Kamis, 05 Desember 2019

Teori Terbentuknya Alam Semesta Dalam Konsep Barat Dan Konsep al-Qur'an

Teori Terbentuknya Alam Semesta Dalam Konsep Barat Dan Konsep al-Qur'an
Teori Terbentuknya Alam Semesta Dalam Konsep Barat Dan Konsep al-Qur'an


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai manusia kita mempunyai salah satu sifat yang selalu ingin tahu tentang apa itu, bagaimanakah itu bisa terjadi, kapan itu terjadi, dimanakah itu, dan sebagainya. Berdasarkan hal-hal tersebut, manusia juga mencari tahu dan meneliti bagaimana proses terjadinya alam semsta dan segala aspek didalamnya.
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.[1] Dalam meneliti alam semesta dan segala aspek di dalamnya, terkadang manusia berpikir dengan logika , menurut pemikirannya sendiri, ada pula yang berdasarkan pengetahuan agama dalam hal ini agama islam. Ada pemikiran yang berdasarkan Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an, tapi ada pula hasil penelitian yang sangat bertolak belakang dengan islam atau yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Teori-teori terbentuknya alam semesta banyak yang diungkapkan orang-orang barat meskipun kita juga mengetahui dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang bagaimana proses terbentuknya alam semesta. Oleh karena itu, kita perlu mengkaji perbedaan-perbedaan teori tersebut agar kita tidak salah kaprah dan meragukan kekuasaan Allah SWT sebagai Maha Pencipta yang tiada tandingannya. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaima proses terbentuknya alam semesta menurut konsep barat ?
2.      Bagaimana proses terbentuknya alam semesta menurut konsep Al-Qur’an?
3.      Bagaimana proses terbentuknya alam semesta menurut Sains?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui tentang proses terbentuknya alam semesta menurut konsep barat.
2.      Untuk menjelaskan tentang proses terbentuknya alam semesta menurut konsep Al-Qur’an.
3.      Untuk mengetahui tentang proses terbentuknya alam semesta menurut Sains.





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Proses Terbentuknya Alam Semesta Perspektif Barat
a.      Pengertian Alam Semesta Dan Teori Terbentuknya Alam Semesta
              Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrosmos dan makrosmos. Mikrosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedangkan makrosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya binatang, planet, dan galaksi.[2]  dan menurut orang Babylonia alam semesta adalah merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya  dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, yang dimaksud kehiduoan biotic adalah semua lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen makhluk hidup di permukaan bumi, komponen kehidupan biotic seperti : tumbuhan, hewan, dan manusia sedangkan kehidpuan abiotic adalag semua benda matidi permukaan bumi yang bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnnya,contoh kehidupan abiotic seperti : tanah, air, dan udara. .
            Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan di perolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi :
1.      Teori Keadaan Tetap ( Steady-state Theory)
                        Teori ini berdasarkan prinsip cosmology sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta di manapun dan bila manapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu dialam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini di tunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara ringkas mennyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga luasnya ( tanpa awal dan tanpa akhir).
            Dengan diketahui kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang di hubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi bumi dari hasil pemotretan satelit, maka di simpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya perngembangan.
2.      Teori Dentuman Besar (Big-bang Theory)
Teori ini bertitik tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti.[3] Massa itu, kemudian mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok0kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok itulah yang disebut dengan galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu :
1)      Masa batas dinding Planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur  10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Planck.
2)      Massa Jiffy yaitu massa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan  jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kecepatan 1055 kali kerapatan air.
3)      Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap cm kubik.
4)      Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semesta berumur stelah 10-4 detik.
5)      Masa radiasi yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi Hidrogen menjadi Helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
6)      Masa pembentukan galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berumpa kabut pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
7)      Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 X 109 tahun.
       Setelah terjadinya ledakan (big-bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta di penuhi bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuklah  partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muuatan-muatan energi ini terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang di perkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya elektromagnetis.
      Partikel- partikel dasar yaitu elektron, proton dan neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
       Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium, dan litium mulai membentuk. Dan tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki  tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel electron yang bermuatan negative dpat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hydrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral. Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.
       Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat big-bang. Sehingga menciptakan gumpalan-gumpaalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakun memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awalsebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di atas hingga terbentuknya big-bang, bintang serta galaksi berlangsung dalam kurun  waktu miliaran tahun. Seperti halnya proses pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita yang kita kenal dengan nama matahari (sun) juga terbentuk dari gumpalan gas atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa di sekelilingnya saling bertumbukan,menyatu dan bergumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relative lebih dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.
3.      Teori Ekspansi dan Kontraksi.
Teori ini berlandaskan  pada pemikiran bahwa  ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa ekspansi dan masa kontraksi yang di duga siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa ekspansi, kemudian terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya.  Ekspansi ini di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi ini hydrogen  yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut mengeluarkan tenaga berupa panas yang tinggi. Teori ekspansi ini menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.[4]
Di samping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang di ajukan oleh Fowler tentang terjadinya galaksi-galaksi yakni kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi yang ada saat ini. Saat itu, galaaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar. Kabut gas hydrogen tersebut  bergerak  perlahan dan berputar  pada porosnya sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut gas tersebut untuk kemudian mengadakan kontraksi sehingga bagian luarnya banyak yang tertinggal. Pada tempat-tempat yang rotasinya lambatatau berat jenisnya besar, terbentuklah bintang-bintang, gumpalan kabut hydrogen yang sudah menjadi bintang tersebut juga melakukan kontraksi secara perlahan. Panas yang di pancarkan dari bintang-bintang yang berbentuk tadi suhunya semakin menurun. Kemudian setelah berjuta-juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit sekarang ini.
Secara sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat di ilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain “ruang” roti sedang mengembang. Butir-butir partikel di dalam roti itu ( analog dengan galaksi di alam semesta ) saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu ( analog dengan alam ).
Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang berada dalam roti itu, terbatas hanya pada ruangroti itu sendiri. Demikian pulalah, kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi “ruang waktu” yang kita kenal.
Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan radio astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombangradiasi itu pun makin panjang, menjadi gelombang radio.  Kini radiasi awal itu di kenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation) yang dapat di deteksi dengan teleskop radion.
4.      Steady Theory
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta di manapun sama. Alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh menjadi tua akhirnya mati.

B.   Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Konsep Al-Qur’an
            Banyak macam perpektif tentang proses terbentuknya alam semesta    menurut konsep Al-Qur’an, yaitu :
·         Al-Qur’an menegaskan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan sesuatu yang padu atau menunggal yang kemudian pisahkan. Dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30 dinyatakan:[5]
اولم ير الذين كفرو ان السماوات والارض كانتا رتقا ففتقنا هما وجعلنا من الماء كل شيء حي افلا يؤمنون
Artinya : “Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi (alam semesta) keudanya dahulunya merupakan sesuatu yang menunggal padu, yang kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?.
·         Al-Qur’an menegaskan bahwa alam semesta ini berawal dari gas, sebagaimana dinyatakan dalam surat Fusshshilat ayat 11, yaitu :
ثم استوى الى السماء وهي دخان لها وللارض اءتنا طوعا او كرها قالتا اتينا طا ءعين
Artinya : “Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan bumi ketik masih berupa ( gas ). Lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “ datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab, kami datang dengan suka hati.
·         Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa alam semesta di ciptakan dalam enam masa yaitu meliputi penciptaan langit dalam dua masa dan bumi dalam dua masa serta semua isi bumi dalam dua masa.
      Allah mengabadikan penciptaan alam semesta dalam enam masa dalam Firman-Nya, yaitu :
ان ربكم الله الذي خلق اللسماوات والارض في ستة ايام ثمم  استوى على العرش يدبر الامر ما  من شفيع الا من بعد اذنه ذلكمم الله ربكم فا عبدوه افلا تذكرون
Artinya : “Sesungguhya tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelaj ada idzin-Ny. Itulah Allah, tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran”.{4}
     Pada permulaan ayat ini, Allah menegaskan bahwa dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Hari atau masa yang di sebut dalam ayat ini, dalam tuntutan agama, hanya Allah saja yang mengetahui berapa lamanya.
      Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini juga di sebutkan dalam beberapa ayat lain, yaitu :
وهو الذي خللق السماوات والارض في ستة ايام وكان عرشه على الماء ليبلوكم ايكم احسن عمل
Artinya : “Dan Dialah yang menciptakan lamgit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.
     Bila di perhatikan, ungkapan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa pada ayat ini, di kaitkan dengan informasi bahwa ‘Arsy Allah berada di atas air. Artinya, air ternyata ada ketika langit dan bumi di ciptakan. Dengan kata lain, air telah ada pada saat awal penciptaan. Air dalam hal ini dapat di maknai sebagai unsur asal alam semesta yaitu hidrogen. Keterangan ini merupakan isyarat bahwa air adalah unsur pokok dalam penciptaan makhluk hidup.

C.   Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains
Dalam uraian di atas di paparkan bahwa Al-Qur’an menyebutkan alam semesta di ciptakan dalam enam masa. Untuk membuktikannya banyak ilmuwan melakukan penelitian akan hal itu dengan pendekatan sains. Di anataranya ialah ilmuwan Ahmad Marconi (bagaimana alam semesta di ciptakan.Pendekatan AlQur’an dan sains modern,2003 ). Menjelaskan tentang pengertian enam masa kejadian alam semesta dengan singkat, yaitu :
1.      Masa pertama, terjadinya dentuman besar big-bang, pada saat ini kontinum ruang waktu yang lahir masih berujud samar-samar, dimana energy dan ruang waktu tidak jelas beda.
2.      Masa kedua, pada masa ini alam semesta mengalami proses inflasi. Grafitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi, dan gaya inti kuat memisahkan diri dari gaya imti-lemah dan gaya electromagnetis.
3.       Masa ketiga, pada masa inilah di mulai sintesa atau pembentukan inti atom.
4.       Masa keempat, dalam tahap ini ada kemungkinan terjadinya pengelompokan-pengelompokan materi fundamental, electron mulai terbentuk namun masih dalam keadaan bebas, dam belum terikat oleh inti atom.
5.       Masa kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil. Artinya elektron-elektron mulai terikat oleh inti atom, dan terjadilah atom-atom yang stabil di jagat raya ini. Terjadi pemisahan materi dan radiasi. Sehingga alam semesta menjadi tembus cahaya, proton galaksi mulai terbentuk.
6.      Masa keenam, terbentuknya galaksi bintang, tata surya dan planet.
    
Dalam penjelasan lain mengacu pada surat An-Nazi’at ayat 27-32 bahwa penciptaan enam hari dapat bermakna enam proses evolutif, sejak penciptaan alam semesta pertama kali sampai penciptaan manusia sebagai makhluk terkahir yang di ciptakan Allah.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
          Dari paparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa alam semesta adalah suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan bintang sebagai atapnya yang di dalamya terdapat kehidupan biotic dan abiotic. Serta teori-teori terbentuknya alam semesta menurut orang barat, Al-Qur’an, dan sains.

B.     SARAN
    Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.


                           DAFTAR PUSTAKA


Abdullah Aly, Drs., Eny Rahma, Ir., MKDU – Ilmu Alamiah Dasar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004
Mawardi, Drs., Nur Hidayati, Ir., IAD-ISD-IBD, Pustaka Setia, Bandung, 2000
Susanto, Edy,M.Phil.I, Buku Ajar, STAIN Pamekasan Press, Pamekasan, 2006
Poejawijatna, Filsafat Alam, Jakarta, 1987
Tasmuji, Vidiagati, IAD-ISD-IBD, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Lajnah Pentasheh Mushaf Al-Qur’an, 1990.






[1]  Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD untuk IAIN, STAIN, PTAI, Bandung:Pustaka Setia, 2000, Hlm.27
[2]  Abdullah Aly, dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Hlm. 37-38
[3]  Edi Susanto, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2006,
 Hlm. 15
[4]  Edi Susanto, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2006,
Hlm. 16-17
[5] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Lajnah   Pentasheh Mushaf Al-Qur’an, 1990.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar