Rabu, 25 Desember 2019

BELAJAR TANPA BATAS


BELAJAR TANPA BATAS

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi tugas Mata kuliah Qiraatul kutub
Dosen Pengampu: Azhar Amrullah Hafizh, LC, M, TH,I



Oleh:
MIFTAHUL JANNAH :  2016070101----
MUH. MUHLAS ADIPUTRA : 2016070101----
MOH. RIDWAN : 2016070101----



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017






KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur  senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di  susun guna memenuhi tugas mata kuliah Qiraatul kutub dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Qiraatul kutub yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb




Sampang,8 Juni 2017


KELOMPOK 8





DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.    LATAR BELAKANG..................................................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C.     TUJUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.    DEFINISI BELAJAR.....................................................................2
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR....................................................................................................
C.     MANFAAT ILMU DALAM KEHIDUPAN...............................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................10
A.    KESIMPULAN..........................................................................................10
B.     SARAN......................................................................................................10






BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
Sesungguhnya hal yang utama yang turun dalam al-Qur’an dan dipelajari didalamnya adalah perintah membaca yang terdapat dalam surah Al-Alaq. Pada ayat pertama yang berarti membaca dengan menyebut nama Allah yang menciptakan kita, yaitu membawa hal-hal yang diperintahkan, membaca yang memberikan manfaat bagi pembaca dan juga pendengar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam agama islam telah diberikan kepada manusia sebuah kemampuan, pengetahuan, dan potensinya masing-masing. Dan untuk memahami suatu ilmu, perlunya seorang ahli yang mendalami dan memberikan perhatian dengan sebaik-baik perhatian. Ketika manusia diberikan ilmu, maka akan memiliki rasa ingin tau untuk memahami lebih dalam ilmu tersebut dan merasa bahwa ilmu itu juga penting bagi dirinya dan kehidupannya.
Ketika manusia mengalami keamajuan, maka kebutuhan terhadap ilmu itu semakin kuat, sekiranya ketika dia bertambah ilmu maka dia akan menguasai bidang-bidang yang baru, dan melahirkan kekuatan yang baru untuk lebih maju. Dan ikatan cara mencari kebutuhan hidup berhubungan dengan ilmu, dan apa apa yang diperbaiki dari keterampilan-keterampilan, memungkinkan semua orang untuk memposisikan dirinya dalam menyerap ilmu, dan memolesnya sebagai pengalaman dan keterampilannya.
Dan adapun suatu kaum yang tidak memperbaiki intelektual keturunannya dalam jangka panjang, menjadikan diri mereka sebagai pengikut suatu kaum yang lain (jahiliyah) serta mengeruk keuntungan dari setiap tingkatan.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah definisi belajar?
2.      Apasaja faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar?
3.      Apakah manfaat ilmu dalam kehidupan?
C.  TUJUAN
1.      Menjelaskan definisi belajar
2.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
3.      Menjelaskan manfaat belajar






BAB II
PEMBAHASAN

A.  DEFINISI BELAJAR
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
Ilmu pada zaman dahulu itu mwnggunakan refrensi begitunya juga halnya belajar mengajar beriringan dengan zaman jadi itu mengikuti perkembangan zaman ketika orang alim yang berilmu itu meninggal kemungkinan hilang juga sama ilmunya dan paling utama dari orang alim tersebut adalah muncullah huruf abjad yang mana huruf abjad itu sudah bisa dinikmati sama orang orang dinikmatinya itu seperti sudah bisa menulis begitu pengetahuan itu bisa berpindah-pindah dari ruang waktu ke ruang waktu lain dari tempat satu ketempat yang lain dan pengetahuan itu bisa disimpan bisa di documentasikan bisa dihafal bisa dipulihkan dan pengetahuan itu bisa disebar-sebarkan dan juga bisa diperoleh dengan ruamh lingkup yang luas jadi ilmu bisa diperoleh dimana-mana.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal  Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1)      Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Secara umum kondisi fisikologi, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi, pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum-minuman kerasakan kesulitan melakukan proses belajar, karena saraf pengomtrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak dapat dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar.
 Oleh karena keadaan keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
 Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah:
a)      Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar;
b)      Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat;
c)      Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Bahkan dikatakan oleh Aminnudin Rasyad (2003, h.) pancaindera merupakan ilmu pengetahuan (five sence are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan pancaindera dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan arau stimuli dealam proses belajar. 
Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yangbersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2)       Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Setiap manusia atau anak didik pada dasrnya memilki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar, bukan dalam hal jenis. Tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya maisng-masing. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan/intelegensi siswa, motivasi, minat, perhatian, sikap,bakat, dan kognitif dan daya nalar.
a.        Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata¬rata, atau mungkin lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berhar¬ga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
b.        Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
                          Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
1.      Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih  luas. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
2.      Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;
3.      Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
4.      Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
c.    Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d.        Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek (Slameto, 1991:58). Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-obyek yang dapat menarik perhatian siswa, bila tidak, maka perhatian siswa tidak akan terarah atau fokus pada obyek yang sedang dipelajari.
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di balik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.
e.         Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya;berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang
dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
f.          Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
g.    Kognitif dan Daya Nalar
Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan berpikir.Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya.Penginderaan itu di pengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan. Kemampuan mempersepsi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak sama meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama, ini di tentukan oleh pengetahuan dan pengalaman pelajar itu sendiri. Karena pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya.Semakin sering ia melibatkan diri dalam berbagai aktifitas, akan semakin kuat daya persepsinya.
Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya di masa lampau.Terdapat dua bentuk mengingat yang menarik untuk di perhatikan, yaitu mengenal kembali (rekognisi) dan mengingat kembali (reproduksi).
Pertama, dalam mengenal kembali (rekognisi), orang berhadapan dengan suatu objek dan pada saat itu dia menyadari bahwa objek itu pernah di jumpai di masa lampau. Misalnya orang mencari film cerita dalam bentuk video compact disk (VCD)  di sebuah rental, pada saat dia mencoba salah satunya, dia ingat bahwa dia pernah menontonnya di televisi, maka ia tidak jadi menyewa. Di sini, ternyata aktivitas mengingat terikat pada kontak kembali antara pengalamannya dengan objek; seandainya tidak ada kontak berarti tidak terjadi mengingat. Dalam mengenal kembali, pada tataran mental seseorang akan muncul tanggapan-tanggapan dan penilaian baru terhadap objek bersangkutan. Tanggapan dan penilaian baru, ini  adakalanya memperkuat tanggapan dan penilaian lamanya di saat pertama ia berjumpa dengan objek di masa lampau, dan ada kalanya berbeda dengan tanggapan terdahulunya. Kedua, dalam mengingat kembali (reproduksi), dihadirkan suatu kesan dari masa lampau dalam bentuk suatu tanggapan atau gagasan seperti telah dicontohkan di atas (siswa yang berdamawisata).
Berpikir oleh Jalaludin Rakhmat (1985:86) dibagi dua macam, yakni berpikir autistik (autistic) dan berpikir realistik (realistic). Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun; fantasi, menghayal, wishful thinking, adalah contoh-contohnya. Berpikir realistik, di sebut juga  nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang yang dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang realistis.
Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa.
Istilah penalaran sebagai terjemahan dari bahasa inggris reasoning menurut kamus The Random House Dictionary berarti  the act of process of a person who reasons (kegiatan atau proses menalar yang dilakukan oleh seseorang). Sedangkan reason berarti the mental powers concerned with forming conclusions, judgements of inferences (kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian). Jadi, yang membedakan pelajar dengan orang yang bukan pelajar, mahasiswa dengan pemuda bukan mahasiswa adalah faktor penalarannya; dan yang membedakan pelajar dengan pelajar lainnya, mahasiswa dengan mahasiswa lainnya adalah kadar kekuatan penalarannya atau daya nalarnya. Ini ditentukan oleh individual power of reason (daya nalar individual) yang merupakan dasar yang paling menentukan dari kemampuan berpikir analitis dan sistesis.

C.MANFAAT ILMU DALAM KEHIDUPAN
Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna. Dengan ilmu, manusia senantiasa: (1). mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, (2).  menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya, (3). menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya. Selain itu berkat ilmu, manusia: (1). menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu, (2). dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan, (3). menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
 Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

B.     SARAN
Maka tidak dapat dipungkiri bahwa perjalanan hidup yang ditempuh manusia dalam kesehariannya penuh dengan ujian dan evaluasi Allah terhadap manusia semuanya diukur dan diberi penilaian sehingga dapat diketahui amal perbuatan siapa saja yang lebih balik atau berkualitas tinggi, atau pergaulan yang penuh dengan ujian dan penilaiannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca Amiin.





DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Jawwad Ridla, al-fikr al-tarbawy al-islamiyu muqaddimat
fi ushulih, Banteng : PT Tiara Wacana, 2002
Adnan Munthoha, Kamus Lengkap 3 Bahasa, Surabaya : GALI ILMU, 2013
Abd al-Qadir, Kamus Bahasa Arab, Tangerang :Lentera Hati, 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar