BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang khas di dalam
lingkungan namun individu juga memilki
peranan untuk bermasyarakat dan berinteraksi sosial. Individu terdiri dari dua
demensi yaitu fisik dan psikis, wujud fisik sebagai bagian dari alam dimana
manusia atau individu harus menyesuaikan diri dengan alam sekitar.
Namun
dari segi psikis juga sangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik
, dalam arti tingkah laku dan perbuatan individu yang merupakan reflek
psikisnya. Selain itu Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh
timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Apa
pengertian individu?
b. Bagaimana
Relasi individu dengan lingkungan sosial?
c. Apa
pengertian Masyarakat?
d. Bagaimana
bentuk dan tingkatan masyarakat ?
e. Apa
pengertian Interaksi sosial dan faktor apa saja yang mempengaruhi interaksi
sosial ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk
mengetahui pengertian individu.
b. Untuk
mengetahui relasi individu dengan lingkungan
c. Untuk
mengetahui pengertian masyarakat.
d. Untuk
mengetahui bentuk dan tingkatan masyarakat.
e. Untuk
mengetahui interaksi sosial dan faktor penyebab interaksi sosial.
BAB
II
PENDAHULUAN
A. Pengertian individu
Kata
individu berasal dari kata latin yakni Indivudum, yang berarti “ tidak
terbagi ” , jadi merupakan satu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang palimg kecil dan terbatas, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering disebut “ orang
seorang ” atau “ manusia perorangan “.
Timbulnya
perbedaan manusia perseorangan dengan lainnya melalui konteks dengan dunia yang
telah mempunyai sejarah dengan peradabannya, seperti bahasa, agama, budaya,
adat istiadat dan kebiasaan, norma,ilmu pengetahuan dan sebagainya. Oleh karena
itu tidak heran jika individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya,
karena sejarah peradaban yang membawanya berbeda-beda.
Manusia
dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah bersifat spesifik
didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang umum. Apabila
manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi, maka
disebut manusia sebagai makhluk individu, sebaliknya apabila
tindakan-tindakannya merupakan hubungan dengan manusia lainnya , maka manusia
itu dikatakan makhluk sosial.
Kebersilan seseorang dalam mempertemukan titik
optimal yang berbeda yakni peran individu dan peran sosial, maka ia dapat
disebut sebagai seseorang telah sampai pada tingkat “matamg” atau “dewasa”
dalam arti sosial.[1]
Pengertian
Individu Menurut Para Ahli
1. Menurut
Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas.
2. Menurut
Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak
dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang
hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya
selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan
rukun.
3. Pengertian
individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain).
organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak
mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[2]
B. Relasi Individu Dengan Lingkungan Sosial
1. Relasi
Individu Dengan Keluarga
Manusia
dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang, untuk kemudian membentuk
sendiri keluarga batinnya . Nilai-nilai
yang dimiliki oleh individu dan berbagai peranan yang diharapkan
dilakukan oleh individu, semuanya berawal dari dalam lingkungan keluarga
sendiri. Posisi dan peranan individu didalam keluarga pada dasarnya sebagai
konsekuensi dari relasi biologik, psikologi dan social.
2. Relasi
Individu Dengan Lembaga
Kelembagaan
sosial merupakan keutuhan tatanan perilaku manusia dalam hidup bersama di dalam
masyarakat. Individu di dalam struktur kelembagaan sosisl dapat memiliki posisi
sebagai ketua atau sebagai anggota.
3. Relasi
Individu Dengan Komunitas
Cohen
menyatakan bahwa komunitas dapat
didefinisikan sebagai kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal
dalam wilayah tertentu, memilki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sadar
sebagai satu kesatuan, dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka
mencapai sesuatu tujuan. Posisi dan peranan individu dalam sebuah komunitas
tidak seperti halnya didalam keluarga, ia tidak lagi bersifat langsung, sebab
dampak tingkah lakunya tertampung oleh keluarga dan kelembagaan yang mencakup
dirinya. Sebaliknya, pengaruh komunitas terhadap individu tersalur melalui
keluaraga dan lembaga-lembaga yang ada.
4. Relasi
Individu Dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan
sosial yang bersifat makro, sebab terdiri dari sekian banyak komuniti, dan
masing-masing komuniti dengan karakteristik yang mungkin berbeda. Didalam
masyarakat, seorang pencuri adalah seorang pelaku yang menyimpang dari
norma-norma keteraturan sosial dan sekaligus dapat berperan sebagai indikator
tinggi rendahnya keamanan lingkungan untuk pemukiman tertentu.
5. Relasi
Individu Dengan Kebangsaan
Ernest
Renan (1823-1892) menyatakan bahwa nasion atau kebangsaan adalah suatu jiwa ,
suatu solidaritas yang besar yang terbentuk oleh perasaan yang timbul sebagai
akibat pengorbanan- peengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan
bersedia dibuat lagi. Hubungan langsung individu dengan kebangsaannya
diekspresikan melalui posisinya sebagai warga negara.
Dari
uraian mengenai relasi individu dengan lima macam lingkungan sosial mulai dari
keluarga sampai kebangsaan tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara, bahwa
individu mempunyai makna langsung apabila konteks situiasionarnya adalah
keluarga atau lembaga sosial, sedangkan individu dalam konteks lingkungan
sosial yang lebih besar , seperti dalam masyarakat atau berbangsa, maka posisi
dan peranan individu semakin abstrak.[3]
C. Pengertian masyarakat
Menurut
kodratnya manusia adalah makhluk masyarakat yang saling berinteraksi membantu
satu sama lain, yang akan membawa manusia pada masa depan mereka dalam bersikap[4].
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa
ahli sosiologi :
1.
Menurut
Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai
ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa
seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat,
dsb.
2.
Menurut Karl
Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
yang terbagi secara ekonomi.
3.
Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul
B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah : Kumpulan sekian banyak
individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama kesatuan
sosial yang mempunyai hubungan erat kumpulan individu-individu yang mandiri dan
hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.[5]
Sikap kemasyarakat
menurut P.J (1976) karena adanya faktor berikut :
a. Kecenderungan
sosial
b. Rasa
harga diri
c. Kecenderungan
untuk patuh
d. Kecenderungan
untuk madiri
e. Hasrat
tolong-menolong dan meniru
f. Hasrat
berjuang
g. Hasrat
memberi tahu dan sifat mudah menerima[6]
Hidup
bersama dikatakan sebagai masyarakat apabila mempunyai unsur- unsur sebagai
berikut :
a. Manusia
yang hidup bersama
b. Bercampur
dan bersama-sama untuk waktu yang cukup lama,
c. Menyadari
bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
d. Mematuhi
terhadap norma-morma atau peraturan-peraturan yang menjadi kesepakatan bersama,
e. Menyadari
bahwa mereka bersama-sama diikat oleh perasaan diantara para anggota yang satu
dengan yang lainnya.
D. Bentuk-bentuk dan Tingkatan masyarakat
1. Bentuk-bentuk
masyarakat
a. Masyarakat
Paguyuban
PJ. Bourman
menjelaskan masyaarak peguyuban adalah suatu persekutuan manusia yang disertai
perasaan setia kawan dari hati ke hati dan keadaan kolektif yang besar,
sehingga perpisahan dalam kelompok ini sangat tidak disenangi, adapun
ciri-cirinya :
1) Pola
berkorban demi kebersamaan
2) Pemenuhan
hak tidak selamanya dikaitkan dengan kewajiban
3) Solidaritas
yang tinggi.
b. Masyarakat
Patembangan
PJ. Bourman
mengibaratkan seperti tumpukan pasir yang tiap-tiap butirnya dapat terpisah
dari yang lain. Keterkaitan antara satu dengan yang lain hanya dalam satu
tujuan sehingga sifat keakurannya masih sangat menonjol. Adapun ciri-cirinya :
1) Pemenuhan
hak selalu dikaitkan dengan kewajiban
2) Solidaritas tidak terlalu kuat
2. Tingkatan
Masyarakat
a. Masyarakat
Tradisional
Masyarakat
tradisional sangat bergantung pada manusia dan alam dengan mata pencaharian
yang berpusat pada pertanian dan nelayan dalam memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan mereka bergantung pada alam karena kesederhanaan teknologi
yang mereka miliki.
b. Masyarakat
modern
Masyarakat
modern adalah pola perkembangan dari masyarakat tradisional yang telah
mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Zaman ini lebih dikenal
dengan zaman industrialis karena segala usaha dan kebutuhan manusia lebih
memadukan antara SDA dengan SDM dengan menggunakan teknologi.[8]
E. Pengertian Interaksi Sosial dan Faktor Mempengaruhi
Interaksi Sosial
1. Pengertian
Interaksi Sosial
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara
individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai
bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
a.
Interaksi antara individu dengan
individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus
kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan
memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
b.
Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara
konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa
digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari
siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan
orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan
seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan
kelompok.
c.
Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok
dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada
kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.[9]
2. Faktor-faktor Pendorong Interaksi
Sosial
a.
Faktor Internal
1)
Dorongan untuk
meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan
nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat
kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan
secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan
keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
2)
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang
akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan
hidup.
3)
Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari
luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan
binatang buas.
4)
Dorongan untuk berkomunikasi dengan
sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka
saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati
masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila
hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan
sosial budaya.
b. Faktor Eksternal
1)
Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
2)
Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
3)
Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
4) Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah piha
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah piha
5)
Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
6)
Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[10]
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat
didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam
kerangka hidup yang diyakininya, sementara masyarakat adalah sekolompok
individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang atau tempat dimana individu
tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan hidup
selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling membutuhkan
dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam
masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
B. Saran
Penulis
sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan
materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki.
Penulis juga menyarankan nantinya agar menambahkan perbedaan dari keduannya
secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih reel antara individu dengan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Tasmuji,
dkk. Ilmu Alamiyah Dasar , Ilmu Sosial Dasar , Ilmu Budaya Dasar
(
Surabaya : IAIN SA, press, 2012)
Sujatmiko,
Eko. Kamus IPS , (Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014)
Mawardi,
Nurhidayati .Ilmu Alamiyah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung
: Pustaka Setia,2000)
http://interaksisosial25.blogspot.com
[1] Tasmuji,
dkk. Ilmu Alamiyah Dasar , Ilmu Sosial Dasar , Ilmu Budaya Dasar (
Surabaya : IAIN SA, press, 2012) hlm. 81-84
[2] Eko
Sujatmiko, Kamus IPS , (Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I,
2014), hlm. 114
[3] Ibid,
92-98
[4]Mawardi,
Nurhidayati Ilmu Alamiyah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung
: Pustaka Setia,2000) hlm.217
[5]
http://bobbyantarestio.ngeblogs.com/2011/10/15/tugas-isd-individu-keluarga-dan-masyarakat
[6] Mawardi,
Nur Hidayati. IAD-ISD-IBD, hlm. 218
[7]
Tasmuji,dkk. IAD-ISD-IBD, hlm.91-92
Tidak ada komentar:
Posting Komentar