AKHLAK YANG TERPUJI
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang
Diampu Oleh Ibu Masyithah Maghfirah Rizam, SS., M.pd
Disusun
Oleh:
DURRIYATIN
NAJIBIYAH
NIM.
201607010-----
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata”akhlak”berasal
dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga
erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, demikian pula
dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.[1]
Pengertian
akhlak adalah kebiasan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya
itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengenai benar
akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada
Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami
akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu,membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati,dalam kenyataan hidup keseharian.
Bagi kita umat islam tata cara bergaul telah diatur dalm Al-Qur’an dan sunnah
rasulullah SAW yang terpuji. Untuk itu dalam makalah ini diuraikan berbagai
macam akhlak terpuji,pengertian akhlak yang terpuji dan manfaat akhlak yang
terpuji.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian akhlak yang terpuji dan macam-macam akhlak yang
terpuji?
2.
Bagaimana manfaat akhlak yang terpuji?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian akhlak yang terpuji dan macam-macamnya.
2.
Menjelaskan manfaat akhlak yang terpuji.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Akhlak yang Terpuji dan Macam-macam Akhlak yang Terpuji
1.
Pengertian Akhlak yang Terpuji
Akhlak yang terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan Bahasa Arab Akhlaq
Mahmudah. Mahmudah merupak merupakan bentuk Maf’ul dari kata Hamida
yang berarti “Dipuji”. Akhlak yang terpuji disebut pula dengan Akhlaq
karimah (akhlak mulia, atau makarim al-Akhaq (Akhlak mulia),
atau al-Akhlaq al-Munjiat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya)[2]
Akhlak yang terpuji adalah sikap atau perilaku dan perbuatan yang
mendatangkan manfaat dan kebaikan kepada diri sendiri dan makhluk lainnya.
Berkaitan dengan akhlak yang terpuji/mulia Al-Ghazali menegaskan bahwa akhlak
yang mulia terdiri dari empat sendi yaitu:
a)
Kekuatan ilmu yang wujudnya adalah hikmah (kebijaksanaan), yaitu
keadaan jiwa yang dapat menenyukan hal-hal yang benar diantara yang tidak benar
dalam urusan Ikhtiyariyah, yaitu perbuatan yang dilaksanakan dengan
pilihan dan kemauan sendiri.
b)
Kekuatan marah yang wujudnya adalah Syaja’ah (berani ),
yaitu keadaan amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dilahirkan atau
dikekang.
c)
Kekuatan nafsu syahwat yang wujudnya ikhfah (keperwiraan),
yaitu keadaan syahwat yang terdidik oleh akal dan agama dan syariat agama.
d)
Kekuatan keseimbangan diantara tiga kekuatan diatas yang wujudnya
adalah adil, yaitu kekuatan jiwa yang dapat menuntnamarah dan syahwat sesuai
yang dikehendaki oleh hikmah.[3]
2.
Macam-macam Akhlak yang Terpuji
Dalam menentukan macam-macam akhlak yang terpuji, para pakar muslim
umumnya merujuk pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Ini ditentukan seiring
dengan konsep baik burukn dalam pandangan Islam sebagaimana telah dipaparkan.
Muhammad bin Abdillah As-Sahim,
umpamanya, menyebutkan bahwa di antara akhlak yang terpuji adalah bergaul
secara baik dan berbuat baik kepada sesame, adil, rendah hati, jujur, dermawan,
tawakal, ikhlas, bersyukur, sabar, dan takut kepada Allah SWT. Selain
sifat-sifat itu, Al-Qurthubi (1214-1273) menambahkannya dengan sifat memberi
nasihat kepada sesama, membenci dunia, zuhud, serta mencintai Allah SWT. Dan
Rasul-Nya.[4]
Dalam sebuah riwayat dari aisyah dikatakan
bahwa akhlak yang terpuji ada sepuluh, yaitu jujur, berani dijalan Allah SWT.
Memberi kepada pengemis, membalas kebaikan orang lain, silaturrahmi, menunaikan
amanat, memuliakan tetangga, memuliakan tamu, dan malu (perawi tidak
menyebutkan yang kesepuluh).
Selanjutnya, uraian akhlak yang terpuji
berikut ini akan dijelaskan berdasarkan pembagian berikut;
1)
Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah sifat, prilaku dan perbuatan yang baik
dan terpuji dalam hubungan sesseorang dengan Allah. Akhlak ini mencakup segala
bentuk pengabdian dan peribadan seorang hamba kepada Allah dalam bentuk
keyakinan, ucapan, perbuatan. Diantara akhlak kepada Allah SWT.adalah sebagai
berikut.
a
Menauhidkan Allah swt.
Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah SWT. Satu-satunya yang
memiliki sifat rububiyyah dan uluhiyyah, serta kesempurnaan nama
dan sifat. Tauhid dibagi 4 bagian:
Ø Tauhid
Rububiyyah
Ø Tauhid
Uluhiyyah
Ø Tauhid Mulkiyah
Ø Tauhid Rahmaniyah[5]
Di antara beberapa dalil tentang tauhid ini adalah firman Allah
SWT. Berikut ini.)Q.S. Az-zumar:2-3)
فاعبد الله محلصا له الدين
. الالله الدين الخالص
Artinya:maka
sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Ingatlah hanya milik
Allah agama yang murni (dari syirik)
b
Berbaik sangka (husnu zhann)
Berbaik sangka terhadap keputusan Allah SWT. Merupakan salah satu
akhlak yang terpuji kepada-Nya. Di antara cirri akhlak yang terpuji ini adalah
ketaatan yang sungguh-sungguh kepada-Nya.
c
Zikrullah
Mengingat Allah (zikrullah) adalah asas dari setiap ibadah
kepada Allah SWT. Karena merupakan pertanda hubungan antara hamba dan pencipta
pada setiap saat dan tempat. Zikrullah merupakan aktivitas paling baik
dan paling mulia bagi Allah SWT.
d
Tawakkal
Tawakkal merupakan sikap pasrah terhadap Allah dalam menjalani
setiap urusan. Tawakkal merupakan gambaran keteguhan hati dalam menggantungkan
diri hanya kepada Allah SWT.
Tawakal mempunyai hubungan yang sangta erat dengan pemahaman
manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, sabar, dan do’a. tawakal adalah
kesungguahan hati dalam bersandar kepada Allah SWT. Untuk mendapatkan
kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia maupun
urusan akhirat. Allah SWT.
Tawakkal adalah sikap mempercayakan, memasrahkan, dan
menyerahkan permasalahan kepada pihak lain. Tawakkal berarti menunjukkan
kepasrahan dan ketidakberdayaan diri dihadapan makhluk lain.
Secara sufistik, tawakkal berarti bentuk kepasrahan yang
benar kepada Allah SWT. Sebagai dzat yang maha kuasa. Secara subtansial,
tawakkal berarti kepasrahan jiwa kepada Allah SWT. Dengan keyakinann bahwa
ikhtiar tidak akan bermanfaat jika dilakukan tanpa kepasrahan kepada-Nya.[6]
2) Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Diantara akhlak terpuji terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut:
a)
Sabar
Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky (w. 386 / 996), sabar adalah
menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridhaan Tuhannya dan
menggantinya dengan bersungguh-sungguh menjalani cobaan-cobaan Allah SWT terhadapnya.
Sabar dalam pandangan Al-Ghazali merupakn tangga dan jalan yang
dilintasi oleh orang-orang yang hendak menuju Allah SWT. Sabar terbagi menjadi
3 macam:
·
Sabar dari maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu, sangat dibutuhkan kesabaran dan
kekuatan dalam menahan hawa nafsu
·
Sabar karena taat Allah SWT, artinya sabar untuk tetap melaksanakan
perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya dengan senantiasa
meningkatkan ketakwaan kepadanya
·
Sabar karena musibah, artinya sabar ketika ditimpa kemalangan dan
ujian
b)
Syukur
Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak menggunakan nikmat
yang telah diberikan Allah SWT dalam melakukan maksiat kepadanya. Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan
hati bahwa nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT. Bukan selain-Nya, lalu
diikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk sesuatu
yang dibenci pemberinya.
Apabila kita sudah mensyukuri karunia Allah SWT, itu, berarti kita
telah bersyukur kepada-Nya sebagai penciptanya. Bertambah banyak kita
bersyukur, bertambah banyak pula nikmat yang akan kita
terima.
c)
Menunaikan amanah
Pengertian amanah menurut arti bahasa adalah kesetiaan,ketulusan
hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran, kebalikan dari khianat.
Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur
dalam melaksanakan sesuatu ynag dipercayakan kepadanya,berupa harta benda,
rasia, ataupun tugs kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik biasa disebut Al-Amin
yang berartidapat dipercaya, jujur, setia, aman.
Suatu amanah sebenarnya adalah suatu tugas yang berat dipikul,
kecuali bagi orang
memiliki sifat dan sikap amanah.
Dasar-dasar kewajiban menunaikan amanat adalah
sebagai berikut :
a) Allah SWT.berfirman :
ان الله ياء مركم ان تؤد والامانات الى اهلها...
Artinya: " sungguh Allah menyuruhmu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya (Q.S.An-Nisa’:58)
b) Allah SWT. Berfirman:
والذين هم لاما نتهم وعهد هم واكون
Artinya:”Dan orang-orang yang memelihara amanat dan
janjinya.”(Q.S.Al-Ma’arij:32)
d) Benar atau jujur
Maksud akhlak yang terpuji ini adalah berlaku
benar dan jujur, baik dalam
perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan dalah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak
mengada-ngada, dan tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat
rahasia atau karena menjaga nama baik seseorang. Benar dalam perbuatan adalah
mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan
menurut perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yang tidak boleh dikerjakan
sesuai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar.
e) Menepati janji (al-wafa’)
Dalam islam, janji merupakan utang. Utang
harus dibayar (ditepati). Kalau kita mengadakan suatu perjanjian pada hari
tertentu, kita harus menunaikannya tepat pada waktunya. Janji mengandung
tanggung jawab. Apabila tidak kita tunaikan, dalam pandangan Allah SWT. Kita
termasukorang yang berdosa. Adapun pandangan manusia, mungkin kita tidak
dipercaya lagi, dianggap remeh, dan sebagainya. Akhirnya, kita merasa canggung
bergaul, merasa rendah diri, jiwa gelisah, dan tidak tenang.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Isra’:34
yang berbunyi :
واوفو ا بالعهد ان العهد كان مسئولا
Artinya:”
Dan penuhilah janji karena itu pasti diminta pertanggung jawabannya.”
f) Memelihara kesucian diri
Memelihara
kesucian diri (al-iffah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan,
fitnah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara kesucian diri hendaknya
dilakukan setiap hari agar diri tetap berada dalam status kesucian. Hal ini
dapat dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat
rencana dan angan-angan yang buruk.
Kesucian
diri terbagi kedalam beberapa berikut :
·
Kesucian pancaindra; (Q.S. An-Nur:33)
·
Kesucian jasad; (Q.S. Al-Ahzab:59)
·
Kesucian dari memakan harta orang lain; (Q.S. An-Nisa’:6)
·
Kesucian lisan (Q.S. Al-Baqarah:273)[7]
3) Akhlak terhadap keluarga
a
Berbakti kepada orang tua
Berbakti
kepada kedua orangtua merupakan faktor utama diterimanya doa seseorang, juga
merupakan amal saleh paling utama yang dilakukan oleh seorang muslim. Banyak
sekali ayat Al-Qur’an ataupun hadis yang menjelaskan keutamaan berbuat baik
kepada orang tua. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini sering dengan
nilai-nilai kebaikan untuk selamanya dan dicintai oleh setiap orang sepanjang
masa.[8]
Ibu dan
ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada anaknya. Dan
mereka mempunyai tanggung jawab yang besar terhadaap anaknya tersebut. Jasa
mereka tidak dapat dihitung dan dibandingkan dengan harta, kecuali
mengembalikan menjadi orang merdeka sebagai manusia mempunyai hak kemanusiaan
yang penuh setelah menjadi budak/hamba sahaya karena sesuatu keadaan yang tidak
diinginkan. [9]
Salah
satu keutaman berbuat baik kepada kedua orangtua, di samping melaksanakan
ketaatan atas perintah Allah SWT. Adalah menghapus dosa-dosa besar.
b
Berbuat baik kepada saudara
Agama
islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat
sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah SWT. Dan ibu bapak. Hidup rukun dan
damai dengan saudara dapat tercapai apabila hubungan tetap terjalin dengan
saling pengertian dan tolong-menolong. Pertalian kerabat itu dimulai dari yang
lebih dekat dengan menurut tertibnya sampai kepada yang lebih jauh.
Hubungan
persaudaraan lebih berkesan dan lebih dekat apabila masing-masing pihak saling
menghargai atau saling bersikap baik.
4) Akhlak kepada sesama manusia
Akhlak
kepada sesama manusia adalah semua sifat,prilaku seseorang yang baik dalam
hibungannya dengan manusia lainnya. Diantara akhlak yang baik kepada sesama
manusia adalah sebagai berikut :
1. Menghormati guru
Guru
adalah seorang yang mengajarkan ilmu, membimbing dan mengarahkan anak didik
agar anak didik memiliki pengetahuan, keahlian dan ketinggian akhlak. Dengan
demikian guru adalah mereka yang sangat berjasa karena dapat membawa muridnya
dari alam kebodohan ke alam keterangbenderang. Dalm perspektif ilmu tasawuf,
guru harus di hormati, karena guru dipandang sebagai seorang yang mengantarkan
seseorang untuk mendapatkan kebahagian di duniadan di akhirat.
2. Menghormati tetangga dan tamu
Tetangga
adalah orang-orang yang secara jarak sangat dekat dengan kita. Kehidupan sosial
seseorang ditopang oleh orang-orang sekitarnya terutama tetangga. Karena
tetangga merupakan orang-orang terdekat, maka selayaknya seseorang dapat diukur
sejauh mana ia menjalin hubungan baik dengan tetangganya. Disamping itu, islam
mengajarkan kepada ummatnya untuk menghormati tamu,karena tamu adalah yang
telah berbaik hati mau mengunjungi seseorang di rumahnya,maka selayaknya tuan
rumah menghormati dan memuliakannya.[10]
3. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang
lebih mudah adalah sesuatu kewajiban, seseorang menghormati kepada orang-orang
yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih tua mengindikasikan adanya
penghargaan atas senioritas dan menyayangi yang lebih muda mengindikasikan
pengayoman terhadap yunioritas.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan harmonis
antara suami istri dalam keluarga. Sekurang-kurang, dua hikmah di seorang
muslim harus menjalin hubungan yang serasi dalam rumah tangga, karena sebagian
besar waktu yang dimiliki seseorang dihabiskan didalam rumahnya bersama istri
dan anak-anaknya.
5. Menjenguk saudara muslim yang sedang sakit dan
melayat saudara muslim yang sedang mengalami musibah/kematian.
Dengan
membiasakan saling menjenguk orang sakit atau orang yang tertimpa musibah, maka
akan terjalin persaudaraan dikalangan ummat, karena sekuat apapun kebencian dan
permusuhan pada ummat islam, akan berkurang dan bahkan hilang sama sekali
ketika ummat islam mentradisikan saling mengunjungi, silaturrahmi antara mereka
6. Berlaku adil kepada semua manusia adalah sifat
dan prilaku yang mulia, karena akan memberikan keseimbangan dan keserasian
dalam kehidupan. Berlaku adil adalah memperlakukan manusia sesuai dengan
martabatnya sebagai manusia yang memiliki kesamaan dalam kedudukan dan hukum.
7. Membiasakan diri untuk saling memberi dan
menyampaikan salam serta kewajiban untuk
menjawabnya. Dalam konteks mengembangkan kebersamaan dan solidaritas antara
sesama muslim, islam mengajarkan salam dan atau membalas salam yang disampaikan
muslim lainnya.
5) akhlak terhadap hewan dan lingkungan sekitar
islam
mengajarkan agar ummatnya menjaga alam sekita dan memperlakukan hewan dengan
tidak kasar. Islam mengajarkan kepada ummatnya agar ia bersikap tidak kasar
kepada hewan, karena hewan juga memiliki perasaan (rasaa sedih, rasa, takut,
rasa cemas dan lain-lain). Karena hewan memiliki sifat-sifat di atas, ketika
seorang melakukan suatu yang membuatnya mereka marah, benci, takut, secara
langsung atau tidak akan merasakan sesuatu ketidaknyamanan sebagaimana yang
manusia rasakan. Karena itulah, maka islam mengajarkan agar ummatnya berbuat
baik dan tidak berlaku kasar kepada hewan.
Sedangkan
akhlak kepada lingkungan adalah sikap dan prilaku yang memberikan
keserasian,keberlangsungan ekosistem di alam sekitar, sehingga tercipta
lingkungan yang besahabat. Akhlak kepada lingkungan sangat dibutuhkan, karena
kerusakan pada alam pada umumnya ditimbulkan oleh manusia.
B. Manfaat Akhlak
Yang Terpuji
Sebagaimana
dijelaskan dimuka, bahwa akhlak yang mulia adalah sifat, prilaku dan perbuatan
yang mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi diri sendiri dan ummat manusia.
Sedangkan manfaat seseorang memili akhlak yang mulia sebagai berikut :
1. Dicintai oleh Allah swt
Seseorang yang berakhlak yang baik, ia akan
terbiasa dan istiqamah dalam menjalankan taat dan taqwa kepada Allah dengan
selalu mengamalkan dan membiasakan dengan amalan-amalan yang baik yang
dianjurkan dan diajarkan oleh Allah, serta menghindari segala bentuk
kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah.
2. Membawa kepada kebaikan dan keselamatan
didunia
Seseorang yang memiliki akhlak yang baik/mulia maka ia
selalu menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya, baik teman sejawat,
tetangga, kedua orang tuanya, gurunya, pemimpinnya dan lain-lain
3. Dicintai dan disayangi oleh manusia lain
Seseorang yang mempunyai akhlak yang baik/terpuji akan
mendapatkan banyak teman dan sahabat.
4. Mendapatkan kebahagian dan keberuntungan di
akhirat
Seseorang yang akan memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akhlak yang
terpuji adalah sikap atau perilaku dan perbuatan yang mendatangkan manfaat dan
kebaikan kepada diri sendiri dan makhluk lainnya. Akhlak yang terpuji ada banyak macam,
diantaranya:husnu zhann, tawakkal, sabar, syukur, jujur, menempati janji,
berbakti kepada orang tua dan masih banyak lagi.
Manfaat
seseorang yang berakhlak terpuji diantaranya adalah :Dicintai oleh Allah SWT, Membawa
kepada kebaikan dan keselamatan didunia, Dicintai dan disayangi oleh manusia
lain, Mendapatkan kebahagian dan keberuntungan di akhirat.
B.
Saran
Setelah membaca makalah ini perlu
memperhatikan dan mampu mempelajarinya dalam pembelajaran di sekolah. Kami
sebagai manusia yang penuh dengan kekhilafan tentunya tidak pernah lepas dari
yang namanya kesalahan. Jika anda menemukan sesuatu kejanggalan dalam makalah
ini, kami mohon maaf dan silahkan kritik dan saran anda kami tunggu.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Azizi, Furqan. Pesan-pesan Agung Para Kekasih Allah. Sampang: Diva Press. 2014.
Anwar, Rosihon. Akhlak tasawuf. Bandung: CV Pustaka
Setia. 2010.
Mustofa, A. Akhlak tasawuf .Bandung:CV
Setia Pustaka. 2014.
Solichin, Mohammad Muchlis. Akhlak
dan tasawuf. Surabaya: Pena salsabila. 2014.
[2]
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 87.
[3]
Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak dan Tasawuf (Surabaya: CV Salsabila
Putra Pratam, 2014), hlm. 64-68.
[4]
Anwar, Akhlak Tasawuf, hlm.89-90.
The wire casino floor - JtmHub
BalasHapusThe wire casino 여주 출장샵 floor · 2. The wire casino 익산 출장안마 floor · 3. The wire casino floor 양산 출장안마 · 4. The casino floor · 5. The wire casino floor · 6. The 태백 출장샵 wire casino floor · 7. 광주 출장샵