![]() |
Teori Terbentuknya Alam Semesta Dalam Konsep Barat Dan Konsep al-Qur'an |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebagai manusia kita mempunyai salah satu
sifat yang selalu ingin tahu tentang apa itu, bagaimanakah itu bisa terjadi,
kapan itu terjadi, dimanakah itu, dan sebagainya. Berdasarkan hal-hal tersebut,
manusia juga mencari tahu dan meneliti bagaimana proses terjadinya alam semsta
dan segala aspek didalamnya.
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu
ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan
abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak.[1]
Dalam meneliti alam semesta dan segala aspek di dalamnya, terkadang manusia
berpikir dengan logika , menurut pemikirannya sendiri, ada pula yang
berdasarkan pengetahuan agama dalam hal ini agama islam. Ada pemikiran yang
berdasarkan Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an, tapi ada pula hasil
penelitian yang sangat bertolak belakang dengan islam atau yang disebutkan
dalam Al-Qur’an.
Teori-teori terbentuknya alam semesta
banyak yang diungkapkan orang-orang barat meskipun kita juga mengetahui dalam
Al-Qur’an telah dijelaskan tentang bagaimana proses terbentuknya alam semesta.
Oleh karena itu, kita perlu mengkaji perbedaan-perbedaan teori tersebut agar
kita tidak salah kaprah dan meragukan kekuasaan Allah SWT sebagai Maha Pencipta
yang tiada tandingannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaima
proses terbentuknya alam semesta menurut konsep barat ?
2.
Bagaimana
proses terbentuknya alam semesta menurut konsep Al-Qur’an?
3.
Bagaimana proses terbentuknya alam semesta menurut Sains?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui tentang proses
terbentuknya alam semesta menurut konsep barat.
2.
Untuk
menjelaskan tentang proses terbentuknya alam semesta menurut konsep Al-Qur’an.
3.
Untuk mengetahui tentang proses terbentuknya alam semesta menurut Sains.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses
Terbentuknya Alam Semesta Perspektif Barat
a.
Pengertian
Alam Semesta Dan Teori Terbentuknya Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup
tentang mikrosmos dan makrosmos. Mikrosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.
Sedangkan makrosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar,
misalnya binatang, planet, dan galaksi.[2] dan menurut orang Babylonia alam semesta adalah
merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit dan bintang sebagai
atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, yang
dimaksud kehiduoan biotic adalah semua lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen
makhluk hidup di permukaan bumi, komponen kehidupan biotic seperti : tumbuhan,
hewan, dan manusia sedangkan kehidpuan abiotic adalag semua benda matidi
permukaan bumi yang bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnnya,contoh kehidupan abiotic seperti : tanah, air, dan
udara. .
Para ahli astronomi menggunakan
istilah alam semesta dalam pengertian ruang angkasa dan benda-benda langit yang
ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan di perolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam
semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi :
1. Teori Keadaan Tetap ( Steady-state Theory)
Teori
ini berdasarkan prinsip cosmology sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta
di manapun dan bila manapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu
dialam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi
satu sama lain. Teori ini di tunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini
secara ringkas mennyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh, menjadi
tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak
terhingga besarnya dan tak terhingga luasnya ( tanpa awal dan tanpa akhir).
Dengan
diketahui kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang di hubungkan
dengan jarak antara galaksi-galaksi bumi dari hasil pemotretan satelit, maka di
simpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi
tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang
menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu menuju ke panjang gelombang
yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan
pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu
mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada
“ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya perngembangan.
2.
Teori Dentuman
Besar (Big-bang Theory)
Teori
ini bertitik tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar, meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti.[3] Massa
itu, kemudian mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok0kelompok
dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok itulah yang disebut dengan galaksi.
Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
Menurut teori ini ada
beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu :
1)
Masa batas
dinding Planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil
perhitungan Planck.
2)
Massa Jiffy yaitu
massa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam
semesta 10-13 cm dengan kecepatan 1055 kali kerapatan air.
3)
Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa
ini partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta
diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap cm kubik.
4)
Masa
pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semesta berumur stelah 10-4 detik.
5)
Masa radiasi
yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat
terbentuknya fusi Hidrogen menjadi Helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai
suhu 3000 derajat Kelvin.
6)
Masa
pembentukan galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat
usia ini galaksi masih berumpa kabut pilin yang berputar membentuk piringan
raksasa.
7)
Masa
pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 X 109 tahun.
Setelah terjadinya ledakan (big-bang),
terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta di
penuhi bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian
terbentuklah partikel-partikel dasar dan
muatan-muatan energi, dari muuatan-muatan energi ini terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta.
Daya kekuatan alam yang di perkirakan pertama kali terbentuk adalah daya
gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya elektromagnetis.
Partikel- partikel dasar
yaitu elektron,
proton dan
neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan
neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk
radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus
mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium, dan
litium mulai membentuk. Dan tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga
partikel-partikel electron yang bermuatan negative dpat berkait dan menyatu
dengan inti-inti atom hydrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian
membentuk atom-atom yang netral. Karena alam semesta terus membesar,
kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.
Proses pengembangan
alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya
gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat
big-bang. Sehingga menciptakan gumpalan-gumpaalan awan gas. Saat
gumpalan-gumpalan ini semakun memadat, inti gumpalan gas tersebut juga
bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas
sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awalsebuah bintang. Saat semua
kantong-kantong gas mengalami serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini
membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di atas
hingga terbentuknya big-bang, bintang serta galaksi berlangsung dalam
kurun waktu miliaran tahun. Seperti
halnya proses pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita yang kita
kenal dengan nama matahari (sun) juga terbentuk dari gumpalan gas atau kantong
awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini
beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk
kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa di
sekelilingnya saling bertumbukan,menyatu dan bergumpal membentuk planet-planet,
bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material yang
menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relative lebih
dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.
3.
Teori
Ekspansi dan Kontraksi.
Teori
ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa
ekspansi dan masa kontraksi yang di duga siklus tersebut berlangsung
dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa ekspansi, kemudian terbentuklah galaksi
serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini
di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi ini hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur
lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang
yang terbentuk meredup dan unsur-unsur
yang terbentuk menyusut mengeluarkan tenaga berupa panas yang tinggi. Teori ekspansi
ini menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman
dahulu kala.[4]
Di
samping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang di ajukan oleh Fowler
tentang terjadinya galaksi-galaksi yakni kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu,
galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi yang ada
saat ini. Saat itu, galaaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat
besar. Kabut gas hydrogen tersebut
bergerak perlahan dan
berputar pada porosnya sehingga
seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut gas tersebut untuk
kemudian mengadakan kontraksi sehingga bagian luarnya banyak yang tertinggal.
Pada tempat-tempat yang rotasinya lambatatau berat jenisnya besar, terbentuklah
bintang-bintang, gumpalan kabut hydrogen yang sudah menjadi bintang tersebut
juga melakukan kontraksi secara perlahan. Panas yang di pancarkan dari
bintang-bintang yang berbentuk tadi suhunya semakin menurun. Kemudian setelah
berjuta-juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit
sekarang ini.
Secara
sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat di
ilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula terkumpul
dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain “ruang” roti
sedang mengembang. Butir-butir partikel di dalam roti itu ( analog dengan
galaksi di alam semesta ) saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (
analog dengan alam ).
Dalam
ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di
luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang
berada dalam roti itu, terbatas hanya pada ruangroti itu sendiri. Demikian
pulalah, kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi “ruang waktu” yang
kita kenal.
Bukti
lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan radio
astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa
cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombangradiasi
itu pun makin panjang, menjadi gelombang radio.
Kini radiasi awal itu di kenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background
radiation) yang dapat di deteksi dengan teleskop radion.
4.
Steady
Theory
Teori
ini menyatakan bahwa alam semesta di manapun sama. Alam semesta terjadi pada suatu saat
tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu
tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk,
tumbuh menjadi tua akhirnya mati.
B. Proses
Terbentuknya Alam Semesta Menurut Konsep Al-Qur’an
Banyak macam
perpektif tentang proses terbentuknya alam semesta menurut konsep Al-Qur’an, yaitu :
·
Al-Qur’an menegaskan bahwa
pada awalnya alam semesta merupakan sesuatu yang padu atau menunggal yang
kemudian pisahkan. Dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30 dinyatakan:[5]
اولم ير الذين كفرو ان السماوات والارض
كانتا رتقا ففتقنا هما وجعلنا من الماء كل شيء حي افلا يؤمنون
Artinya
: “Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
(alam semesta) keudanya dahulunya merupakan sesuatu yang menunggal padu, yang
kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?”.
·
Al-Qur’an menegaskan bahwa alam semesta ini berawal dari gas, sebagaimana
dinyatakan dalam surat Fusshshilat ayat 11, yaitu :
ثم استوى الى
السماء وهي دخان لها وللارض اءتنا طوعا او كرها قالتا اتينا طا ءعين
Artinya : “Kemudian dia menuju kepada
penciptaan langit dan bumi ketik masih berupa ( gas ). Lalu dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab, kami datang dengan suka hati”.
·
Di dalam Al-Qur’an dikatakan
bahwa alam semesta di ciptakan dalam enam masa yaitu meliputi penciptaan langit
dalam dua masa dan bumi dalam dua masa serta semua isi bumi dalam dua masa.
Allah mengabadikan penciptaan alam
semesta dalam enam masa dalam Firman-Nya, yaitu :
ان ربكم الله الذي
خلق اللسماوات والارض في ستة ايام ثمم
استوى على العرش يدبر الامر ما من
شفيع الا من بعد اذنه ذلكمم الله ربكم فا عبدوه افلا تذكرون
Artinya
: “Sesungguhya tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur
segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelaj ada
idzin-Ny. Itulah Allah, tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak
mengambil pelajaran”.{4}
Pada permulaan ayat ini, Allah menegaskan
bahwa dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Hari atau masa
yang di sebut dalam ayat ini, dalam tuntutan agama, hanya Allah saja yang
mengetahui berapa lamanya.
Penciptaan langit dan bumi dalam enam
masa ini juga di sebutkan dalam beberapa ayat lain, yaitu :
وهو الذي خللق
السماوات والارض في ستة ايام وكان عرشه على الماء ليبلوكم ايكم احسن عمل
Artinya
: “Dan Dialah yang menciptakan lamgit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya
di atas air, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya”.
Bila di perhatikan, ungkapan penciptaan
langit dan bumi dalam enam masa pada ayat ini, di kaitkan dengan informasi
bahwa ‘Arsy Allah berada di atas air. Artinya, air ternyata ada ketika langit
dan bumi di ciptakan. Dengan kata lain, air telah ada pada saat awal
penciptaan. Air dalam hal ini dapat di maknai sebagai unsur asal alam semesta
yaitu hidrogen. Keterangan ini merupakan isyarat bahwa air adalah unsur pokok
dalam penciptaan makhluk hidup”.
C. Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains
Dalam uraian di atas di paparkan bahwa Al-Qur’an
menyebutkan alam semesta di ciptakan dalam enam masa. Untuk membuktikannya
banyak ilmuwan melakukan penelitian akan hal itu dengan pendekatan sains. Di
anataranya ialah ilmuwan Ahmad Marconi (bagaimana alam semesta di ciptakan.Pendekatan
AlQur’an dan sains modern,2003 ). Menjelaskan tentang pengertian enam masa
kejadian alam semesta dengan singkat, yaitu :
1. Masa pertama, terjadinya dentuman besar big-bang, pada
saat ini kontinum ruang waktu yang lahir masih berujud samar-samar, dimana energy
dan ruang waktu tidak jelas beda.
2. Masa kedua, pada masa ini alam semesta mengalami proses
inflasi. Grafitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi, dan gaya inti kuat
memisahkan diri dari gaya imti-lemah dan gaya electromagnetis.
3. Masa ketiga, pada
masa inilah di mulai sintesa atau pembentukan inti atom.
4. Masa keempat,
dalam tahap ini ada kemungkinan terjadinya pengelompokan-pengelompokan materi
fundamental, electron mulai terbentuk namun masih dalam keadaan bebas, dam
belum terikat oleh inti atom.
5. Masa kelima,
terbentuknya atom-atom yang stabil. Artinya elektron-elektron mulai terikat
oleh inti atom, dan terjadilah atom-atom yang stabil di jagat raya ini. Terjadi
pemisahan materi dan radiasi. Sehingga alam semesta menjadi tembus cahaya,
proton galaksi mulai terbentuk.
6. Masa keenam, terbentuknya galaksi bintang, tata surya dan
planet.
Dalam penjelasan lain mengacu pada surat
An-Nazi’at ayat 27-32 bahwa penciptaan enam hari dapat bermakna enam proses
evolutif, sejak penciptaan alam semesta pertama kali sampai penciptaan manusia
sebagai makhluk terkahir yang di ciptakan Allah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa alam semesta adalah suatu ruangan atau selungkup
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan bintang sebagai atapnya yang di
dalamya terdapat kehidupan biotic dan abiotic. Serta teori-teori terbentuknya
alam semesta menurut orang barat, Al-Qur’an, dan sains.
B.
SARAN
Menyadari bahwa penulis jauh dari
kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly, Drs., Eny Rahma,
Ir., MKDU – Ilmu Alamiah Dasar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004
Mawardi, Drs., Nur Hidayati, Ir.,
IAD-ISD-IBD, Pustaka Setia, Bandung, 2000
Susanto, Edy,M.Phil.I, Buku
Ajar, STAIN Pamekasan Press, Pamekasan, 2006
Poejawijatna, Filsafat Alam, Jakarta,
1987
Tasmuji, Vidiagati, IAD-ISD-IBD,
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Jakarta: Lajnah Pentasheh Mushaf Al-Qur’an, 1990.
Hlm. 15
Hlm. 16-17
[5] Departemen Agama Republik
Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Lajnah Pentasheh Mushaf
Al-Qur’an, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar