METODE
MENGHAFAL DALAM MEMAHAMI PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADIST
MAKALAH
Di
susun untuk memenuhi UAS Mata Kuliah
Qiraatul
Kutub Tarbawi 1
Yang
di bina oleh bapak : Azhar Amrullah Hafizh,LC, M.THI
Disusun
oleh Kelompok XII :
Walimatius
Shufiyah : 2016070101----
Yulfiana : 2016070101----
PROGRAM
STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ‘’Metode Menghafal dalam
Pembelajaran Al qur’an dan Hadist’. Sholawat dan salam tetap kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat
dan pengikut-pengikutnya yang setia
mendampingi beliau. Terima kasih khususnya nya kepada kedua orang tua dan juga
dosen pembimbinng yang dengan do’a dan bimbingan nya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan benar.
penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banayak kekurangan dan kelemahan, karena itu saran, kritik, maupun, sumbangan
pemikiran yang sifat nya membangun demi kesempurnaan isi makalah ini sangat
penulis harapkan.
Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua . Amin Yaa Robbal
‘alamin .
Pamekasan, 4 Juni 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ………………………………......………………………………………..i
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………..……………….ii
DAFTAR
ISI …………………………………………………………..………….......................iii
BAB
I PENDAHULUAN …………………………………………………………..…………….1
A.
Latar Belakang ………………...………………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah
…………………………………………………………………..…….1
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………..………………………..2
A.
Apa Pengertian Metode Menghafal…………………………………...……..………..…..2
B. Apa Kelebihan Dan Kelemahan
Metode Menghafal Dalam Al-qur’an Dan Hadits ……...3
C. Bagaimana Pelakasanaan Metode
Menghafal Dalam Al-qur’a Dan Hadits……..………….4
D. Analisis Metode Menghafal Dalam
Pembelajaran………………………………………..6
BAB III PENUTUP
………………………………………………………………………………………..6
A.Kesimpulan
………………………………………………………………………………………....6
DAFTAR RUJUKAN
…………………………………………………………………………………...7
..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang-orang islam dahulu sangat
menghargai ingatan yang kuat dan mengangaggap
pengembangan ingatan untuk menghafal sebagai salah satu tujuan
pendidikan. Mereka terdiri dari ulama-ulama hadist dan ulama fiqih. Akhir-akhir
ini muncul pandangan atau paradigma yang menyatakan bahwa era metode hafalan
telah berakhir danb harus di oleh metode yang lebih maju, yaitu metode
pemahaman. Metode hafalan lebih di samakan dengan metode yang sudsh kuno, out
of date tak memiliki nilai kreatifitas, dan hanya dengan metode pemahamanlah
proses belajar akan lebih bermakna. [1]
Namun disini dalam mempelajari
Al-Qur’a Hadits, metode menghafal metode menghafal sangat diperlukan. Metode
ini tidak hanya memfokuskan pada membaca saja, akan tetapi melibatkan para
murid dalam kegiatan membaca, menelaah, dan menghafal al-qur’an Hadits baik
secara keseluran maupun sebagian surat atau ayat saja. Sebenarnya untuk
menguasai tugas-tugas yang di berikan yaitu menghafal al-qir’an hadits adalah
mudah, akan tetapi mudah pula untuk
lupa. Oleh karena itu, ketekunan dan keuletan sangat diperlukan. [2]
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Metode Menghafal ?
2.
Apa Kelemahan dan Kelebihan Metode
Menghafal dalam Pembelajaran Al-qur’an Hadits ?
3.
Bagaimana Pelaksanaan Metode
Menghafal dalam Pembelajaran Al-qur’a Hadits ?
4.
Analisis
Metode Menghafal Dalam Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Menghafal
Metode berasal dari kata method dalam
bahasa inggris yang berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatau. Selain itu Zuhairi juga mengungkapkan bahwa metode berasal
dari bahasa yunani ( greeka ) yaitu dari kata Metha berarti melaui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau cara yang harus
dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
Kata menghafal juga berasal kata (
hafidza-yahfadzu-hafdzan ) yang berarrti menjaga, memelihara, dan melindungi.[4].
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang
artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di
luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya
adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.[5]
Kata menghafal dapat disebut juga dengan sebagai memori. Dimana apabila
mempelajarinya akan membawa seseorang Pada psikologi kognitif, terutam bagi
manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses
yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.[6]
Metode hafalan ( makhfudzat ) adalah
suatu yang digunakan oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya
untuk untuk menghafalkan sejumlah kata-kata ( mufradat ) atau kalimat-kalimat
maupun kaidah –kaidah. [7]
Metode menghafal adalah cara yang tepat
dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar pada bidang pelajaran
dengan menerapakan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat
buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut
B.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Menghafal dalam
Pembelajaran
Penerapan metode menghafal pada kegiatan
belajar mengajar tentu tidak lepas dari aspek kelebihan dan kekurangan dari
metode tersebut. Namun, kedua aspek tersebut dapat di perhitungkan sejak awal
oleh guru.[8]
jika dilihat dari sifat maupun
bentuknya, metode menghafal bisa dikategorikan sebagai pekerjaan rumah yang
sering disebut sebagai metode resitasi, hal ini berdasarkan waktu pelaksanaan
mengahafal ini dimana siswa menghafalkan diluar jam pengajaran di kelas ataupun
di dalam kelas. Metode menghafal mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari
metode menghafal adalah :
1. Menumbuhakan minat baca siswa dan lebih
giat dalam belajar.
2. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak
akan mudah hilang karena sudah dihafalnya.
3. Siswa berkesempatan untuk memupuk
perkembangan dan keberanian, bertanggung jawab serta mandiri.
4. Membangkitakn rasa perc aya diri.
5. Belajar dengan cara menghafal adalah
sederhana dan mudah.
6. sebagai solusi ketika terjadi kecemasan
atau perasaan tidak mampu menguasai dalam memahami materi pelajaran, dapat
mencoba dikuasai dengan menghafalnya.
Selain memiliki kelebihan, metode
menghafal juga mempunyai beberapa kelemahan
kelemahan tersebut yaitu :
1. Pola pikir seseorang cenderung statis
karena hanya mengetahui apa yang dihafalnya saja.
2. Tidak dapat berargumentasi menurut
pemahamannya sendiri. Karena argumentasi yang ia sampaikan di sekolah hanya
hasil dari menghafal materi pelajaran.
3. Kesulitan menuangkan ide-ide atau
gagasan-gagasan. Karena tidak terbiasa.[9]
4. Terkadang menghafal hanya bersifat
sementara di otak. karena biasanya ingatannya hanya digunakan dan diperlukan
ketika akan menghadapi ulangan saja. Setela itu terabaikan.
5. Mengahafal materi yang sukar dapat
mempengaruhi ketenangan mental.
6. Kurang tepat di berikan kepada siswa
yang mempunyai latar belakang berbeda-beda dan membutuhkan perhatian yang
lebih.
Adapun
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangn
dalam menerapkan metode menghafal yaitu :
1. Apa saja yang akan dihafalkan oleh siswa
sebaiknya terlebih dahulu dijelaskan dan diterangkan oleh guru sehingga siswa
benar-benar memahami materi pelajarannya. Jangan sampai siswa hanya menghafal
sedangkan ia belum paham.
2. Menghafal harus diberi latar belakang
dan penjelasan yang cukup. Dengan demikian bahan tersebut akan lebigh mudah
dihafal dan mudah diingat.
3. Memberikan motivasi kepada siswa tentang
pentingnya menghafal, karena untuk menghafal sesuatu dibutuhkan perhatian dan
keinginan untuk mengingat sesuatu.
4.
Menentukan
tekhnik yang lebih efektif, menghafalkan keseluruhan atau bagian-bagian yang
penting saja. (mind map)[10]
C.
Pelaksanaan Metode Mengahafal dalam Penbelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode menghafal dapat dilakasanakan sebahgai berikut :
1. Pembelajaran tahap private
Yaitu : untuk
mengetahiu sejauh mana kemampuan siswa dalam
menghafal materi yang
akan diajarkan. Disini guru mengetes dan menyelidiki sejauh mana kemampuan
sisqwa dalam mengahafal.
2. Pembelajaran tahap klasikal
Yaitu :
interaksi transfer of knowledge antara dengan
peserta didik. Guru menyampaikan materi yang berkaitan dengan materi yang akan
dihafalkan siswa.
3. Post test dan evaluasi
Yaitu
: langkah akhir yang ditempuholeh guru, sehingga post test ini mempunyai
peranan penting dalam mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan metode
mengahafal yaitu untuk mengetahui siswa dalam mengikuti pembelajaran juga untuk
mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman yang telah diterima oleh siswa.
Selain itu bahwa test yang diberikan oleh siswa pada waktu akhir pembelajaran
mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar.
Sebagai contoh :
Seberapa
efektif metode yang digunakan dalam pembelajaran.
Dalam menerapkan metode
menghafal diperlukan 4 teknik menghafal yaitu :
1. Teknik memahami kata atau kalimat.
Yaitu
: Memahami materi yang akan dihafalkan, dibaca berkali-kali, berusaha menghafal
dengan menutup buku, menyetorkan hafalan kepada guru
2. Teknik mengulang.
Yaitu : Membaca
berulang-ulang dan menghafalnya.
3. Teknik mendengar sebelum menghafal .
Yaitu : Materi aynga akan dihafalkan
didengarkan dulu dari
rekaman
(CD/VCD) secara berulang-ulang secara konsentrasi. Kemudian dihafalkan. [11]
4. Teknik menulis sebelum menghafal
Yaitu
: Dilakukan dengan cara menulis dahulu materi yang akan dihafalkan di buku,
lampiran atau sobekan kertas. Kemudian dihafalkan.
D.
Analisis Metode Menghafal dalam Pembelajaran.
Metode
mengahafal cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits, karena dalam
mempelajari siswa dituntut dapat menguasai bahan beserta penjelasannya yaitu
berupa ayat dan terjemahannya yang pada akhirnya siswa diharyskan menghafalkan.
Demikian juga pada mata pelajaran PAI yang lainnya, metode menghafal juga cocok
digunakan.
Misalnya : dalam Aqidah Akhlak dan Fiqih.
Menghafal dibutuhkan
berhubungan dengan dalil-dalil nash yang bersumber dari al-qur’an dan hadits.
Penerapan metide mengjhafal lebuh efektif digunakan pada
siswa SD dan lembaa pendidikan dibawahnya. Karena faktor usia peserta didik
yang masih muda daya ingatnya kuata dana kekuatan menghafalnya juga masih baik.
Adapun pada jenjang MTS ataupun SMP dan SMA sederajat, metode menghafal juga
dibutuhkan dalam nbeberapa mata pelajaran tertentu, namaun pada tahap ini siswa
seharusnya sudah dilatih untuk latihan berargumen menurut pendapatnya sendiri.
Serta mengaplikasikan yang sudah
dihafalnya sebagai landasan teori argumentasinya. Dengan kata lain siswa
dilatih untuk mengembangkan pengetahuan dari materi yang sudsh dihafalnya. [12]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Metode menghafal adalah cara yang tepat dan
cepat dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar pada bidang pelajaran dengan
menerapakan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau
catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut
2. Pola pikir seseorang cenderung statis karena
hanya mengetahui apa yang dihafalnya saja.Tidak dapat berargumentasi menurut
pemahamannya sendiri. Karena argumentasi yang ia sampaikan di sekolah hanya
hasil dari menghafal materi pelajaran.
Kesulitan menuangkan
ide-ide atau gagasan-gagasan. Karena tidak terbiasa.
3. Langkah-langakh dalam menerapkan metode
menghafal secara garis besar ada tiga yaitu pembelajaran tahap privat,
pembelajaran tahap klasik, pembelajaran post test dan evaluasi.
4. Metode mengahafal cocok digunakan dalam
pelajaran Qur’an Hadits, karena dalam mempelajari siswa dituntut dapat
menguasai bahan beserta penjelasannya yaitu berupa ayat dan terjemahannya yang
pada akhirnya siswa diharyskan menghafalkan. Demikian juga pada mata pelajaran
PAI yang lainnya, metode menghafal juga cocok digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Omar, Falsafah Pendidikan Islam Jakarta : Bulan Bintang, cet. Pertama, 1979
Yunus Muhammad, Kamus Arab-Indinesia, Jakarta : PT. Mahmud Yunus Wadzuryah,
1990, cet. II
Desy,
Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Amelia, 2003, cet. 1
Rakhmat,
Jalaluddin. psikologi komunikasi, Jakarta
: Remaja Rosda Karya, 2005, cet. 22
Arif
, Amei, pengantar ilmu metodologi pendidikan islam , Jakarta : Ciputat
press, 2001
[1] Omar Muhammad, Falsafah
Pendidikan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang ), hlm. 576
[2] Ibid,hlm 47
[4] Mohammad Yunus, Kamus
Arab-Indinesia, ( Jakarta : PT. Mahmud Yunus Wadzuryah ), hlm. 105
[5] Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (
Surabaya : Amelia, 2003 ), hlm. 318
[6] Jalaluddin Rakhmat, psikologi
komunikasi, (Jakarta : Remaja Rosda Karya ) hlm. 63
[7] Ibid. hlm. 80
[8] Armei Arif , pengantar ilmu
metodologi pendidikan islam , ( Jakarta : Ciputat press ), hlm. 166
[9] Ibid, hlm. 170
[10] Ibid,hlm 170-175
[11] Armei Arif , pengantar ilmu
metodologi pendidikan islam , ( Jakarta : Ciputat press ), hlm. 180
[12] Ibid,hlm. 185
Tidak ada komentar:
Posting Komentar