Rabu, 25 Desember 2019

PRINSIP DAN METODE PENDIDIKAN


PRINSIP DAN METODE PENDIDIKAN
MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kiro’atul Qutub Tarbawi 1
Diampu oleh Azhar Amrullah Hafidz; Lc.
           



Disusun oleh:
KELIMPOK 5;
ENNIYATUS SHOLEHAH
IMROM MAULIDI
JANNATUL MA’ALA



PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAM ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017





KATA PENGANTAR

       Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

       Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman saya sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan-masukan yang bersifat untuk membangun untuk kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.    LATAR BELAKANG................................................................................. 1
B.     RUMUSAN MASALAH............................................................................ 1
C.     TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.    PENGERTIAN PRINSIP DAN PENDIDIKAN ISLAM................................. 2
B.     PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM................................... 3
C.     PENGERTIAN METODE DAN PENDIDIKAN...............................................6
D.    DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM....................................................6
E.     PRINSIP-PRINSIP METODE PENDIDIKAN ISLAM...................................7
F.      MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM.................................9
G.    MODEL PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM..........................12
BAB III PENUTUP.....................................................................................16
A.    KESIMPULAN.........................................................................................16
B.     SARAN...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari prinsip dan pendidikan islam?
2.      Apa saja prinsip-prinsip pendidikan islam?
3.      Apa pengertian metode dan pendidikan?





BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN PRINSIP DAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Prinsip

       Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam. Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
       Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul. Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin. Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya meningkatkannya.
       Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:
a.       Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
b.      Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
c.       Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
d.      Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.
            Sesungguhnya dalam pendidikan terdapat banayak unsur yang mengontrol pokok pendidikan yang maju sebagaimana ibu terhadap anak-anaknya. Dari sesuatu yang menjadikan baik atau disebutkan dalam sebuah Negara atau waktu yang tidak baik diceritakan dinegara atau waktu yang lain. Akan tetapi dengan adanya keterangan ini akan tetap berlaku prinsip dan pemikiran yang umum yang berhubungan dengan dan pemikiran serta berhubungan dengan karakter manusia.[1]

·         Pengertian Pendidikan Agama Islam

       Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”. Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya diakhirat”.
       Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.

B.   PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
       Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
       Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS. Al-Ankabut : 45)

b. Prinsip Seimbang
       Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah SWT:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)

3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
       Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata. Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.

4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
      Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.

5. Prinsip Terbuka
       Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.

6. Menjaga Perbedaan Individual
      Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.

7. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis
       Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.

J.      PENGERTIAN METODE DAN PENDIDIKAN
       Pengertian Metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan yaitumeta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Menurut DR. Ahmad Husain al-liqaniy, metode adalah : “Langkah–langkah yang diambil guru guna membantu para murid merealisaikan tujuan tertentu”. Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah Thariqoh yang berarti langkah – langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan Pendidikan maka langkah tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem.

C.    DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
       Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1   Dasar Agamis
       Maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2.      Dasar Biologis
       Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3.      Dasar Psikologis
      Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4.      Dasar sosiologis
       Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.
Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

D.   PRINSIP-PRINSIP METODE PENDIDIKAN ISLAM
       Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode penddikan tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini diharapkan metode pendidikan Islam dapat berfungsi lebih efektif dan efisien dan tidak menyimpang dari tujuan semula dari pendidikan Islam. oleh karena itu, seorang pendidik perlumemperhatikan prinsip-prinsip metode pendidikan, sehingga para pendidik mampu menerapkan metode yang tepat dan cocok sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Mempermudah
       Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalm ilmu pengetahuan dan ketreampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu. Inilah barangkali yang perlu dipahami oleh seorang pendidik. Pendidik tidak harus menggunakan metode yang muluk-muluk sementara materi yang disampaikan tidak mampu diserap oleh peserta didik. Bagaimana peserta didik akan mengaktualisasikan nilai-nilai materi tersebut, sementara materinya itu sendiri belum dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.

2. Berkesinambungan
       Berkesinambungan dijadikan sebagai prinsip metode pendidikan Islam, karena dengan asumsi bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan berlangsung terus menerus, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberikan materi. Jangan hanya karena mengejar target kurikulum seorang pendidik menggunakan metode yang efektif yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif pada peserta didik karena peserta didik merasa dibohongi oleh pedidik.

3. Fleksibel dan Dinamis
       Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis, sebab dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya monoton dan zaklik dengan satu macam metode saja. Seorang pendidik mampu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ditawarkan oleh para pakar yang dianggapnya cocok dan prasarana, situasi dan kondisi lingkungan, serta suasana pada waktu itu. Dan prinsip kedinamisan ini berkaitan erat dengan prinsip berkesinambungan, karena dalam kesinambungan tersebut metode pendidikan Islam akan selalu dinamis bila disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

E.   MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM
       Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
              
1. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a.      Metode ceramah
       yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b.      Metode Diskusi
       yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar atau terbaik.
c.       tanya jawab dan dialog
       yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat. Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d.      Metode perumpamaan atau Metafor
       Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat 41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahuit (Ankabut 41)
e.       Metode hukuman
       yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan kesalahannya.[2]
2. Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
       Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang berdasarkan Metode Qur’an dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a.      Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi
      adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik. Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu:
(1) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya.
(2) Hiwar Washfi,yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat atau dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT berdialog dengan malaikat tentang orang-orang zalim.
(3) Hiwar Qishashi terdapat dalam al-Qur’an, yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari Uslub kisah dalam Al-Qur’an. Seperti Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85.
(4) Hiwar Jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur’an terdapat dalam Surat An-Najm ayat 1-5.
(5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b.      Metode Amtsal (perumpamaan) Qur’an
      adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
c.       Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
      adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur’ani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan yang sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.

d.      Metode keteladanan
      adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi yang tidak baik juga ditiru.

e.       Metode Ibrah dan Mau’izah
      Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan
f.       Metode Targhib dan Tarhib
      Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena dosa yang dilakukan.
g.      Metode Pembiasaan
      adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak dia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.

F.   MODEL PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1.      Pengertian
Pendekatan merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kata approach, yang diartikan dengan come near (menghampiri), dan go to (jalan ke), dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabib Thaha sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, di mana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Pendekatan juga bisa dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan keefisienan dalam proses pembelajaran suatu materi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan, yang selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.
2.      Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam, di antaranya:
a.       Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu dengan cara memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual ataupun kelompok.
Syaiful Bahri Djamrah sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mengatakan bahwa pengalaman yang dilalui oleh seseorang merupakan guru yang terbaik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga, belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari sekedar bicara tanpa pernah berbuat sama sekali.
Walaupun begitu pentingnya sebuah pengalaman, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada juga suatu pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman bisa disebut mendidik jika pendidik mampu mengarahkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebaliknya, pengalaman dikatakan tidak mendidik jika pendidik justru membawa peserta didik ke arah yang menyeleweng dari tujuan pendidikan, misalnya mengajar anak menjadi seorang pencuri. Ini disebut tidak mendidik karena tujuan pendidikan tidak mengarahkan peserta didik ke arah yang negatif, melainkan ke arah yang positif.
Maka dari itu, pengalaman yang mendidik berpusat pada tujuan positif bagi anak, kontinyu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan dan sesama manusia. Pepatah Arab mengatakan: العلم بلا عمل كشجر بلا ثمر, yang artinya “Ilmu tanpa diiringi dengan amal (pengalaman) itu laksana pohon tanpa buah”. Betapa pentingnya arti sebuah pengalaman sehingga pengalaman dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam.
b.      Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa perencanaan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa perlu dipikirkan lagi.[29] Pendekatan pembiasaan mengajarkan peserta didik agar terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, secara personal maupun kelompok. Untuk dapat memulai kebiasaan yang baik tidaklah mudah, membutuhkan waktu yang lama, tetapi bila kebiasaan itu sudah melekat dalam diri, sulit pula untuk mengubahnya.
Menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak sejak dini sangatlah baik, misalnya membiasakan shalat lima waktu, puasa, dan menolong orang lain. Islam mengajarkan penganutnya untuk dapat membiasakan kebiasaan yang baik, dan dengan kebiasaan tersebut diharapkan peserta didik dapat mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.
c.       Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah pendekatan pendidikan yang lebih menekankan perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat meresapi dan merasakan mana yang baik dan buruk.
Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang berperasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniyah maupun rohaniyah. Di dalam alam emosional terdapat perasaan intelektual, estetis, etis, sosial dan harga diri.
Pada dasarnya, emosional seseorang dapat menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya, misalnya setelah menyaksikan tragedi penganiayaan, pembunuhan, atau pembantaian di televisi, timbullah rasa iba, sedih, simpati, dan empati dalam diri seseorang. Emosi memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Metode yang dapat dipakai dalam pendekatan ini misalnya ceramah, sosiodrama, dan bercerita.
d.      Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang menekankan peran rasio (akal) dalam memahami, menerima dan menghayati ajaran-ajaran Islam. Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan sempurna dan berbeda dengan makhluk yang lain. Yang membedakan antara manusia dan makhluk lain terletak pada akal, karena hanya manusialah yang diberi akal untuk dapat berpikir.
Dengan menggunakan akalnya, manusia dapat membedakan baik dan buruk serta dapat menghayati dan membenarkan ajaran-ajaran Islam. Meskipun di sisi lain kemampuan akal yang dimiliki manusia itu terbatas, tetapi terbukti dengan akalnya manusia dapat mencapai ketinggian ilmu pengetahuan. Itulah yang menyebabkan manusia dikatakan sebagaiالإنسان حيوان الناطيق  (manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi berpikir), oleh karena itu sudah semestinya akal dijadikan sebagai alat untuk merenungi kebesaran Allah dan membuktikan kebenaran ajaran agama Islam.
 Dengan menggunakan akal untuk memahami ayat-ayat Allah, maka keyakinan dalam beragama akan semakin kokoh. Metode yang sesuai dengan pendekatan ini misalnya metode tanya-jawab, kerja kelompok, diskusi, dan pemberian tugas.
e.       Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah usaha memberikan materi pengajaran agama yang menekankan pada aspek kegunaan atau fungsi bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diterima oleh peserta didik bukanlah hanya sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak saat ini dan kehidupan mendatang ketika sudah terjun dalam dunia kemasyarakatan
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Untuk itulah diperlukan metode yang sesuai dalam pendekatan ini, misalnya metode latihan, demonstrasi, tanya-jawab, dan ceramah.
f.       Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memberikan dan memperlihatkan suatu contoh yang baik, hal ini dapat diperlihatkan secara langsung dalam situasi interaksi yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun secara tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.
Suri tauladan yang baik dari seorang pendidik kepada peserta didik adalah kunci kesuksesan dalam mengarahkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Ini dikarenakan kecenderungan anak menganggap bahwa guru merupakan seorang figur yang bisa dijadikan teladan yang baik dalam kehidupannya. Kecenderungan manusia untuk belajar dengan meniru perilaku orang lain, menyebabkan suatu keteladanan menjadi sangat penting dalam proses pendidikan.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
       Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem. Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis. Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode penddikan tersebut Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : Prinsip mempermudah, Berkesinambungan, Fleksibel dan dinamis. Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya.

B.     Saran
       Merupakan salah satu keharusan bagi seorang pendidikan yaitu memiliki metode di dalam mengajarkan ilmunya terutama di dalam pendidikan islam  hal ini di karenakan metode merupakan salah satu hal yang sangat memiliki peran penting dalam rangka mensukseskan proses belajar mengajar dalam pendidikan islam. Oleh karena itu Melalui risalah yang sederhana ini, penulis merasa perlu memberikan saran-saran walaupun sedikit, tetapi semoga bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya maupun bagi orang lain.





DAFTAR PUSTAKA
                
ul Karim Bakkar, Haula At-tarbiyah Wa at-ta’lim, (Damsyik:Darul Qolam 2011(
http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--cahyatrihe
http://jailani-putra.blogspot.co.id/p/metode-metode-pendidiken-islam-dalam-al.html




[1] Abdul Karim Bakkar, Haula At-tarbiyah Wa at-ta’lim, (Damsyik:Darul Qolam 2011( hlm 45.
[2] Nana Syaodih Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar