Rabu, 25 Desember 2019

TUGAS SEORANG GURU DALAM PROSES PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam sebuah pendidikan, terdapat proses belajar mengajar. Baik di kelas maupun di luar kelas. Proses belajar mengajar tersebut tidak terlepas dari seorang pendidik. Ustad, guru, dan lain sebagainya. Jika mendengar kata guru, selalu teringat dengan sebuah arti digugu dan ditiru. Kemudian, dalam hal ini guru memiliki berbagai macam sikap dan tindakan-tindakan yang harus diperhatikan ketika dalam proses pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tugas pendidik adalah mendidik, yaitu berusaha mengembangkan seluruh potensi peserta didik yaitu dalam ranah  psikomotorik, kognitif, dan efektif. Seorang guru menjadi contoh bukan hanya sebagai seorang pekerja yang hanya dibayar gaji saja akan tetapi bisa mengubah moral dan mental yang didik. Tugas mendidik pada masa kini telah hampir keseluruhan di pegang guru, maka peranan guru-guru pendidik semakin mencabar karena mereka bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi mendidik dan membangun diri murid mereka.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan guru?
2.    Apa saja tugas seorang guru dalam proses pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mendeskripsikan definisi tentang guru.
2.    Untuk mendeskripsikan tugas-tugas guru dalam proses pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Guru
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam pengembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasan. [1]  
Guru adalah orang yang berpengaruh kepada mental dan moral, didalam tersebut ada bentuk interaksi yang bertujuan untuk mentrasfer dan mengaaplikasikan ilmu kepada orang lain dalam sebuah kegiatan belajar dan mengajar, sehingga orang tersebut menjadi insan yang berilmu dan berpendidikan yang mana bisa membagikan ilmu kepada generasi ke generasi.
Guru adalah seseorang yang memilih berbagai pengetahuan yang sesuai dengan siswa. Maka, tugas guru adalah mengajari siswa dengan berbagai pengetahuan dengan cara yang mudah dan setertib mungkin.[2]
Selain itu, guru merupakan seseorang yang memiliki peran penting bagi peserta didik. selain sebagai pengajar, seorang guru juga selalu terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. guru juga salah satu tokoh ideal dalam proses pendidikan, karena dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa. hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat momon sudarma yang mengatakan bahwa guru adalah aktor utama dan terdepan serta orang yang berperan langsung dalam proses belajar mengajar.[3]
Guru faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umummya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.[4]
Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki sikap, kepribadian, dan profesionalitas guru. Kepribadian yang harus tertanam dalam diri seorang guru yaitu kepribadian yang stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Maka dari itu, seorang guru dikatakan sebagai faktor utama dan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar siswa. [5]

B.       Tugas  guru
Sebagai  seorang guru perlu halnya prihatin terhadap kemampuan muridnya dalam menerima ilmu yang telah disampaikan, guru sebaiknya menyediakan dan mendidik generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mewarisi tugas para rasul, maka seorang guru perlu mempunyai sifat-sifat khusus yang tertentu supaya mereka dapat menjalankan peranan mereka sebagai seorang mu’alimin yang baik dan berkualiti mewarisi tugas rosullah, di dalam firman Allah;
ô`tBur ß`|¡ômr& Zwöqs% `£JÏiB !%tæyŠ n<Î) «!$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ tA$s%ur ÓÍ_¯RÎ) z`ÏB tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# ÇÌÌÈ 
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh, dan berkata:”sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?. (QS. Al-Fushshilat: 33)
Oleh karena itu, dalam rangka  dalam menjalankan tugas mulia sebagai pewaris dan penerus risalah Rosulullah , maka tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa setiap pendidik harus memiliki empat  sifat Rosulullah antara lain :
1.        Pendidik seharusnya memliki sifat siddiq, baik kepada Allah, diri sendiri maupun kepada orang lain.
2.        Pendidik seharusnya memiliki sifat fathanah (cerdas) serta intelektual, emosional dan spiritual.
3.        Pendidik seharusnya memiliki sifat amanah, dapat dipercaya dalam menjalnkan tugasnya.
4.        Pendidik seharusnya memiliki sifat tabligh, mampu menyampaikan perintah dalam mengaktualisasikan, hal ini pendidik dituntut untuk menguasai 4 kompetensi, antara lain:
a.         Berkomunikasi dengan peserta didik (communication skill).
b.        Menguasai teori kepemimpinan (leadership skill).
c.         Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM (human resources development skill).
d.        Mengelola sesuatu (managerial skill).
Tugas guru sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan dan masa depan generasi manusia, sehingga kerap sekali mendengar tuntutan dan harapan masyarakat agar guru dapat mencerminkan situasi dan kondisi masyarakat ideal yang akan mendatang, akibat tuntutan yang berlihan sering kali guru mendapat cemooh dari masyarakat ketika hasil kerjanyanya kurang memuaskan kepada masyarakat.[6]
Tugas guru pada dasarnya dapat di kelompokan menjadi tiga kategori, yaitu:
1.      Tugas profensi yakni guru harus melakukan proses pendidikan, pengajaran, dan pelatihan;
2.      Memberikan pendidikan kepada para peserta didik. Dalam hal ini guru harus berupaya agar para siswa dapat meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
3.      Memberikan pengajaran kepada para peserta didik sehingga guru dituntut untuk terampil dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Sebagai orang yang dapat memberikan pelatihan kepada peserta didik. Sehingga guru sendiri harus memiliki berbagai macam keterampilan dan mampu menerapkannya.
5.      Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah yaitu seorang guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.  Guru harus tetap menunjukkan wibawanya namun tidak membuat para peserta didik merasa takut.
6.      Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan segala sesuatu yang telah digariskan oleh bangsa dan negara melalui Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN.[7]
Adapun tugas guru sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik, tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning)  kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.[8]




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.     guru merupakan seseorang yang memiliki peran penting bagi peserta didik. selain sebagai pengajar, seorang guru juga selalu terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. guru juga salah satu tokoh ideal dalam proses pendidikan, karena dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa. hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat momon sudarma yang mengatakan bahwa guru adalah aktor utama dan terdepan serta orang yang berperan langsung dalam proses belajar mengajar.
2.    setiap pendidik harus memiliki empat  sifat Rosulullah antara lain :
a.    Pendidik seharusnya memliki sifat siddiq, baik kepada Allah, diri sendiri maupun kepada orang lain.
b.    Pendidik seharusnya memiliki sifat fathanah (cerdas) serta intelektual, emosional dan spiritual.
c.    Pendidik seharusnya memiliki sifat amanah, dapat dipercaya dalam menjalnkan tugasnya.
d.   Pendidik seharusnya memiliki sifat tabligh, mampu menyampaikan perintah dalam mengaktualisasikan, hal ini pendidik dituntut untuk menguasai 4 kompetensi, antara lain:
1)        Berkomunikasi dengan peserta didik (communication skill).
2)        Menguasai teori kepemimpinan (leadership skill).
3)        Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM (human resources development skill).
4)        Mengelola sesuatu (managerial skill).

B.       Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan mamfaaat kepada para pembaca, dan juga dalam pembahasan yang terdapat pada penjelasan diatas dapat memberi penjelasan kepada pembaca tentang bagaimana tugas yang diemban oleh guru, agar menjadi guru yang profesional, dapat memahami tugas guru dimana seorang guru harus menjadi panutan, maka Tugas guru sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan dan masa depan generasi manusia, sehingga kerap sekali mendengar tuntutan dan harapan masyarakat agar guru dapat mencerminkan situasi dan kondisi masyarakat ideal yang akan mendatang, akibat tuntutan yang berlihan sering kali guru mendapat cemooh dari masyarakat ketika hasil kerjanyanya kurang memuaskan kepada masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA

Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung, CV  Pustaka Setia.
مخلص،  أحمد.  .2009إعداد تعليم اللغة العربية لغير الناطقين به. Pamekasan
 Perpustakaan STAIN Pamekasan Pres
Sudjana, Momon. 2013. Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta, Rajawali Pers.
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta, Esensi Erlangga Group.
Rusman.  2014. Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta,  Rajawali Pers.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung, Remaja Rosdakarya.



[1] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV  Pustaka Setia, 2005), hlm. 65.
[2]  أحمد مخلص، إعداد تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها (Pamekasan: Perpustakaan STAIN Pamekasan Press, 2009)، ص. 44.
[3] Momon Sudjana, Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 130.
[4] Rusman, model-model pembelajaran (Bandung: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 58.
4 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2013), hlm. 15-16.
5 Rusman, Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 73.
6 Ibid., hlm. 74.
7 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),hlm 42.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar