Selasa, 17 Desember 2019

Eksistensi Pandangan Hidup, Tanggungjawab, Dan Harapan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Modern ini banyak masyarakat yang kurang yakin terhadap Penciptanya. Sehingga banyak masyarakat yang mudah bunuh diri karena dalam dirinya sudah tidak mempunyai sandaran yang kuat. Keinginan kuat yang kurang di sandarkan pada Pencipta mengakibatkan kesedihan berkepanjangan, sehingga hidup tidak tentram dan damai satu sama lain.
Manusia  hidup dikaruniai akal, nafsu, dan hati nurani oleh Allah SWT., akal digunakan untuk berpikir mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari. Nafsu cenderung mengajak manusia berbuat kejahatan yang dilarang oleh Allah SWT., kecuali yang bisa dikontrol oleh akal itu sendiri. Oleh karena itu sebagai umat islam kita harus menghindari perilaku yang berasal dari nafsu agar bisa terkontrol dengan baik, sehingga tercipta kehidupan yang bahagia .

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan?
  2. Apa saja macam-macam dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan?
  3. Apa saja unsur-unsur dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan?
  4. Bagaimana upaya memiliki pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang baik?

1.3 Tujuan
  1. Memaparkan pengertian dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan.
  2. Memaparkan macam-macam dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan.
  3. Memaparkan unsur-unsur dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan.
  4. Memaparkan bagaimana upaya memiliki pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang baik.

1.4  Manfaat
Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian, macam-macam, unsur-unsur, dan upaya memiliki pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang baik.
  


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani.[1]Pandangan Hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia ini.[2] Jadi, pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan, pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,dan petunjuk untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani agar selamat dunia dan akhirat.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[3] Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.[4] Jadi, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik yang disengaja maupun tidak disengaja, sehingga menimbulkan kewajiban atas suatu tindakan yang harus segera dilakukan.
Harapan artinya keinginan yang belum terwujud.[5] Kata “harapan” berasal dari kata “harap”, artinya suatu keinginan, permohonan, penantian. Adapun kata “harapan” itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang belum terwujud dan diupayakan agar terwujud.[6] Jadi, harapan adalah suatu keinginan, permohonan, penantian yang belum terwujud dan harus diupayakan agar terwujud.


2.2 Macam-Macam Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan
a. Macam-Macam Pandangan Hidup
Klasifikasi pandangan hidup berdasarkan asalnya terdiri dari tiga macam, yaitu: pertama, pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang muklak kebenarannya. Disini, banyak manusia yang pandangan hidupnya kurang kuat hingga banyak manusia yang berputus asa dan akhirnya bunuh diri. Perilaku ini seringkali terjadi dikalangan remaja. Remaja-remaja yang pandangan hidupnya benar, akan senantiasa mendekatkan diri pada Penciptanya. Sehingga segala masalah yang dihadapi dapat terselesaikkan dengan baik.
Kedua, pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut. Ketiga, pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.[7]
b. Macam-Macam Tanggung Jawab
  1. Tanggung Jawab pribadi
Manusia sebagai individu memiliki pribadi yang utuh, dalam berpendapat berperasaan, berangan-angan, bertindak dan lain sebagainya. Manusia harus dapat mempertanggung jawabkan atas semua apa yang telah dikerjakan.
  1. Tanggung Jawab kepada Keluarga
Keluarga dalam lingkup terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya, entah menyangkut nama baik keluarga dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keluarga. Yangmana, tanggung jawab ini mencakup kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
  1. Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, berprilaku, berbicara,dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.[8]

  1. Tanggung Jawab kepada bangsa/negara
Setiap manusia merupakan warga suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh negaranya. Maka mereka harus dapat bertanggung jawab dengan baik, agar tercipta persatuan dan kesatuan tiap warga negara
  1. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia dapat mengembalikan diri sendiri dengan sarana yang ada pada dirinya sendiri yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Penderitaan akibat kelalaian manusia adalah tanggung jawabnya sendiri. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala misalnya dengan hartanya, kekuasaannya atau kekuatannya (ancama), ia akan pernah lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.[9]
c. Macam-Macam Harapan
Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam, yang merupakan lima harapan manusia yaitu:
1.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival).
2.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety).
3.      Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love).
4.      Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
5.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).[10]

2.3 Unsur-unsur pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan harapan
a. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Unsur-unsur pandangan hidup yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,dan keyakinan atau kepercayaan. Cita-cita adalah apa yang di inginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, dan tentram. Usaha atau perjungan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan atau kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.[11]
  1. Cita-cita
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.[12]
            Apabila cita-cita tidak mungkin atau belum dipenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidk mungkin dilakukan. Misalnya, seorang anak bercita-cita menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.  Dalam mencapai cita-citanya terdapat tiga faktor:
1.      Faktor manusia. Cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya (ada yang berkemauan dan ada yang tidak berkemauan). Orang yang tidak berkemauan cita-citanya hanya berupa khayalan, sedangkan orang yang berkemauan cita-citanya akan tercapai.
2.      Faktor kondisi. Didalamnya terdapat faktor yang mempercepat dan faktor yang menghambat tercapainya suatu cita-cita.
3.      Faktor tinggi cita-cita. Tingginya cita-cita harus disesuaikan dengan potensi atau kemampuan.
  1. Kebajikan
Kebajikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan kebaikan yang sesuai dengn norma-norma agama dan etika. Untuk mengetauhi apa itu kebajikan, dapat dilihat dari tiga segi yaitu: manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, manusia sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai makhluk pribadi manusia bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh suara hati yang selalu membisikkan hal-hal yang baik. Suara hati merupakan pengontrol untuk diriya sendiri. Dan kebajikan ditunjukkan melalui perilaku atau tingkah laku. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang ada tiga:
1.              Faktor bawaan
Faktor bawaan ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Masing-masing keturunan pembawaanya tidak sama walaupun sekandung. Dalam artian, tempramental masing-masing anak tidak sama walaupun sekandung
2.              Fator lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor pembentuk kepribadian seseorang, yang meliputi, keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua menjadi panutan seorang anak. Jika orang tua memberi keteladan baik maka anak akan meniru perbuatan baik tersebut. Akan tetapi, jika orang tuanya memberikan keteladan buruk, maka anaknya akan meniru perbuatan buruk tersebut. Dalam lingkungan sekolah, tokoh panutannya lebih luas dibandingkan dalam keluarga. Seperti guru, kepala sekolah, staf-staf, teman, dan warga sekolah. Dalam lingkungan masyarakat, masyarakat menjadi pembentuk kepribadian penyempurna setelah keluarga dan sekolah. Yangmana, pada umumnya anak-anak kota lebih terampil daripada anak pendesaan. Namun dalam hubungan bermasyarakat, anak-anak desa lebih unggul.
3.              Faktor pengalaman
Faktor pengalaman berupa faktor pengalaman yang bersifat positif dan ada faktor pengalaman yang bersifat negatif. Faktor pengalaman dapat menjadi bekal yang selalu di pergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil tindakan.

  1. Usaha
Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Jadi usaha itu sangat dibutuhan untuk menjadikan hidup lebih sempurna jika seseorang bercita-cita menjadi apa yang diinginkan ia harus berkerja keras untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan dalam berusaha ia harus bekerja keras tdak boleh bermalas-malasan dan lalai dalam mengerjakan sesuatu semua haruskan dengnan tempat dan waktunya.
Dalam agampun diperintahkan untuk bekerja keras sperti hadist yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW yang di tujukan kepada umatnya: “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selamanya,dan beridahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Dan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11, Allah SWT berfirman:”Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.[13]
Dalam bekerja keras, manusia dibatasi oleh kemampuan. Kemampuan itulah yang mengakibatkan tingkat kemakmuran antara manusia yang satu dengan manusia yang lain mengalami perbedaan. Kemampuan itu dibatasi dalam keaadaan fisik dan keahlian/keterampilan. Misalnya, orang yang bekerja dengan keadaan fisik yang lemah akan memperoleh hasil yang sedikit, sedangkan orang yang memiliki keahlian atau keterampilan akan memperoleh hasil yang banyak dibandingan dengan orang yang memiliki keahlian atau keterampilan yang sedikit.
  1. Keyakinan/Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima dari orang lain kebeneran pengetahuan yang di dapat dari orang lain itu disebabkan karea orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberi tahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengentahuan yang diterima dari orang lain atas kewibaannya disebut kepercayaan. Makin besar kewibaan orang yang memberi tahu pengetahuan tersebut makin besar kepercayaan orang lain terhadapnya.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati orang yang beragama itu. Hak atas keyakinan pribadi merupakan dasar dan penghargaan diri dari semua orang yang beragama.
b. Unsur-Unsur Tanggung Jawab
Unsur-unsur tanggung jawab meliputi kesadaran, pengabdian, pengorbanan. Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah tebuka tentang apa yang telah dikerjakan.[14] Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.[15] Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran.[16]
Jadi, kesadaran itu dibutuhkan pertama kali untuk dapat melaksanakan tanggung jawab terutama kesadaran yang tinggi. Setelah itu baru akan timbul pengabdian yang mengakibatkan harus adanya pengorbanan.
c. Unsur-Unsur Harapan
Menurut kodratnya, dalam diri manusia ada dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu adalah menangis, tertawa, berpikir, berkata, dan sebagainya. Adapun dorongan kebutuhan hidup adalah dorongan untuk mencapai.[17]
            Unsur-unsur harapan hanya berupa keinginan/cita-cita. Keinginan itu akan terwujud jika manusia mau berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan tindakan yang sungguh-sungguh, dan tidak lupa juga diimbangi dengan keahlian/potensi yang dimiliki.

2.4 Upaya Memiliki Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, Harapan Baik
a)      Mengenal terlebih dahulu pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang ingin dicapai.
b)      Mengerti pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang hendak dicapai.
c)      Menghayati pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang akan dicapai.
d)     Meyakini pentingnya pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan yang akan dicapai.
e)      Direalisasikan melalui tindakan agar pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan agar terwujud.
f)       Memunculkan pengabdian dalam diri agar pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan semakin kuat.
g)      Mengamankan pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan dalam diri sendiri agar tidak tergoyahkan.



BAB III
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Jadi, eksistensi pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain yang menentukan keberhasilan seseorang dalam hidup didunia lebih-lebih diakhirat. Adapun macam-macam dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan.1) Macam-macam pandangan hidup, yaitu: pandangan hidup yang berasal dari agama, pandangan hidup yang berupa ideology, dan pandangan hidup hasil renungan. 2) Macam-macam tanggung jawab, yaitu: tanggung jawab pribadi, kepada keluarga, masyarakat, bangsa/negara, dan Tuhan. 3) Macam-macam harapan menurut Abraham Maslow, yaitu: Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival), keamanan (safety), hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love), status atau untuk diterima atau diakui lingkungan, dan perwujudan dan cita-cita (self actualization).
Adapun unsur-unsur dari pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan. 1). Unsur-unsur pandangan hidup yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,dan keyakinan atau kepercayaan. 2). Unsur-unsur tanggung jawab meliputi kesadaran, pengabdian, pengorbanan. 3). Unsur-unsur harapan hanya berupa keinginan/cita-cita. Upaya Memiliki Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, Harapan Baik, yaitu: mengenal, mengerti, menghayati, merealisasikan melalui tindakan, memunculkan, mengamankan pandangan hidup, tanggung jawab, dan harapan dalam diri sendiri agar tidak tergoyahkan.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan, karena penulis hanyalah manusia biasa. Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Sekian dari penulis, semoga dapat di terima dihati dan terimakasih yang sebesar-besarnya.



DAFTAR PUSTAKA
Djoko Widagdho, dkk. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2012.
Mawardi dan Nur Hidayati. IAD ISD IBD, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. MKDU Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Gunadarma ,1996.
Sujarwa. Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
Daradjat, Zakiah. Remaja, Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1995



[1] Mawardi dan Nur Hidayati, IAD ISD IBD  (Bandung: Pustaka setia,2009), hal. 177.
[2] Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, MKDU Ilmu Budaya Dasar  (Jakarta: Gunadarma,1996), hal. 135.
[3] Hidayati, IAD, hal. 178.
[4] Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), hal. 107.
[5] Hidayati, IAD, hal. 181.
[6] Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya, hal. 133.
[7] Muchji, MDKU, hal. 135-136
[8] Hidayati, IAD, hal. 179
[9] Ibid. Hal. 180
[10] Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hal. 187.
[11] Muchji, MKDU, hal. 136.
[12] Ibid.

[13] Ibid. Hal. 141
[14] Widagdho, dkk, Ilmu Budaya, hal. 152.
[15] Ibid. Hal. 149.
[16] Ibid. Hal. 153.
[17] Hidayati, IAD, hal.182.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar