Selasa, 17 Desember 2019

Individu, Masyarakat, Dan Interaksi Sosial


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang khas di dalam lingkungan namun  individu juga memilki peranan untuk bermasyarakat dan berinteraksi sosial. Individu terdiri dari dua demensi yaitu fisik dan psikis, wujud fisik sebagai bagian dari alam dimana manusia atau individu harus menyesuaikan diri dengan alam sekitar.
Namun dari segi psikis juga sangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik , dalam arti tingkah laku dan perbuatan individu yang merupakan reflek psikisnya. Selain itu Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya.

B.  Rumusan Masalah

             Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a.    Apa pengertian individu?
b.    Bagaimana Relasi individu dengan lingkungan sosial?
c.    Apa pengertian Masyarakat?
d.   Bagaimana bentuk dan tingkatan masyarakat ?
e.    Apa pengertian Interaksi sosial dan faktor apa saja yang mempengaruhi interaksi sosial ?

C.  Tujuan Penulisan Makalah

a.    Untuk mengetahui pengertian individu.
b.    Untuk mengetahui relasi individu dengan lingkungan
c.    Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
d.   Untuk mengetahui bentuk dan tingkatan masyarakat.
e.    Untuk mengetahui interaksi sosial dan faktor penyebab interaksi sosial.




BAB II
PENDAHULUAN


       A.  Pengertian individu

Kata individu berasal dari kata latin yakni Indivudum, yang berarti “ tidak terbagi ” , jadi merupakan satu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang palimg kecil dan terbatas, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering disebut “ orang seorang ”  atau “ manusia perorangan “.
Timbulnya perbedaan manusia perseorangan dengan lainnya melalui konteks dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya, seperti bahasa, agama, budaya, adat istiadat dan kebiasaan, norma,ilmu pengetahuan dan sebagainya. Oleh karena itu tidak heran jika individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya, karena sejarah peradaban yang membawanya berbeda-beda.
Manusia dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang umum. Apabila manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi, maka disebut manusia sebagai makhluk individu, sebaliknya apabila tindakan-tindakannya merupakan hubungan dengan manusia lainnya , maka manusia itu dikatakan makhluk sosial.
 Kebersilan seseorang dalam mempertemukan titik optimal yang berbeda yakni peran individu dan peran sosial, maka ia dapat disebut sebagai seseorang telah sampai pada tingkat “matamg” atau “dewasa” dalam arti sosial.[1]
Pengertian Individu Menurut Para Ahli
1.      Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2.      Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
3.      Pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[2]

            B.  Relasi Individu Dengan Lingkungan Sosial

        1.    Relasi Individu Dengan Keluarga
Manusia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang, untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya . Nilai-nilai  yang dimiliki oleh individu dan berbagai peranan yang diharapkan dilakukan oleh individu, semuanya berawal dari dalam lingkungan keluarga sendiri. Posisi dan peranan individu didalam keluarga pada dasarnya sebagai konsekuensi dari relasi biologik, psikologi dan social.

        2.    Relasi Individu Dengan Lembaga
Kelembagaan sosial merupakan keutuhan tatanan perilaku manusia dalam hidup bersama di dalam masyarakat. Individu di dalam struktur kelembagaan sosisl dapat memiliki posisi sebagai ketua atau sebagai anggota.

        3.    Relasi Individu Dengan Komunitas
Cohen menyatakan bahwa komunitas dapat  didefinisikan sebagai kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal dalam wilayah tertentu, memilki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sadar sebagai satu kesatuan, dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka mencapai sesuatu tujuan. Posisi dan peranan individu dalam sebuah komunitas tidak seperti halnya didalam keluarga, ia tidak lagi bersifat langsung, sebab dampak tingkah lakunya tertampung oleh keluarga dan kelembagaan yang mencakup dirinya. Sebaliknya, pengaruh komunitas terhadap individu tersalur melalui keluaraga dan lembaga-lembaga yang ada.

         4.    Relasi Individu Dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makro, sebab terdiri dari sekian banyak komuniti, dan masing-masing komuniti dengan karakteristik yang mungkin berbeda. Didalam masyarakat, seorang pencuri adalah seorang pelaku yang menyimpang dari norma-norma keteraturan sosial dan sekaligus dapat berperan sebagai indikator tinggi rendahnya keamanan lingkungan untuk pemukiman tertentu.

         5.    Relasi Individu Dengan Kebangsaan
Ernest Renan (1823-1892) menyatakan bahwa nasion atau kebangsaan adalah suatu jiwa , suatu solidaritas yang besar yang terbentuk oleh perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan- peengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan bersedia dibuat lagi. Hubungan langsung individu dengan kebangsaannya diekspresikan melalui posisinya sebagai warga negara.
Dari uraian mengenai relasi individu dengan lima macam lingkungan sosial mulai dari keluarga sampai kebangsaan tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara, bahwa individu mempunyai makna langsung apabila konteks situiasionarnya adalah keluarga atau lembaga sosial, sedangkan individu dalam konteks lingkungan sosial yang lebih besar , seperti dalam masyarakat atau berbangsa, maka posisi dan peranan individu semakin abstrak.[3]

             C.  Pengertian masyarakat

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk masyarakat yang saling berinteraksi membantu satu sama lain, yang akan membawa manusia pada masa depan mereka dalam bersikap[4].
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
1.      Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah : Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.[5]
Sikap kemasyarakat menurut P.J (1976) karena adanya faktor berikut :
a.       Kecenderungan sosial
b.      Rasa harga diri
c.       Kecenderungan untuk patuh
d.      Kecenderungan untuk madiri
e.       Hasrat tolong-menolong dan meniru
f.       Hasrat berjuang
g.      Hasrat memberi tahu dan sifat mudah menerima[6]
Hidup bersama dikatakan sebagai masyarakat apabila mempunyai unsur- unsur sebagai berikut :
a.       Manusia yang hidup bersama
b.      Bercampur dan bersama-sama untuk waktu yang cukup lama,
c.       Menyadari bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
d.      Mematuhi terhadap norma-morma atau peraturan-peraturan yang menjadi kesepakatan bersama,
e.       Menyadari bahwa mereka bersama-sama diikat oleh perasaan diantara para anggota yang satu dengan yang lainnya.
f.       Menghasilan suatu kebudayaan tertentu.[7]

              D.  Bentuk-bentuk dan Tingkatan masyarakat

          1.    Bentuk-bentuk masyarakat

      a.    Masyarakat Paguyuban
PJ. Bourman menjelaskan masyaarak peguyuban adalah suatu persekutuan manusia yang disertai perasaan setia kawan dari hati ke hati dan keadaan kolektif yang besar, sehingga perpisahan dalam kelompok ini sangat tidak disenangi, adapun ciri-cirinya :
1)   Pola berkorban demi kebersamaan
2)   Pemenuhan hak tidak selamanya dikaitkan dengan kewajiban
3)   Solidaritas yang tinggi.

     b.    Masyarakat Patembangan
PJ. Bourman mengibaratkan seperti tumpukan pasir yang tiap-tiap butirnya dapat terpisah dari yang lain. Keterkaitan antara satu dengan yang lain hanya dalam satu tujuan sehingga sifat keakurannya masih sangat menonjol. Adapun ciri-cirinya :
1)   Pemenuhan hak selalu dikaitkan dengan kewajiban
2)    Solidaritas tidak terlalu kuat

            2.    Tingkatan Masyarakat

      a.    Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional sangat bergantung pada manusia dan alam dengan mata pencaharian yang berpusat pada pertanian dan nelayan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan mereka bergantung pada alam karena kesederhanaan teknologi yang mereka miliki.

      b.    Masyarakat modern
Masyarakat modern adalah pola perkembangan dari masyarakat tradisional yang telah mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Zaman ini lebih dikenal dengan zaman industrialis karena segala usaha dan kebutuhan manusia lebih memadukan antara SDA dengan SDM dengan menggunakan teknologi.[8]

            E.  Pengertian Interaksi Sosial dan Faktor Mempengaruhi Interaksi Sosial

        1.  Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
a.     Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
b.     Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
c.     Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.[9]
        2.  Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
a.    Faktor Internal
1)   Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
2)   Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
3)   Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
4)   Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
b. Faktor Eksternal
1)   Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
2)   Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
3)   Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
4)   Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah piha
5)       Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
6)         Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[10]




                    BAB III
                                                       PENUTUP

     A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam kerangka hidup yang diyakininya, sementara masyarakat adalah sekolompok individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang atau tempat dimana individu tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan hidup selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling membutuhkan dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
    B.  Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya agar menambahkan perbedaan dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih reel antara individu dengan masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA
Tasmuji, dkk. Ilmu Alamiyah Dasar , Ilmu Sosial Dasar , Ilmu Budaya Dasar
( Surabaya : IAIN SA, press, 2012)
Sujatmiko, Eko. Kamus IPS , (Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014)
Mawardi, Nurhidayati .Ilmu Alamiyah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung : Pustaka Setia,2000)
http://interaksisosial25.blogspot.com



[1] Tasmuji, dkk. Ilmu Alamiyah Dasar , Ilmu Sosial Dasar , Ilmu Budaya Dasar ( Surabaya : IAIN SA, press, 2012) hlm. 81-84
[2] Eko Sujatmiko, Kamus IPS , (Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014), hlm. 114
[3] Ibid, 92-98
[4]Mawardi, Nurhidayati Ilmu Alamiyah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung : Pustaka Setia,2000) hlm.217
[5] http://bobbyantarestio.ngeblogs.com/2011/10/15/tugas-isd-individu-keluarga-dan-masyarakat
[6] Mawardi, Nur Hidayati. IAD-ISD-IBD, hlm. 218
[7] Tasmuji,dkk. IAD-ISD-IBD, hlm.91-92
[8] Mawardi, Nurhidayati Ilmu Alamiyah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar,  hlm.219-223
[10] http://interaksisosial25.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar