BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembahasan tentang materi kebudayaan
masyarakat primitive, agraris dan industry merupakan materi yang harus kita
ketahui walau dengan pengetahuan yang tidak sesempurna mungkin, dikarenakan
dengan kita mengetahui tentang kebudayaan masyarakat primitif, agraris dan
kebudayaan merupakan tahap awal kita untuk mengetahui latar belakang masyarakat
yang masih menggantungkan segala aspek kehidupannya terhadap alam dan hingga
perubahan yang telah terjadi saan ini yang telah dominan terhadap pelaksanaan
segala hal hamper 90% telah mengalami perubahan, yaitu dengan adanya alat-alat
teknologi yang modern yang telah sangat membantu kelangsungan kehidupan
masyarakat tentunya. Walau di beberapa daerah masih ada yang tidak mau mengunakan
alat-alat modern serta menolak hal tersebut dikarenakan meeka masih bersi keras
atas kebudayaan yang telah ia anut dari nenek moyangnya yang terdahulu. Namun,
dibalik itu semua masyarakat kita khususnya di Indonesia sudah 90% mengalami
perubahan yang sangat segnifikan disbanding dengan kbudayaan yang telah
terdahulu. Misalnya dengan sector pendapatan dalam hal perekonomian, upaya
mendapatkan pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Terdahulu lebih
dominan dengan mengunakan sekror pertanian yang cara penggarapan dalam bertani
masih mengunakan cara-cara tradisional, seperti halnya mengunakan peraian yang
tergantung pada alam, dan selain itu juga mengunakan sapi dalam bajak sawah.
Namun kini, telah berubah dengan mengunakan perairan (yang telah diolah oleh
manusia, namun mengunakan alat yang modern) begitu pula juga dengan bajak sawah
kinii telah mengunakan traktor, tidak mengunakan sapi kembali.
B.
Rumusan Masalah
1.
ApaYang Dimaksud Dengan Kebudayaan?
2.
Apa Yang Dimaksud Dengan Kebudayaan Masyarakat Primitif?
3.
ApaYang Dimaksud Dengan Kebudayaan Masyarakat Agraris?
4.
ApaYang Dimaksud Dengan Kebudayaan Masyarakat Industri?
C.
Tujuan Permasalahan
1.
Untuk Mengetahui Pengertian Kebudayaan.
2.
Untuk Mengetahui Kebudayaan Masyarakat Primitif.
3.
Untuk Mengetahui Kebudayaan MasyarakatAgraris.
4.
Untuk Mengetahui Kebudayaan Masyarakat Industri.
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Kebudayaan
Kebudayaan ataupun yang disebut dengan peradaban, mengandung pengertian yang luas meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897)
Para ahli sudahbanyak yang menyelidiki berbagai kebudayaan. Dari hasil penyelidikan tersebut timbul dua pemikiran tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban. Pertama, bahwa adanya hukum pemikiran atau perbuatan manusia (baca kebudayaan) dibutuhkan oleh tindakanb esar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya yang sama. Kedua, anggapan bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya. Perlu di catat bahwa kedua pendapat diatas tidak lepas dari kondisi alamnya atau dengan kata lain alam tidak jenuh oleh keadaan yang tidak ada ujung pangkalnya, atau alam tidak pernah bertindak dengan meloncat. Demikian pula proses sejarah bukanhal yang mengikat, tetapi merupakan kondisi ilmu pengetahuan, agama, seni, adat istiadat, dan kehendak semua masyarakat.
Mempelajari pengertian kebudayaan bukan suatu kegiatan yang mudah, mengingat banyaknya batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, dan sumber bacaannya dan literaturnya, baik yang berwujud ataupun yang abstrak yang secara jelas menunjukkan jalan hidup bagi kelompok orang (masyarakat). Demikian pula dalam pendekatan metodenya sudah banyak disiplin ilmu lain seperti Sosiologi, psikologi (perilaku), mengkaji bermacam-macam masalah kebudayaan, yang tingkat kejelasannya bergantung kepada konsep dan penekanan masing-masing unsure konsepnya. Bahkan ada yang bertentangan dalam hal pertanyaan tentang segi epistermologis dan ontologisme. Walaupun demikian,
menurut Kluckhohn (1951) hampir semua antropolog Amerika setuju dengan dalil proposisi
yang diajukan oleh
Herkono dalam bukunya yang berjudul Man and his work tentang teori kebudayaan yaitu:
a)
Kebudayaan dapat
di pelajari.
b)
Kebudayaan bersumber atau berasal dari segi biologis, lingkungan, psikologs, dan komponen sejarah eksternal manusia.
c)
Kebudayaan mempunyai struktur.
d)
Kebudayaan dapat
di pecah-pecah kedalam berbagai aspek.
e)
Kebudayaan bersifat dinamis.
f)
Kebudayaan memiliki variabel.
g)
Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat di analisis dengan metode ilmiah.
h)
Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan totalnya dan menambah arti bagi kesan kreatifnya.[1]
A.
Unsur-unsur kebudayaan
Unsur unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terisolasi,
maupun yang besar ,kompleks, dan dengan jaringan hubungan
yang
luas. Menurut konsep
B. Malinowski, kebudayaan di dunia memiliki tujuh unsure universal, yaitu:
a)
Bahasa
b)
Sistem teknologi
c)
Sistem mata pencaharian
d)
Organisasi sosial
e)
Sistem pengatahuan
f)
Religi
g)
Kesenian. [2]
B.
Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu sama
lain tidak dapat di pisahkan. Ada juga
yang mengatakan bahwa kebudayaan itu berarti budi akal. Dengan demi kian
kebudayaan dapat di artikan sebaga hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Disamping kebudayaan ada kata kultur
yang berasal dari bahasa inggris culture. Culture berasal dari bahasa
latin yaitu “colere” yang diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. E.B.
Taylor memberikan definisi mengenai kebudayaan
adalah keseluruhan yang kompleks
yang mencakup pengatahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain
serta kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Selo soemarjan dan soelaiman
sumardi memberikan batasan kebudayaan
sebagai semua hasil karya rasa dan cipta masyarakat.
Karya menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniyah yang di perlukan manusia untuk
menguasai alam sekelilingnya untuk keperluan masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia
mewujudkan segala kaidah-kaidah dan
nilai-nilai kemasyarakatan dalam arti luas misalnya agama, idiologi, kebatinan,
kesenian dan semua unsur hasil ekspresi dari jiwa manusia sebagai anggota masyarakat.[3]
2. Masyarakat
Primitif
Tentang Masyarakat Primitif, maka yang muncul
dalam benak kita adalah apa yang dimaksud dengan Masyarakt Primitif. Maka dari
itu mari kita pelajari bersama tentang Masyarakat Primitif dan Kebudayaannya.
Pengertian Masyarakat
Primitif jika ditinjau dari Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kehidupan masyarakat terbelakang peradabannya,
atau dapat dikatakan juga sebagai masyarakat yang hidup di masa belum mengalami
kemajuan. [4]
Jadi dari pengertian tentang Masyarakat Primitif
diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kehidupan Masyarakat primitif itu adalah
Masyarakat yang masih belum mengalami kemajuan, baik dari sisi pengatahuan,
perekonomian, dan alat teknologi canggih. Tentunya sangat berbeda dengan
keadaan masyarakat sekarang yang hampir secara keseluruhan sudah dapat
dikatakan Masyarakat Moderen dikarenakan kehidupan masyarakat pada masa ini
sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kecuali di daerah atau suatu wilayah
tertentu seperti: di daerah yang terdapat di selatan Sudan dan barat daya
ethiopia (Bangsa Surma), di Peru (Suku Primitif Peru), dan lain sebagainya. yang masih sampai saat ini dapat di katakan
sebagai masyarak primitif.
A. Kebudayaan Masyarakat Primitif
Sebelum membahas tentang kebudayaan Masyarakat
Primitif, kita harus mengetahui terlebih dahulu inovasi kebudayaan mereka adalah
dalam bidang adat istiadat, seni, kepercayaan, tata cara dalam upacara
keagamaan, dan tradisi yang biasanya tidak meninggalkan sebarang artefak
kebudayaan, alat, atau senjata.
Kepercayaan terhadap roh, atau yang sering
disebut dengan istilah Animisme ini merupakan salah satu kebudayaan Masyarakt
Primitif yang berdampak tata nilai kemajuan dari masyarakat primitif menjadi
masyarakt moderen kurang dari sisi akademik. Selain itu masyarakat primitif
tidak mengenal sistem jual beli. Mereka masih menggunakan sistem ekonomi yang
masih sangat sederhana sekali, yaitu sistem barter.
Pada awalnya untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, masyarakat primitif mengunakan cara berburu, meramu, dan memakan
buah-buahan yang ada di dalam hutan.
Mereka memenfaatkan keadaan alam dengan sebaik-baiknya namun, dalam
perkembangan pengetahuan dan akulturasi
dengan masyarakat luar menyebabkan
masyarakat primitif mengenal pertanian
dan perkebunan. Berburu merupakan salah satu bentuk mata pencaharian mereka. Kegiatan berburu dilaksanakan secara
bersama-sama dengan membawa anjing. Alat yang di gunakan tombak dan parang
selain mengunakan tombak dan parang mereka juga mengunakan sistem perangkap dan
jerat.
Jenis mata pencaharian lain yang di lakukan
adalah meramu, yaitu mengambil buah-buahan, dedaunan, dan akar-akaran sebagai bahan makanan dan
obat. Jika meramu di hutan lebat biasanya didapatkan buah-buahan seperti:
cempedek, durian,
dan buah-buahan lainnya. Jika meramu
di daerah semak belukar mereka mengumpulkan pakis, rebung, gadung,
enui, dan rumbia.
Bangunan tempat tinggal masyarakat primitif
masih sangat sederhana sekali biasanya
terbuat dari kayu dan atap jerami atau
sejenisnya. Bangunannya berbentuk panggung dengan tinggi kurang lebih 1,5
meter. Ukuran bangunan sekitar 4x5 meter atau sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Masyarakat primitif biasanya mengunakan
pakaian dengan berbagai macam variasi yaitu:
a) Bagi yang tinggal di hutan dan berpindah
(nomaden)pakaiannya cukup menutupi bagian tertentu saja.
b) Bagi yang tinggal di hutan dan tetap menetap
biasanya, juga terkadang mengunakan pakaian seperti masyarakat umum seperti:
baju, sarung atau celana.
c) Bagi yang tinggal berdekatan dengan masyarakat
pemukiman yang berada di luar pakaiannya seperti masyarakat desa lainnya namun,
kebiasaannya tidak mengunakan baju masih sering ditemukan dalam wilayah
pemukimannya.
Kehidupan sehari-hari masyarakat primitif di atur dengan aturan, norma, dan adat
istiadat yang berlaku sesuai dengan budayanya. Dalam lingkungan kehidupannya
dikenal istilah kelompok keluarga dan kekerabatan.[5]
Selain itu masyarkat primitif itu
dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus (bagi masyarakat
yang tidak begitu mengagungkan kebudayaannya yang dibawa oleh nenek
moyangnya).Itulah sebab mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada masa
itu.[6]
3. Peradaban
Membahas tentang Peradaban, kata Peradaban
berasal dari bahasa Latin, yaitu civitas yang berarti kota. Istilah Peradaban dalam bahasa inggris disebut
civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu
perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya
yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi.
Terbentuknya peradaban di dunia, pada umumnya
dilatar belakangi oleh faktor-faktor yang hampir sama. Faktor pertama ialah
letak geografis yang berada pada posisi strategis serta dekat dengan sumber air
yaitu sungai. Sungai memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup suatu
masyarakt pada masa sebelum mengalami kemajuan / masyarakt primitif. Masyarakat
primitif yang hidup dari pertanian dan peternakan sangat membutuhkan air untuk
mendukung usaha mereka. Sungai juga berfungsi sebagai alat transportasi yang
dapat menghubungkan daerah-daerah lain sehingga terbentuklah jalur perdagangan
antar daerah. Faktor yang ialah adanya lahan yang subur bagi pertanian. Lahan
yang subur dapat memberikan pasokan makanan yang cukup bagi seluruh penduduk.
Terlebih lagi, pusat-pusat peradaban primitif umumnya merupakan kota-kota besar
yang memiliki jumlah penduduk yang banyak.
A. Ciri-ciri peradaban
semua peradaban imulai ketika manusia mulai
hidup bersama dalam kelompok yang besar. Setelah itu, secara bertahap ataupun
berangsur-angsur mulai membentuk suatu komunitas baru yang lebih maju dan lebih
besar jumlah anggotanya. Setiap peradaban memiliki kekhasan dan keunikan
karakter. Berikut ini adalah cri-ciri suatu peradaban.
a) Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dari
teknologi baru yang lebih maju, seperti bidang astronomi, kesehatan, bentuk
tulisan, arsitektur, kesenian, keagamaan, ilmu ukur, dan sebagainya.
b) Masyarakat
terbagi dalam jenis pekerjaan, keahlian, dan strata sosial yang kompleks.
c) Sistem
pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan aturan-aturan.
d) Perkembangan
kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah, dan modern. Kota tersebut
memiliki beragam fasilits yang tidak di temukan di tempat-tempat lain.[7]
4. Kebudayaan Masyarakat Agraris
Masyarkat agraris adalah adalah
masyarakat yang dominan sumber pendapatan memunuhi kebutuhan hidupnya dengan
bertani.[8]
Ditinjau dari segi geografis, desa
adalah suatu hasill perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu merupakan suatu wujud atau kenampakan
di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi,
dan cultural yang saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga
hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo,
desa adalah suatu kesatuan hukum bertempat tinggalnya suatu masyarakat yang
berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto dalam bukunya Suatu Pengantar
Geografis Desa, 1977 dijelaskan sebagai berikut:
Unsure-unsur desa
ialah:
a)
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta
penggunaannya.
b)
Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan
mata pencaharian penduduk desa setempat.
c)
Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan warga desa.
Maju mundurnya desa bergantung pada
tiga unsure ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh factor usaha manusia
(human efforts) dan tata geografi (geographical setting). Adapun menurut Paul
H. Landis, desa adalahdaerah yang
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan cirri-ciri sebagai berikut:
a)
Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara beberapa ribu
jiwa;
b)
Memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan
terhadap adat kebiasaan;
c)
Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi ), yaitu agraris pada
umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh
keadaan alam, seperti : iklim, kekayaan, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
bersifat sambilan.
Jadi, yang dimaksud masyarakat
pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
penghuninya mempunyai hubungan erat dan mempunyai perasaan yang sama terhadap
adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok
mereka, seperti gotong royong dan tolong menolong.
A. Ciri-ciri
Masyarakat
Pedesaan
a)
Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila di bandingkan dengan warga masyarakt di luar batas-batas wilayahnya.
b)
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
(gemeinschaft atau paguyuban).
c)
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
Adapun pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan sebagai
pengisi waktu luang.
d)
Masarakatnya homogeny, seperti dalam hal mata pencaharian, agama,
adat istiadat, dan sebagainya. [9]
B. Potensi dasar
suatu desa
Potensi dasar suatu desa merupakan
modal dasar dari desa terdiri dari potensi alam, potensi penduduk dan lokasi
/letak desa terhadap pusat fasilitas.Potensi dasar yang diolah dan dikembangkan
oleh masyarakat serta menjadi sumber penghasilan sebagian besar masyarakat
desa.
C. Tipe desa
Tipe desa dicantumkan berdasarkan pendekatan
potensi dominan yang di olah dan dikembangkan serta telah menjadi sumber
penghasilan sebagian besar masyarakat desa.
Tipe desa meliputi 8 (delapan) tipe
yaitu:
1)
Tipe Desa Nelayan
2)
Tipe Desa Persawahan
3)
Tipe Desa Perladangan
4)
Tipe Desa Perkebunan
5)
Tipe Desa Peternakan
6)
Tipe Desa Kerajinan/Industri Kecil
7)
Tipe Desa Industry Sedang Dan Besar
8)
Tipe Desa Jasa Dan Perdagangan
a)
Desa Nelayan adalah desa yang sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung kepada potensi laut.
b) Desa Persawahan adalah desa yang sebagian
besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian sawah, baik yang berpengairan
teknis, non teknis maupun tadah hujan.
c) Desa perladangan adalah desa yang sebagian
besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian tanah kering
(ladang/tegalan) baik ditanami padi maupun palawija.
d) Desa perkebunan adalah desa yang sebagian
besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian tanaman keras
(lebih satu musim)dan monokultur.
e) Desa peternakan adalah desa yang sebagian
besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi peternakan.
f) Desa Kerajinan/Industri kecil adalah desa yang
sebagian besr kehidupan penduduknya bergantung kepada potensi industri kecil
atau kerajinan.
g) Desa industri besar dan sedang adalah desa
yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi industri
besar dan atau sedang.
h) Desa jasa dan perdagangan adalah desa yang
sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi perdagangan dan
jasa.
Tipe
kelurahan identik dengan tipe desa tersebut diatas selanjutnya desa-desa di
seluruh Indonesia dibangun dengan memperhatikan masing-masing tipe desa, yaitu
memprioritaskan potensi dominan yang telah diolah dan dikembangkan serta telah
menjadi sumber penghidupan sebagian besar masyarakat setempat tanpa mengabaikan
potensi lainnya.
Dengan
demikian pembangunan desa merupakan upaya untuk meratakan pembangunan dalam
rangka mempertinggi tingkat pendapatan sebagian besar masyarakat setempat.[10]
D. Pola Lokasi Dan Ruang Kota
Pertumbuhan
dan perkembangan kota sejalan dengan prinsip umum lokasi dan pertumbuhan,
sehingga sebuah kota dalam beberapa tahun kemudian menjadi sebuah kota besar,
bahkan menjadi kota metropolitan, sedangkan kota lainnya tidak secepat itu
perkembangannya, tetap sebagai kota semula tidak banyak mengalami perubahan.
Mengapa demikian? Apakah yang menjadi prinsip dasar penentuan lokasi dan
pertumbuhan kota?
Bagi
setiap kota, diperlukan adanya kemudahan yang maksimal bagi penyesuaian warga
atau penduduknya, meskipun pada kenyataannya tidak semua kota menempati lokasi
yang ideal seperti itu, kemudian dalam waktu jangka panjang para pengelola kota
lalu berusaha menyediakan prasarana dan sarana melalui perencanaan menuju ideal
itu. Sejalan dengan fungsi kota, seperti yang telah dikemukakan oleh Noel P.
Girst ( liat sub bab V hal 29), maka dalam komputisi di bidang ekonomi secara
bebas, maka bagi kota yang memiliki predikat “commercial city” lebih cenderung
untuk menempati lokasi yang dapat dilakukan pertukaran barang –barang dan
jasa-jasa secara mudah dari sumber barang (produsen) dan mereka yang memerlukan
(konsumen), baik bagi penduduk kota atau bagi mereka disekitarnya (dari luar).[11]
E.
Simpulan Tentang Karakteristik Kota dan Masyarakat
Jika
dari uraian yang telah disebutkan diringkaskan, dapatlah kita temukan kembali
ciri-ciri kota dan masyarakat kota, sebagai berikut:
a) Kota mempunyai fungsi-fungsi khusus ( sehingga
berbeda antar kota dengan fungsi yang berbeda)
b) Mata pencaharian penduduknya di luar agraris
(non agraris)
c) Adanya spesialisasi pekerjaan warganya
d) Kepadatan penduduk
e) Ukuran jumlah penduduk (tertentu yang di
jadikan batasan)
f f ) Warganya( relatif ) mobility.
g) Tempat pemukiman yang tampak permanen
h) Sifat-sifat warganya yang heterogen, kompleks,
social relations yang impersonal dan external, serta personal segmentation,
karena begitu banyaknya peranan dan jenis pekerjaan seseorang dalam kelompoknya
sehingga seringkali orang tidak kenal satu sama lain, seolah-olah seseorang
menjadi asing dalam lingkungannya.
Itulah
ciri-ciri pada umumnya secara sepintas, dan tentu saja seringkali sangat
berbeda dalam kualitasnya akan fonomena kota dan masyarakat tertentu.[12]
5.
Kebudayaan Masyarakat Industri
Masyarakat Industri adalah
masyarakat yang telah mengenal pengolahan barang dengan mengunakan sarana dan
peralatan.[13]
Masyarakat
industri adalah masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan
hidupnya dari hasil teknologi modern, bentuk konkrit masyarakat industri dapat
dilihat pada negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Prancis dan
Inggris.
Hampir setiap masyarakat menginginkan kemajuan
hingga mencapai Masyarakat Industri, karena segala permasalahan hidup, hampir
dapat dipecahkan dengan hasil teknologi dan berjalan secara efisien dan
efektif. Bangsa Indonesia sekarang ini, juga mempersiapkan diri ke arah
pembentukan Masyarakt Industri.
A. Ciri khusus Masyarakat Industri
Pertama,
mereka dalam menyambung kehidupan tidak melewati lahan pertanian seperti
masyarakat agraris atau mengandalkan hasil peternakan, seperti masyarakat
padang pasir, melainkan pada jalannya mesin-mesin pabrik, khususnya di daerah
perkotaan, sedangkan pertanian dikerjakan di daerah pedesaan dalam lokalisasi
yang sangat kecil, karena dengan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi mampu
menciptakan panen yang cukup besar, di Amerika Serikat lokalisasi pertanian
hanya 5% saja, sudah mampu memberikan kehidupan pada masyarakat lain yang
bekerja di luar sektor pertanian.
Kedua,
potensi-potensi kehidupan terdapat pada sarana-sarana yang dapat menunjang
perkembangan pabrik diantaranya adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
gedung misalnya pengetahuan arsitek atau sipil, yang berhubungan dengan
pengaturan personalnya terdapat pada pengetahuan personalia atau manajemen
untuk pengembangan produksi terdapat pada manajemen pemasaran, akuntansi untuk
kegiatan adminitrasinya dan masih banyak lagi pengetahuan untuk bekal hidup
pada masyarakat industri. Secara alamiah akan terjadi klas ilmu pengetahuan,
pengetahuan teknik perusahaan lebih dominan
dari pada pengetahuan sosial.
Ketiga,
kecintaan masyarakat industri terhadap kebahagiaan material sangat besar
dibandingkan dengan kebahagiaan immaterial, sebagaimana kebahagiaan masyarakat
agraris, yang lebih menekankan pada kerukunan, kasih sayang dan saling
menghormati hal itu dapat di maklumi karena bentuk-bentuk kebahagiaan material
pada masyarakat industri kuantitas dan kualitasnya sangat banyak, variatif dan
selalu mengalami perubahan, berkat dukungan kemajuan pengetahuan teknologi.
Dalam masyarakat industri biasanya
terdapat spesialisasi pekerjaan.Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut
disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam
masyarakat industry. Proses perubahan yang terjadi dalam diferensi pekerjaan
ini mengakibatkan terjadinya hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian
kemudian menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya
berbentuk piramida.
Distribusi terjadi karena dalam
masyarakat terdapat barang-barang yang bernilai/berharga namun jumlahnya langka
dan harus dialokasikan kepada anggota-anggota masyarakat. Model dari proses
distribusi dalam masyarakat, terutama masyarakat industry adalalh stratifikasi
sosial.
Mobilitas sosial
merupakan perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Studi tentang mobilitas
sosial bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu struktur sosial yang ada di
dalam masyarakat terbuka atau memberikan peluang yang sama pada seluruh
anggotanya untuk meningkatkan posisi sosialnya. Disisi lain, studi tentang
mobilitas sosial juga merupakan suatu studi untuk mengetahui berbagaai sebab,
pola dan konsekuensi perubahan sosial yang terjadi pada individu maupun
masyarakat.[14]
B.
Cabang Sosiologi Industri
Dalam memepelajari gejala-gejala
sosial secara umum membutuhkan pembagian secara khusus sesuai dengan bidang
kajian sosiologi sehingga muncul
cabang-cabang sosiologi diantara salah satu dari beberapa cabangnya adalah
sosiologi industri yaitu adalah cabang
sosiologi industry yang mengkaji hubungan antara fonomena sosial yang terjadi
dalam masyarakat dan kegiatan industry. Beberapa materi yang dipelajari antara
lain peranan industri dalam perubahan sosial, aktivitas yang berhubungan dengan
kegiatan pokok ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi), serta hubungan
industri dengan berbagai struktur di masyarakat.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Kebudayaan merupakan pemahaman perasaan suatu bangsa yang
kompleks, meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum,
adatistiadat (kebiasaan), dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor,
1897)
·
Kebudayaan Masyarakt Primitif jika ditinjau dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kehidupan masyarakat terbelakang peradabannya,
atau dapat dikatakan juga sebagai masyarakat yang hidup di masa belum mengalami
kemajuan.
·
Kebudayaan Masyarakat Agraris masyarakat yang dominan sumber
pendapatan memunuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani.
·
Kebudayaan Masyarakat industri masyarakat yang telah mengenal
pengolahan barang dengan mengunakan sarana dan peralatan.
B.
Saran
Walau saat ini, mayoritas masyarakat
kita khususnya di Indonesia berada pada zaman yang serba modern, diupayakan hal
itu semua digunakan sebaik mungkin serta semaksimal mungkin dalam penggunaann
alat-alat modern.Yang tentunya pada akhirnya nanti menghasilkan mempermudah
kinerja yang terdapaat di tengah-tengah masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://
lovenadewi.wordpress.com
Imam Asy’ari
Sapari. Sosiologi Kota Dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. 1993.
Komasmandala.blogspot.co.id
Mawardi,dkk.
IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Maulana Rizky
dan Amelia Putri.Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Lima Bintang.
Suparmin,dkk.
Sejarah. Surakarta:Suara Media Sejahtera.
Widagdho Djoko.
Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2004
Wulandari Fitri.
Sosiologi. Klaten: Viva Pakarindo.
[3]Hartomo dan Arniwn Aziz.Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
1997. Hlm 38
[4]Rizky Maulana dan Putri Amelia.Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya:
Lima Bintang. Hlm 335.
[5] https:// lovenadewi.wordpress.com
[6] Mawardi,dkk. IAD-ISD-IBD.
Bandung: Pustaka Setia. 2000. Hlm 14.
[7] Suparmin,dkk. Sejarah. Surakarta:Suara Media Sejahtera. Hlm 23.
[8]Rizky Maulana dan Putri Amelia.Op.cit. hlm. 12.
[9] Mawardi,dkk. Op.cit. hlm. 191-192.
[11]Sapari Imam Asy’ari.Op.cit. hlm. 38.
[12]Sapari Imam Asy’ari.Op.cit. hlm. 28.
[13]Rizky Maulana dan Putri Amelia.Op.cit. hlm. 167.
[14] Komasmandala.blogspot.co.id
[15] Fitri Wulandari. Sosiologi. Klaten: Viva Pakarindo. Hlm. 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar