Selasa, 17 Desember 2019

Antara Budaya dan Tradisi


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
          Pada hakikatnya manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, ini berarti bahwa sejak lahir manusia telah membutuhkan bantuan dari orang lain. Dari hubungan antar individu ini yang saling membutuhkan ini akan menimbulkan suatu interaksi yang nantinya akan membentuk masyarakat dengan ciri khas yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Inilah yang biasa disebut lingkungan sosial budaya.
            Budaya masyarakat merupakan keseluruhan yang dihasilkan dan yang ada dalam masyarakat baik dalam bentuk karya maupun dalam bentuk tingkah laku dan norma serta adat kebiasaan. Budaya masyarakat yang senantiasa dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya akan membentuk sebuah tradisi. Dimana tradisi tersebut merupakan ciri khusus yang harus dijaga eksistensinya.
            Manusia akan selalu hidup berkelompok, sehingga untuk mempertahankan keberlangsungan budaya dan tradisi akan ada proses interaksi yang dibangun oleh individu yang satu ke individu yang lain.

     B.     Rumusan Masalah
          Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok permasalahan yang dijadikan sebagai objek pembahasan :
1.      Apakah pengertian budaya dan tradisi?
2.      Apa saja ciri-ciri kebudayaan ?
3.      Apakah hakikat manusia sebagai makhluk budaya?
4.      Apa saja fungsi kebudayaan bagi masyarakat?
5.      Apa penyebab  perbedaan dalam kebudayaan?
6.      Apa saja problematika kebudayaan?
7.      Bagaimanakah upaya melestaikan kebudayaan itu?

C.     Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini :
1.      Mengetahui dan memahami pengertian budaya dan tradisi
2.      Mengetahui dan memahami ciri-ciri kebudayaan
3.      Mengetahui dan memahami hakikat manusia sebagai makhluk budaya
4.      Mengetahui fungsi kebudayaan bagi masyarakat
5.      Mengetahui dan memahami penyebab perbedaan kebudayaan
6.      Mengetahui dan memahami problematika kebudayaan
7.      Mengetahui dan memahami upaya melestarikan kebudayaan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Budaya dan Tradisi

1). Budaya
            Keseluruhan ide, gagasan, pikiran, hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara belajar dan dapayt diwariskan pada generasi sesudahnya. Budaya atau kebudayaan memiliki beberapa unsur yaitu: adanya ide dan gagasan, adanya hasil cipta, adanya pemenuhan kebutuhan hidup, adanya cara belajar, adanya pewarisan pada generasi sesudahnya.[1]
2). Tradisi
            Sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, Negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.Hal yang mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah.[2]
            Tradisi merupakan suatu aspek budaya yang penting yang dapat diekspresikan dalam kebiasaan-kebiasaan tak tertulis, pantangan-pantangan dan sanksi-sanksi. Tradisi dapat mempengaruhi suatu bangsa tentang perilaku dan prosedur yang beekenaan dengan makanan, pakaian, apa yang harus dihindari dan diabaikan. Tradisi melengkapi masyarakat dengan suatu tatanan mental yang memiliki pengaruh kuat atas sistem moral mereka untuk menilai apa yang benar dan salah, baik dan buruk.[3]

B.   Ciri-ciri Kebudayaan
     Kebudayaan merupakan sesuatu yang duihasilkan oleh manusia melalui sebuah proses yang cukup panjang. Kebudayaan sebagai bagian dari kehidupan manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Adanya wujud dari budaya berupa ide, gagasan dan pemikiran serta hasil cipta, rasa dan karsa manusia, yaitu merupakan bagian dari budaya atau kebudayaan. Kebudayaan itu tidak harus berbentuk benda, kebudayaan juga bisa berbentuk non benda seperti norma, aturan atau perundang-undangan dan adat istiadat.
2.      Adanya tujuan berbudaya berupa pemenuhan kebutuhan hidup. Seseorang berbudaya, berkarya, berkreasi mempunyai suatu tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : kebutuhan lahiriyah, fisik dan kebutuhan batiniyah, psikis.Kebutuhan lahiriyah yaitu sandang dan pangan.Sedangkan kebutuhan batiniyah lebih banyak bersifat pemenuhan kepuasan batin dan jiwa.
3.      Adanya proses dalam berbudaya berupa belajar. Berbudaya atau menghasilkan sebuah karya bai yang berbentuk norma atau tingkah laku yang menjadi adat kebiasaan maupun yang berbentuk benda melalui sebuah proses belajar.
4.      Adanya kegunaan berbudaya berupa pewarisan pada generasi sesudahnya. Orang berbudaya dan berkarya mempunyai kegunaan yaitu mewariskan budaya dan karya tersebut pada generasi yang akan datang. [4]

C.   Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya

            Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia.Makhluk Tuhan di alam fana ini ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatanang, dan manusia. Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki makhluk lain. Dengan akal budinya manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manisa.[5]
            Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan.Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil dari akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya.Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.Manusia adalalah pencipta kebudayaan.[6]
            Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya.[7]
            Disamping itu kebudayaan juga memerlukan sebuah etika, Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu sebagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hal yang berharga sehingga harus dikejarnya, maupun sebagai yang tak berharga sehingga harus dijauhi.Mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancurn.Oleh sebab itu, dianjurkannya agar kita memperjangkan unsur etika didalam mendasari budaya.[8]
            J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
      a.       Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebaginya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.[9]

      b.      Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.Wujud ini sering disebut sistem sosial.Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi.[10]
      c.       Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.Sifatnya paling kongkret diantara ketiga wujud kebudayaan.[11]

D.   Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

            Fungsi kebudayaan bagi masyarakat sangat besar. Hal ini disebabkan ada dua aspek, yaitu :
1.      Bermacam-macam hakikat yang harus dihadapi oleh masyarakat.
2.      Manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik dibidang spiritual maupun material.
           Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
       Setiap orang bagaimana pun hidupnya, ia akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya. Kebiasaan atau bibit ini merupakan suatu perilaku pribadi, artinya kebiasaan orang adalah berbeda dengan kebiasaan orang lain walupun mereka hidup satu rumah. Jadi setiap orang akan membentuk kebiasaan yang khusus bagi dirinya sendiri. [12]

E. Perbedaan Kebudayaan

Setiap masyarakat pasti memiliki budaya, adat kebiasaan dimana antara budaya masyarakat yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan, disamping adanya kesamaan. Perbedan budaya antar masyarakat tersebut dipengaruhi banyak faktor, diantaranya :
1.      Keadaan Alam (geografis)
      Manusia dan alam mempunyai hubungan yang sangat erat.Keduanya membentuk sebuah sistem artinya men jadi satu kesatuan yang saling mempengaruhi.Keadaan alam bisa mempengaruhi sifat dan perilaku manusia, demiian juga keadaan manusia bisa mempengaruhi keseimbangan alam.
      Lingkungan alam mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi individu dalam berbudaya.Masyarakat yang tinggall di wilayah pesisir budayanya atau keahliannya berbeda dengan budaya masyarakat pedalaman atau pegunungan.
2.      Keadaan Agama
      Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk religious artinya pada diri manusia terdapat keyakinan akan adanya Dzat yang Maha Kuasa. Manusia juga diciptakan Allah mempunyai fitrah beragama.Dalam kaitannya dengan berbudaya, agama memberi pedoman kepada masing-masing individu dalam masyarakat bagaimana yang sesuai dengan tuntunan agama.
      Kedaan agama dalam suatu masyarakat mempengaruhi budaya yang dimiliki masyarakat tersebut. Masyarakat muslim mempunyai budaya yang berbeda dengan masyarakat non muslim. Budaya masyarakat muslim didasari oleh ajaran agama islam dan dihiasi dengan nilai-nilai keislaman. Dengan demikian juga masyarakat nasrani, kresten katolek, hindhu, budha tentunya budaya mereka juga dilandasi oleh agama yang diyakini.
3.      Keadaan Pendidikan
      Pendidikan individu dalam suatu masyarakat sangat mempengaruhi perubahan budaya dalam masyarakat tsb.Hal ini bisa dimaklumi karna dengan pendidikan seorang individu bisa lebih banyak berbuat dan berkarya.Semakin tinggi pendidikan individu dalam masyarakat semakin tinggi pula kebudayaan dan peradaban yang dimiliki, bahkan sebaliknya juga begitu.
4.      Keadaan sosial ekonomi masyarakat sangat berkaitan dengan kebudayaan. Pada masyarakat yang status sosial ekonominya mapan akan mudah berkreasi, berkarya dan berbudaya karena dukungan oleh ketersediaan alat, sarana pendukung sedangkan pada masyarakat yang status sosial ekonominya rendah akan sulit berkreasi, berkarya dan berbudaya disebabkan keterbatasan alat dan sarana pendukung.[13]

F.   Problematika Kebudayaan

            Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.[14]
            Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan.Berdasarkan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.[15]
     1.      Pewarisan Kebudayaan
            Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikian, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Peristiwa budaya bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi yang akan datang.
            Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi.
·         Enkulturasi (pembudayan)
      Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan peraturan hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi dimlai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermula dari lingkungan keluarga, teman sepermainan, dan masyarakat luas.
·         Sosialisasi (proses permasyarakatan)
Adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dan masyarakat.[16]
      2.      Perubahan Kebudayaan
            Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi kedaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan.Perubahan kebudaayan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan.Pembangunan dan moderenisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
            Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, anatara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress bukan progress; perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali manusia.[17]
      3.      Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat Barat (Negara-negara Eropa) masuk dan memengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dan Afrika).Globasasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.

G. Upaya Melestarikan Kebudayaan

          Dalam menjaga dan melestaarian budaya local yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya local. Kebudayaan dapat dilestaarikan dalam dua bentuk yaitu :
      1.      Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah  pengalaman kultural. Contohnya, jika kebudayaan tersebuat berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dalam menguasai tarian tersebut.Dengan demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
      2.      Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalkan kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri.
            Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh Negara Negara lain. Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan kebudayaan bangs juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayan-kebudayaan daerah disetiap event-event akbar nasional, misalnya tarian-tarian, lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenlan kepada generasi muda bahwa budaya yang ditampilkan itu warisan dari leluhurnya.Bukan berasal dari Negara tetangga. Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada berbagi cara dalam melestarikan budaya, salah satunya adalah sebagai berikut :
      a.  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya local
   b. Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya local beserta pembayaran dan pelestariannya.
    c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi.
      d.      Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
      e.       Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya local.[18]



BAB III
PENUTUP

     A.   Kesimpulan
          Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan dan tradisi. Kebudayaan sebagai sesuatu yang diperoleh manusia melalui proses belajar. Kebudayaan memberikan ilmu bahwa kebudaayaan sebagai bantuan atau pertolongan yang besar bagi masalah-masalah kita di masa yang akan datang, karena kebudayaaan adalah sebuah upaya untuk mengejar kesempurnan total kita dengan berusaha mengenal dan mengetahui.
            Pentingnya melestarikan kebudayaan di Indonesia yang budayanya hampir saja terkikis.Dengan mengetahui upaya-upaya diatas kita sebagai generasi muda wajib mengamalkannya dan menjaga agar kebudayaan Indonesia tetap terjaga.
         





[1]Drs. Tasmuji, M. Ag. , Drs. H. cholil, M. Pd. I , Drs. Sutikno, M. Pd. I , Vidiagati, SE, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAIN Sunan Ampel Surabaya), halaman 205
[3] Dr. Deddy Mulyana, M.A. dan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi Antarbudaya (Bandung 1990),halaman 69
[4] Drs. Tasmuji, M. Ag. , Drs. H. cholil, M. Pd. I , Drs. Sutikno, M. Pd. I , Vidiagati, SE, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAIN Sunan Ampel Surabaya), halaman 160
[5] Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si dan Winarno, S.Pd,. M.Si, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara,2008), halaman 18
[6] Ibid.,halaman 21
[7] Ibid.,halaman 25
[8] Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial dasar, Ilmu Budaya Dasa (CV Pustaka Setia,April 2009),halaman 185
[9]Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si dan Winarno, S.Pd,. M.Si, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara,2008), halaman 25
[10] Ibid
[11] Ibid.,halaman 26
[12] Drs. H. Hartomo dan Drs. Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta:PT Bumi Aksara,2001),halaman 43
[13] Drs. Tasmuji, M. Ag. , Drs. H. cholil, M. Pd. I , Drs. Sutikno, M. Pd. I , Vidiagati, SE, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAIN Sunan Ampel Surabaya),halaman 206-213
[14] Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si dan Winarno, S.Pd,. M.Si, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara,2008),halaman 33

[15] Ibid.,halaman 33-34
[16] Ibid.,halaman 34
[17] Ibid.,halaman 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar