AL FANA’WA AL BAQA’, AL ITTIHAD, AL HULUL,
WAHDATUL WUJUD
Dosen Pengampu: Zainol Hasan , Drs. M.Ag
Disusun Oleh:
1.
Rudiyanto
2.
Sitti Zainab
3.
Syifanajuwa
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telat melimpahkan hidayah dan inayahnya
kepada kami sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan berbagai macam referensisehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang Al Fana’wa Al Baqa’, Al Ittihad, Al
Hulul, Wahdatul Wujud ini dapat
memberikan manfaat maupun menginspirasi bagi pembaca.
Sampang, 22september 2016
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Al Fana’ Wa Al
Baqa’
3
a.
Pengertian
b.
Tujuan dan Kedudukan
c.
Tokoh dan Ajaran
B. Al Ittihad…………………………………………………………………..4
a. Pengertian
C. Al
Hulul……………………………………………………………………4
a.
Pengertian
b.
Tujuan dan Kedudukan
c.
Tokoh dan Ajaran
D. Wahdatul
Wujud…………………………………………………………..5
a. Pengertian
b. Tokoh dan Ajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
7
Saran……………………………………………………………………….....7
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam adalah agama yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul mulai
dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.Islam pula adalah satu-satunya agama
yang di ridhai oleh Allah SWT. Oleh karena Islam adalah agama yang Allah ridhai
dan yang menjadi beban dan amanat yang para Nabi dan Rasul harus sampaikan
kepada ummatnya, sudah tentu Islam adalah agama yang syumuliyah (mencakup
segala aspek kehidupan ini).
Sebagaimana Nabi Muhammad diutus
untuk memperbaiki akhlak ummat, maka Islam mengajarkan hal-hal yang berkaitan
dengan akhlak manusia.Salah satu yang termasuk adalah akhlak tasawuf yaitu
merupakan disiplin ilmu murni dalam Islam yang didalamnya dibahas beberapa maqamat
dan ahwal untuk mencapai ma’rifat.Diantaranya adalah Al Fana’wa Al Baqa’, Al
Ittihad, Al Hulul, Wahdatul Wujud.
Maka dalam makalah ini kami akan
membahas tentang Al Fana’ wall Baqa’, Al Ittihad, Al Hulul, Wahdatul Wujud agar
pembaca mengetahui konsep akhlak tasawuf.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok permasalahan yang
dijadikan sebagai objek pembahasan :
1.
Apakah pengertian, tujuan, kdudukan dari Al Fana wa Al Baqa’ ?
2.
Siapakah tokoh-tokoh dari Al
Fana wa Al Baqa’ ?
3.
Apakah pengertian dari Al Ittihad ?
4.
Apakah pengertian dan tujuan dari Al Hulul ?
5.
Siapakah tokoh ajaran dari Al Hulul ?
6.
Apakah pengertian dari Wahdatul Wujud ?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini :
1.
Mengetahui dan memahami pengertian, tujuan dan kedudukan serta
tokoh dan ajaran Al Fana wa Al Baqa’
2.
Mengetahui dan memahami pengertian Al Ittihad
3.
Mengetahui dan memahami pengertian, tujuan dan tokoh Al Hulul
4.
Mengetahui dan memahami pengertian Wahdatul Wujud
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Al
Fana wa Al Baqa’
a. Pengertian
Dari segi bahasa Al
Fana berarti hilangnya wujud sesuatu.Fana artinya tidak tampak
sesuatu. Adapun arti fana menurut ulama Sufi dari kalangan Tasawuf Sunni
berpandangan bahwa yang disebut Fana’ adalah penghancuran diri, yaitu
hancurnya perasaan atau kesadaran akan adanya tubuh kasar manusia. Berarti
hilangnya kesadaran akan dirinya dan kesadaran akan adanya makhluk lain. Baqa’secara
bahasa berasal dari kata baqiyayang memiliki arti tetap, kekal.Dalam
terminologi tasawuf, baqa’ adalah tetapnya sifat-sifat Allah yang
terpuji. Dengan kata lain baqa’adalah kelanjutan dari fana’,
yaitu hilangnya kesadaran dan hawa nafsu seseorang, dan tetapnya sifat-sifat
Allah yang terpuji dalam diri orang tersebut.
b.
Tujuan dan Kedudukan Fana dan Baqa’
Tujuan Fana dan Baqa’ adalah mencapai penyatuan secara ruhaniyah
dan bathiniyah dengan Allah sehingga yang disadarinya hanya Allah dalam
dirinya.Sedangkan kedudukan dari Fana dan Baqa’ merupakan hal, karena hal yang
demikian itu terjadi terus-menerus dan juga karena dilimpahkan oleh Allah.
c.
Tokoh dan Ajaran
·
Abu Yazid al-Bushtami
Mengajarkan
al-fana’ dengan tujuan menemui Allah. Sebagai Sufi yang pertama kali
memperkenalkan faham fana’ dan baqa’ yaitu “manusia mengalami pengalaman batin
bersatu dengan Tuhan”.
·
Abu Bakar M. Kalabadzi
Al
fana’ sebagai hilagnya semua keinginan seseorang, ia kehilangan segala
perasaanya dari dapat membedakan sesuatu dengan sadar, serta menghilangkan
semua kepentingan ketika bebuat sesuatu. Baqa’ berarti para sufi meluruh dari
sesuatu yang menjadi miliknya.
·
Junaid al-Baghdadi
Al fana’ adalah peluruhan dalam esensi ilahi, yaitu dalam keaungan
mutlak. Tuhan diyakini sebagai Zat teragung dari Diri yng tak termanefestasikan.
·
Al-Qusyairi
Fana’
adalah yaitu penghancuran diri yaitu hancurnya perasaan atau kesadaran akan
adanya tubuh kasar manusia. Baqa’ adalah pengenalan hal serupa dengan sifat
tubuh.
B. Al Ittihad
a.
Pengertian
Dilihat
dari sudut etimologi, ittihad (al ittihad) berarti persatuan.Al
ittihad adalah suatu tingkatan dalam tasawuf ketika seorang Sufi merasa
dirinya bersatu dengan Tuhannya.Al ittihad terjadi ketika seorang Sufi
mengalami Fana’ yaitu hilangnya kesadaran diri sehingga ia mengeluarkan
kata-kata ganjil yang dinamakan syathahat. Dalam metode tasawuf yang
dilihat hanya satu wujud yang berpisah dari yang lain karena yang dilihat dan
dirasakan hanya satu wujud.
Dalam situasi yang demikian itu
seorang Sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan.Dimana yang mencintai
(manusia) dan yang dicintai (Tuhan) menjadi satu, bahkan antara keduanya
terjadi saling memanggil dengan kata “Hai aku”.Syathahat yang keluar
dari mulut Abu Yazid diantaranya adalah perkataan “Maha Suci Aku, Maha Besar
Aku” maka yang dimaksud Aku disitu bukan Sufi sendiri, tetapi Sufi yang
telah bersatu batin dan rohaninya dengan Tuhan melalui Fana’ dan
Baqa’.
C. Al Hulul
a. Pengertian
Dari
segi bahasa Al-Hulul berarti menempati.Dalam istilah tasawuf hulul berarti
ajaran yang menyatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk
mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaannya dihilangkan.
Faham Al Hulul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham Al
Ittihad yang dipopuerkan oleh Abu Yazid al-Bustami. Tetapi dua ajaran ini
berbeda.Dalam ajaran Al Ittihad yang dilihat hanya satu wujud yaitu Tuhan
saja.Sedangkan dalam ajaran Al Hulul disana ada dua wujud tetapi bersatu dalam
satu tubuh.
b. Tujuan
Al-Hulul
dapat dikatakan sebagai suatu tahap dimana manusia dan tuhan bersatu secara
rohaniah.Dengan demikian tujuan Al Hulul adalah untuk mencapai persatuan secara
batin yaitu pada saat kebatinan seorang insan telah suci bersih dalam menempuh
perjalanan hidup.
c. Tokoh dan Ajaran
Sebaaimana telah disebutkan diatas, bahwa
tokoh yang mengembangkan paham Al Hulul adalah Abu al Mughist al Husain ibn al
Mansur ibn Muhammad al Badhawi al Hallaj. Ajaran al Hallaj yang terkenal adalah
al hulul yang melahirkan wahdat al syuhud dan wihdat al wujud (kesatuan wujud)
yang dikembangkan oleh ibn Arabi. Al Hallaj memang mengaku dirinya bersatu
dengan Tuhan.
D. Wahdatul Wujud
a. Pengertian
Wahdatul Wujud yang terdiri dari dua
kata, yaitu Wahdat yang artinya sendiri,
tunggal, atau kesatuan, sedangkan Al-Wujud artinya ada. Dengan demikian
Wahdatul Wujud memiliki arti kesatuan wujud.yaitu bersatunya Tuhan dengan
manusia yang telah mencapai hakiki atau dipercaya telah suci.
b. Tokoh dan Ajaran
·
Muhy Al-Din Ibnu Arabi
Menurut Hamka, Ibnu Arabi dapat disebut sebagai orang yang telah
sampai pada puncak wahdatul wujud. Dia telah menegakkan
pahamnya dengan berdasarkan renung pikir dan filsafat dan zauq tasawuf. Ia
menyajikan ajaran tasawufnya dengan bacaan yang agak berbelit-belit dengan
tujuan untuk menghindari tuduhan, fitnah, dan ancaman kaum awam sebagai mana
dialami Al-Hallaj. Baginya, wujud itu hanya satu. Wujudnya makhluk adalah ‘ain
ujud Khaliq. Dalam Futuhat Al-Makkah, Ibnu Arabi berkata, ”Wahai yang
Menjadikan segala sesuatu pada dirinya Engkau bagi apa yang Engkau jadikan,
mengumpulkan apa yang Engkau jadikan, barang yang tak berhenti adanya pada
Engkau Maka engkaulah yang sempit dan lapang.
Ringkasannya tasawuf
Ibnu Arabi yang bersatu dengan Tuhan bukan hanya manusia tetapi semua makhluk.
Semuanya mempunyai wujud satu dengan Tuhan. Oleh sebab itu ada orang yang
menyebut filsafat Ibnu Arabi ini panteisme, sungguhpun nama itu tidak sesuai
dengah Wahdah Al-wujud.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fana adalah proses
menghancurkan diri bagi seorang sufi agar dapat bersatu dengan Tuhan. Sedangkan
Baqa adalah sifat yang mengiringi dari proses fana dalam penghancuran diri
untuk mencapai ma’rifat. Secara singkat, Fana adalah gugurnya sifat-sifat
tercela, sedangkan Baqa adalah berdirinya sifat-sifat terpuji. Adapun tujuan
Fana dan Baqa adalah mencapai penyatuan secara ruhaniyah dan bathiniyiah dengan
Tuhan sehingga yang disadarinya hanya Tuhan dalam dirinya. Sedangkan kedudukan
Fana dan Baqa merupakan hal. Dalam sejarah tasawuf, Sufi yang pertama kali
memperkenalkan paham Fana dan Baqa adalah Abu Yazid al-Bustami. Ittihad adalah
kondisi penyatuan hamba dengan tuhannya, setelah melalui peniadaan diri,
penyaksian, penemuan zat dengan rasa kenikmatan yang luar biasa, maka ini juga
yang disebut kebahagiaan yang tinggi atau kebahagiaan yang sempurna. Hulul
diartikan sebagai penyatuan hamba dengan tuhannya, setelah zatNya melebur
kedalam tubuh hambaNyan Wihdatu al-wujud yaitu kesatuan dari dua wujud yang
berbeda yaitu wujud pencipta atau tuhan (al-khaliq)dan wujud ciptaan atau hamba (al makhluq). Wahdat al-wujud
adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu wahdat dan al-wujud. Wahdat
artinya sendiri, tunggal, atau kesatuan, sedangkan al-wujud artinya ada. Dengan
demikian wahdat al-wujud berarti kesatuan wujud. Kata wahdah selanjutnya
digunakan untuk arti yang bermacam-macam.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini
maupun dalam penyajiannya kami selaku manusia biasa menyadari adanya beberapa
kesalahan oleh karena itu kami mnegharapkan kritik maupun saran khususnya dari
Dosen Pembimbing Bapak Zainol Hasan Drs.
M.Ag yang bersifat membantu dan
membangun agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan
makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
H. Mohammad Muchlis Solichin, M.Ag. Akhlak
dan Tasawuf, (Surabaya:Pena Salsabila,2014)
Drs.
Totok Jumantoro, M.A dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf, (Amzah,2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar