan kebutuhan
hidup adalah dorongan untuk mencapai.[17]
Unsur-unsur harapan hanya
berupa keinginan/cita-cita. Keinginan itu akan terwujud jika manusia mau
berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan tindakan yang
sungguh-sungguh, dan tidak lupa juga diimbangi dengan keahlian/potensi yang
dimiliki.
2.4 Upaya Memiliki Pandangan Hidup, Tanggung Jawab,
Harapan Baik
a)
Mengenal terlebih dahulu pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang
ingin dicapai.
b)
Mengerti pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang
hendak dicapai.
c)
Menghayati pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang
akan dicapai.
d)
Meyakini pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang akan
dicapai.
e)
Direalisasikan melalui tindakan agar pandangan hidup, tanggung jawab, dan
harapan agar terwujud.
f)
Memunculkan pengabdian dalam diri agar pandangan hidup, tanggung jawab, dan
harapan semakin kuat.
g)
Mengamankan pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan dalam diri sendiri
agar tidak tergoyahkan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi,
eksistensi pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan merupakan satu kesatuan
yang saling mempengaruhi satu sama lain yang menentukan keberhasilan seseorang
dalam hidup didunia lebih-lebih diakhirat. Adapun macam-macam dari pandangan
hidup, tanggung jawab, dan harapan.1) Macam-macam pandangan
hidup, yaitu: pandangan hidup yang
berasal dari agama, pandangan hidup
yang berupa ideology, dan pandangan hidup hasil renungan. 2) Macam-macam
tanggung jawab, yaitu: tanggung jawab pribadi, kepada keluarga, masyarakat,
bangsa/negara, dan Tuhan. 3) Macam-macam harapan menurut Abraham Maslow, yaitu:
Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
(survival), keamanan
(safety), hak dan kewajiban
untuk mencintai dan dicintai (beloving and love), status atau untuk diterima atau diakui lingkungan, dan perwujudan
dan cita-cita (self actualization).
Adapun
unsur-unsur dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan. 1). Unsur-unsur pandangan
hidup yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,dan keyakinan atau
kepercayaan. 2). Unsur-unsur
tanggung jawab meliputi kesadaran, pengabdian, pengorbanan. 3). Unsur-unsur harapan hanya berupa keinginan/cita-cita.
Upaya Memiliki Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, Harapan Baik, yaitu: mengenal,
mengerti, menghayati, merealisasikan melalui tindakan, memunculkan, mengamankan
pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan dalam diri sendiri agar tidak
tergoyahkan.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat, semoga bermanfaat
dan menambah pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan, karena penulis hanyalah manusia biasa. Dan penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah yang
akan datang. Sekian dari penulis, semoga dapat di terima dihati dan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Widagdho, dkk. Ilmu Budaya
Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2012.
Mawardi dan
Nur Hidayati. IAD ISD IBD,
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Nugroho,
Widyo dan Achmad Muchji. MKDU Ilmu
Budaya Dasar, Jakarta: Gunadarma
,1996.
Sujarwa. Manusia dan
Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agama, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999.
Daradjat,
Zakiah. Remaja, Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1995
[1] Mawardi dan Nur Hidayati, IAD ISD IBD (Bandung: Pustaka setia,2009), hal. 177.
[2] Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, MKDU Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Gunadarma,1996), hal. 135.
[4] Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas
Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), hal. 107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar