Rabu, 25 Desember 2019

AL FANA’WA AL BAQA’, AL ITTIHAD, AL HULUL, WAHDATUL WUJUD

AL FANA’WA AL BAQA’, AL ITTIHAD, AL HULUL, WAHDATUL WUJUD
Dosen Pengampu: Zainol Hasan , Drs. M.Ag
 




Disusun Oleh:
1.   Rudiyanto
2.   Sitti Zainab
3.   Syifanajuwa


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016




KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telat melimpahkan hidayah dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan berbagai macam referensisehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Al Fana’wa Al Baqa’, Al Ittihad, Al Hulul, Wahdatul Wujud ini dapat  memberikan manfaat maupun menginspirasi bagi pembaca.


Sampang, 22september 2016

                                                                                      Penulis







DAFTAR ISI


JUDUL…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah 1
C.     Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Al Fana’ Wa Al Baqa’ 3
a.      Pengertian
b.      Tujuan dan  Kedudukan
c.      Tokoh dan Ajaran
B.     Al Ittihad…………………………………………………………………..4
a.       Pengertian
C.     Al Hulul……………………………………………………………………4
a.       Pengertian
b.      Tujuan dan Kedudukan
c.       Tokoh dan Ajaran
D.    Wahdatul Wujud…………………………………………………………..5
a.       Pengertian
b.      Tokoh dan Ajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 7
Saran……………………………………………………………………….....7
DAFTAR PUSTAKA iv





BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
          Islam adalah agama yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.Islam pula adalah satu-satunya agama yang di ridhai oleh Allah SWT. Oleh karena Islam adalah agama yang Allah ridhai dan yang menjadi beban dan amanat yang para Nabi dan Rasul harus sampaikan kepada ummatnya, sudah tentu Islam adalah agama yang syumuliyah (mencakup segala aspek kehidupan ini).
            Sebagaimana Nabi Muhammad diutus untuk memperbaiki akhlak ummat, maka Islam mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan akhlak manusia.Salah satu yang termasuk adalah akhlak tasawuf yaitu merupakan disiplin ilmu murni dalam Islam yang didalamnya dibahas beberapa maqamat dan ahwal untuk mencapai ma’rifat.Diantaranya adalah Al Fana’wa Al Baqa’, Al Ittihad, Al Hulul, Wahdatul Wujud.
            Maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang Al Fana’ wall Baqa’, Al Ittihad, Al Hulul, Wahdatul Wujud agar pembaca mengetahui konsep akhlak tasawuf.
B.       Rumusan Masalah
          Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok permasalahan yang dijadikan sebagai objek pembahasan :
1.      Apakah pengertian, tujuan, kdudukan dari Al Fana wa Al Baqa’ ?
2.      Siapakah tokoh-tokoh  dari Al Fana wa Al Baqa’ ?
3.      Apakah pengertian dari Al Ittihad ?
4.      Apakah pengertian dan tujuan dari Al Hulul ?
5.      Siapakah tokoh ajaran dari Al Hulul ?
6.      Apakah pengertian dari Wahdatul Wujud ?

C.      Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini :
1.      Mengetahui dan memahami pengertian, tujuan dan kedudukan serta tokoh dan ajaran Al Fana wa Al Baqa’
2.      Mengetahui dan memahami pengertian Al Ittihad
3.      Mengetahui dan memahami pengertian, tujuan dan tokoh Al Hulul
4.      Mengetahui dan memahami pengertian Wahdatul Wujud




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Al Fana wa Al Baqa’
a.    Pengertian
            Dari segi bahasa Al Fana berarti hilangnya wujud sesuatu.Fana artinya tidak tampak sesuatu. Adapun arti fana menurut ulama Sufi dari kalangan Tasawuf Sunni berpandangan bahwa yang disebut Fana’ adalah penghancuran diri, yaitu hancurnya perasaan atau kesadaran akan adanya tubuh kasar manusia. Berarti hilangnya kesadaran akan dirinya dan kesadaran akan adanya makhluk lain. Baqa’secara bahasa berasal dari kata baqiyayang memiliki arti tetap, kekal.Dalam terminologi tasawuf, baqa’ adalah tetapnya sifat-sifat Allah yang terpuji. Dengan kata lain baqa’adalah kelanjutan dari fana’, yaitu hilangnya kesadaran dan hawa nafsu seseorang, dan tetapnya sifat-sifat Allah yang terpuji dalam diri orang tersebut.
b.    Tujuan dan Kedudukan Fana dan Baqa’
                Tujuan Fana dan Baqa’ adalah mencapai penyatuan secara ruhaniyah dan bathiniyah dengan Allah sehingga yang disadarinya hanya Allah dalam dirinya.Sedangkan kedudukan dari Fana dan Baqa’ merupakan hal, karena hal yang demikian itu terjadi terus-menerus dan juga karena dilimpahkan oleh Allah.
c.    Tokoh dan Ajaran
·         Abu Yazid al-Bushtami
Mengajarkan al-fana’ dengan tujuan menemui Allah. Sebagai Sufi yang pertama kali memperkenalkan faham fana’ dan baqa’ yaitu “manusia mengalami pengalaman batin bersatu dengan Tuhan”.
·         Abu Bakar M. Kalabadzi
Al fana’ sebagai hilagnya semua keinginan seseorang, ia kehilangan segala perasaanya dari dapat membedakan sesuatu dengan sadar, serta menghilangkan semua kepentingan ketika bebuat sesuatu. Baqa’ berarti para sufi meluruh dari sesuatu yang menjadi miliknya.



·         Junaid al-Baghdadi
Al fana’ adalah peluruhan dalam esensi ilahi, yaitu dalam keaungan mutlak. Tuhan diyakini sebagai Zat teragung dari Diri yng tak termanefestasikan.
·         Al-Qusyairi
Fana’ adalah yaitu penghancuran diri yaitu hancurnya perasaan atau kesadaran akan adanya tubuh kasar manusia. Baqa’ adalah pengenalan hal serupa dengan sifat tubuh.

B.  Al Ittihad
a.      Pengertian
Dilihat dari sudut etimologi, ittihad (al ittihad) berarti persatuan.Al ittihad adalah suatu tingkatan dalam tasawuf ketika seorang Sufi merasa dirinya bersatu dengan Tuhannya.Al ittihad terjadi ketika seorang Sufi mengalami Fana’ yaitu hilangnya kesadaran diri sehingga ia mengeluarkan kata-kata ganjil yang dinamakan syathahat. Dalam metode tasawuf yang dilihat hanya satu wujud yang berpisah dari yang lain karena yang dilihat dan dirasakan hanya satu wujud.
Dalam situasi yang demikian itu seorang Sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan.Dimana yang mencintai (manusia) dan yang dicintai (Tuhan) menjadi satu, bahkan antara keduanya terjadi saling memanggil dengan kata “Hai aku”.Syathahat yang keluar dari mulut Abu Yazid diantaranya adalah perkataan “Maha Suci Aku, Maha Besar Aku” maka yang dimaksud Aku disitu bukan Sufi sendiri, tetapi Sufi yang telah bersatu batin dan rohaninya dengan Tuhan melalui Fana’ dan Baqa’.

C.  Al Hulul
a.      Pengertian
            Dari segi bahasa Al-Hulul berarti menempati.Dalam istilah tasawuf hulul berarti ajaran yang menyatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaannya dihilangkan. Faham Al Hulul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham Al Ittihad yang dipopuerkan oleh Abu Yazid al-Bustami. Tetapi dua ajaran ini berbeda.Dalam ajaran Al Ittihad yang dilihat hanya satu wujud yaitu Tuhan saja.Sedangkan dalam ajaran Al Hulul disana ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh.
b.      Tujuan
            Al-Hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap dimana manusia dan tuhan bersatu secara rohaniah.Dengan demikian tujuan Al Hulul adalah untuk mencapai persatuan secara batin yaitu pada saat kebatinan seorang insan telah suci bersih dalam menempuh perjalanan hidup.
c.       Tokoh dan Ajaran
Sebaaimana telah disebutkan diatas, bahwa tokoh yang mengembangkan paham Al Hulul adalah Abu al Mughist al Husain ibn al Mansur ibn Muhammad al Badhawi al Hallaj. Ajaran al Hallaj yang terkenal adalah al hulul yang melahirkan wahdat al syuhud dan wihdat al wujud (kesatuan wujud) yang dikembangkan oleh ibn Arabi. Al Hallaj memang mengaku dirinya bersatu dengan Tuhan.

D.  Wahdatul Wujud
a.       Pengertian
            Wahdatul Wujud yang terdiri dari dua kata, yaitu Wahdat  yang artinya sendiri, tunggal, atau kesatuan, sedangkan Al-Wujud artinya ada. Dengan demikian Wahdatul Wujud memiliki arti kesatuan wujud.yaitu bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai hakiki atau dipercaya telah suci.
b.      Tokoh dan Ajaran
·         Muhy Al-Din Ibnu Arabi
Menurut Hamka, Ibnu Arabi dapat disebut sebagai orang yang telah sampai pada puncak wahdatul wujud. Dia telah menegakkan pahamnya dengan berdasarkan renung pikir dan filsafat dan zauq tasawuf. Ia menyajikan ajaran tasawufnya dengan bacaan yang agak berbelit-belit dengan tujuan untuk menghindari tuduhan, fitnah, dan ancaman kaum awam sebagai mana dialami Al-Hallaj. Baginya, wujud itu hanya satu. Wujudnya makhluk adalah ‘ain ujud Khaliq. Dalam Futuhat Al-Makkah, Ibnu Arabi berkata, ”Wahai yang Menjadikan segala sesuatu pada dirinya Engkau bagi apa yang Engkau jadikan, mengumpulkan apa yang Engkau jadikan, barang yang tak berhenti adanya pada Engkau Maka engkaulah yang sempit dan lapang.
          Ringkasannya  tasawuf Ibnu Arabi yang bersatu dengan Tuhan bukan hanya manusia tetapi semua makhluk. Semuanya mempunyai wujud satu dengan Tuhan. Oleh sebab itu ada orang yang menyebut filsafat Ibnu Arabi ini panteisme, sungguhpun nama itu tidak sesuai dengah Wahdah Al-wujud.





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan  
                Fana adalah proses menghancurkan diri bagi seorang sufi agar dapat bersatu dengan Tuhan. Sedangkan Baqa adalah sifat yang mengiringi dari proses fana dalam penghancuran diri untuk mencapai ma’rifat. Secara singkat, Fana adalah gugurnya sifat-sifat tercela, sedangkan Baqa adalah berdirinya sifat-sifat terpuji. Adapun tujuan Fana dan Baqa adalah mencapai penyatuan secara ruhaniyah dan bathiniyiah dengan Tuhan sehingga yang disadarinya hanya Tuhan dalam dirinya. Sedangkan kedudukan Fana dan Baqa merupakan hal. Dalam sejarah tasawuf, Sufi yang pertama kali memperkenalkan paham Fana dan Baqa adalah Abu Yazid al-Bustami. Ittihad adalah kondisi penyatuan hamba dengan tuhannya, setelah melalui peniadaan diri, penyaksian, penemuan zat dengan rasa kenikmatan yang luar biasa, maka ini juga yang disebut kebahagiaan yang tinggi atau kebahagiaan yang sempurna. Hulul diartikan sebagai penyatuan hamba dengan tuhannya, setelah zatNya melebur kedalam tubuh hambaNyan Wihdatu al-wujud yaitu kesatuan dari dua wujud yang berbeda yaitu wujud pencipta atau tuhan (al-khaliq)dan wujud ciptaan atau hamba (al makhluq).      Wahdat al-wujud adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu wahdat dan al-wujud. Wahdat artinya sendiri, tunggal, atau kesatuan, sedangkan al-wujud artinya ada. Dengan demikian wahdat al-wujud berarti kesatuan wujud. Kata wahdah selanjutnya digunakan untuk arti yang bermacam-macam.

B.     Saran
                Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan oleh karena itu kami mnegharapkan kritik maupun saran khususnya dari Dosen Pembimbing Bapak Zainol Hasan Drs. M.Ag yang bersifat membantu dan membangun agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA


Dr. H. Mohammad Muchlis Solichin, M.Ag. Akhlak dan Tasawuf, (Surabaya:Pena Salsabila,2014)
Drs. Totok Jumantoro, M.A dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf, (Amzah,2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar