Rabu, 25 Desember 2019

PENGERTIAN TAZKIYAH DAN TA’DIB MENURUT TAFSIR AL-QUR’AN SURAH AL-JUMUAH AYAT 2 DAN SURAH AL-QALAM AYAT 4


PENGERTIAN TAZKIYAH DAN TA’DIB MENURUT TAFSIR AL-QUR’AN SURAH AL-JUMUAH AYAT 2 DAN SURAH AL-QALAM AYAT 4
1.      Pengertian Tazkiyah dari Surah Al-Jumuah ayat 2
a.      Tafsir ayat
 هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (2)
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).
Ayat ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan Nabi Ibrahim as. ketika dia mendoakan penduduk Mekkah agar Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang dapat membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan dan mengajarkan mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Kemudian Allah mengutus Rasul-Nya kepada mereka, setelah sekian lama Rasul tidak muncul dan tidak adanya bimbingan yang lurus, padahal kebutuhan terhadapnya begitu mendesak. Dan Allah telah murka kepada penduduk bumi, baik kepada orang Arab maupun non-Arab, kecuali beberapa orang dari Ahllu Kitab yang masih berpegang teguh pada apa yang dibawa oleh Isa putra Maryam. Oleh sebab itulah Allah berfirman dalam al- Qur’an surah Al-Jumuah ayat 2.
Yang demikian itu karena orang-orang Arab terdahulu berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim, namun mereka mengganti, merubah, dan memutar balikkan, menyimpangkan darinya, serta menukarkan tauhid dengan syirik, dan merubah keyakinan dengan keraguan. Mereka membuat perkara-perkara baru yang tidak diizinkan oleh Allah SWT sebagaiman yang telah dilakukan oleh ahlu kitab yang mengganti, menyelewengkan, dan merubah kitab-kitab mereka dan menakwilkannya. Kemudian Allah mengutus Muhammad dengan membawa syari’at yang agung, lengkap lagi mencakup kebutuhan makhluk. Didalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan segala sesuatu yang mereka butuhkan, baik yang menyangkutkehiduan dunia maupun kehidupan akhirat mereka, sekaligus mengajak mereka pada amalan yang mendekatkan mereka kepada surga dan keridhaan Allah SWT serta menjauhi segala sesuatu yang mendekatkan mereka kepada neraka dan kemurkaan Allah.


b.      Pengertian tazkiyah
Tazkiyah berasal dari kata zakka-yuzzaki-tazkiyah yang maknanya sama dengan tathir yang berasal dari kata thahhara-yuthahhiru-tathir(ah) yang berarti pembersihan, penyucian, atau pemurnian. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa At-Tazkiyah adalah menjadikan sesuatu menjadi suci baik zatnya, maupun keyakinan dan fisiknya.
c.       Kesimpulan
Dari tafsir surah Al-Jumuah ayat 2 tersebut dapat disimpulkan definisi tazkiyah yaitu seorang anak atau pelajar yang sedang dalam proses menuntut ilmu diharuskan menyucikan jiwanya, fisiknya, serta tindakannya dari kemaksiatan, sehingga ilmu yang dipelajarinya akan mudah diserap dan dipahami serta bisa menjadi ilmu yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

2.      Pengertian Ta’dib dari Surah Al-Qalam ayat 4
a.      Tafsir ayat
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (1) مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ (2) وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ (3) وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4) فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ (5) بِأَيِّكُمُ الْمَفْتُونُ (6) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (7)
Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu, kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ}
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Al-Qalam: 4)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya engkau Muhammad, berada dalam agama yang hebat, yaitu agam Islam.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Abu Malik, As-Saddi, dan Ar-Rabi' ibnu Anas. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ad-Dahhak dan Ibnu Zaid.
Menurut Atiyyah, disebutkan benar-benar berbudi pekerti yang agung. Ma'mar telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa ia pernah bertanyakepada Aisyah r.a. tentang akhlak Rasulullah Saw. Maka Aisyah menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.
Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
Makna yang dimaksud dari kesemuanya ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang yang mengamalkan Al-Qur'an; mengamalkan perintahnya dan manjauhi larangannya, yang hal ini telah tertanam dalam diri beliau sebagai watak dan pembawaannya serta sebagai akhlak yang telah terpatri dalam sepak terjang beliau Saw. Maka apa pun yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, beliau pasti mengerjakannya; dan apa pun yang dilarang oleh Al-Qur'an, beliau pasti meninggalkannya. Hal ini di samping watak yang dibekalkan oleh Allah dalam diri beliau berupa akhlak yang besar seperti sifat pemalu, dermawan, berani, pemaaf, penyantun, dan semua akhlak yang terpuji. Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, dari Anas yang telah mengatakan:
“Aku menjadi pelayan Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun, dan beliau sama sekali belum pernah membentakku dengan kata, "Husy!" Dan belum pernah mengatakan terhadapku tentang sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan, "Mengapa engkau melakukannya?" Dan tidak pula terhadap sesuatu yang seharusnya kulakukan, "Mengapa tidak engkau lakukan?” Beliau Saw. adalah seorang yang paling baik akhlaknya, dan aku belum pernah memegang kain sutra, baik yang tebal maupun yang tipis dan tidak pula sesuatu yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Saw. Dan aku belum pernah mencium minyak kesturi dan tidak pula wewangian lainnya yang lebih harum daripada bau keringat Rasulullah Saw.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah yang telah mengatakan: Rasulullah Saw. sama sekali belum pernah memukulkan tangannya kepada seorang pun dari pelayannya, dan belum pernah memukul seorang pun dari istri (beliau), dan belum pernah memukulkan tangannya kepada sesuatu pun kecuali bila dalam berjihad di jalan Allah. Dan tidak pernah beliau disuruh memilih di antara dua perkara melainkan memilih yang paling disukai dan paling ringan di antara keduanya terkecuali bila (yang ringan itu) berupa dosa. Maka jika hal itu berupa dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Dan beliau tidak pernah melakukan suatu pembalasan yang pernah ditimpakan kepada dirinya, melainkan bila batasan-batasan Allah dilanggar, maka beliau baru melakukan pembalasan dan itu hanyalah karena Allah Swt.
b.      Pengertian ta’dib
Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib diartikan sebagai proses mendidik yang difokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Menurut Sayed Muhammad An-Nuquib Al-Attas, kata ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikan rupa, sehinggga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-Nya.
c.       Kesimpulan
Dari tafsir surah Al-Qalam ayat 4 tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi dari ta’dib yaitu seorang pelajar selain menguasai ilmu kognitif dan keterampilannya, juga harus menguasai ilmu akhlak/adab tingkah lakunya sebagaimana misi utama diutusnya Rasulullah yaitu untuk memperbaiki akhlak manusia. Oleh karena itu, wajib bagi seorang pelajar untuk memiliki akhlak yang baik sebagaaimana akhlak Rasulullah yaitu Al-Qur’an.

METODE MENGHAFAL DALAM MEMAHAMI PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADIST


       METODE MENGHAFAL DALAM MEMAHAMI PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADIST
                                                                   MAKALAH
                          
                                          Di susun untuk memenuhi UAS Mata Kuliah
Qiraatul Kutub Tarbawi 1
Yang di bina oleh bapak : Azhar Amrullah Hafizh,LC, M.THI

Disusun oleh Kelompok XII :
Walimatius Shufiyah : 2016070101----
                    Yulfiana : 2016070101----

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  ’Metode Menghafal dalam Pembelajaran Al qur’an dan Hadist’. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya  yang setia mendampingi beliau. Terima kasih khususnya nya kepada kedua orang tua dan juga dosen pembimbinng yang dengan do’a dan bimbingan nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banayak kekurangan dan kelemahan,  karena itu saran, kritik, maupun, sumbangan pemikiran yang sifat nya membangun demi kesempurnaan isi makalah ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua . Amin Yaa Robbal ‘alamin .



                                                                                                      Pamekasan, 4 Juni 2017




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………......………………………………………..i
KATA PENGANTAR  …………………………………………………………..……………….ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..………….......................iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..…………….1
       A. Latar Belakang ………………...………………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………..…….1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..………………………..2
       A. Apa Pengertian Metode Menghafal…………………………………...……..………..…..2
B. Apa Kelebihan Dan Kelemahan Metode Menghafal Dalam Al-qur’an Dan Hadits ……...3
C. Bagaimana Pelakasanaan Metode Menghafal Dalam Al-qur’a Dan Hadits……..………….4
D. Analisis Metode Menghafal Dalam Pembelajaran………………………………………..6
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………..6
A.Kesimpulan ………………………………………………………………………………………....6
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………………………………...7

..





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Orang-orang islam dahulu sangat menghargai ingatan yang kuat dan mengangaggap  pengembangan ingatan untuk menghafal sebagai salah satu tujuan pendidikan. Mereka terdiri dari ulama-ulama hadist dan ulama fiqih. Akhir-akhir ini muncul pandangan atau paradigma yang menyatakan bahwa era metode hafalan telah berakhir danb harus di oleh metode yang lebih maju, yaitu metode pemahaman. Metode hafalan lebih di samakan dengan metode yang sudsh kuno, out of date tak memiliki nilai kreatifitas, dan hanya dengan metode pemahamanlah proses belajar akan lebih bermakna. [1]
Namun disini dalam mempelajari Al-Qur’a Hadits, metode menghafal metode menghafal sangat diperlukan. Metode ini tidak hanya memfokuskan pada membaca saja, akan tetapi melibatkan para murid dalam kegiatan membaca, menelaah, dan menghafal al-qur’an Hadits baik secara keseluran maupun sebagian surat atau ayat saja. Sebenarnya untuk menguasai tugas-tugas yang di berikan yaitu menghafal al-qir’an hadits adalah mudah, akan tetapi  mudah pula untuk lupa. Oleh karena itu, ketekunan dan keuletan sangat diperlukan. [2]

B. Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Metode Menghafal  ?
2.      Apa Kelemahan dan Kelebihan Metode Menghafal dalam Pembelajaran Al-qur’an Hadits ?
3.      Bagaimana Pelaksanaan Metode Menghafal dalam Pembelajaran Al-qur’a Hadits ?
4.      Analisis Metode Menghafal Dalam Pembelajaran





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Menghafal
       Metode berasal dari kata method dalam bahasa inggris yang berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatau. Selain itu Zuhairi juga mengungkapkan bahwa metode berasal dari bahasa yunani ( greeka ) yaitu dari kata Metha berarti melaui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
Kata menghafal juga berasal kata ( hafidza-yahfadzu-hafdzan ) yang berarrti menjaga, memelihara, dan melindungi.[4]. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.[5] Kata menghafal dapat disebut juga dengan sebagai memori. Dimana apabila mempelajarinya akan membawa seseorang Pada psikologi kognitif, terutam bagi manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.[6]
Metode hafalan ( makhfudzat ) adalah suatu yang digunakan oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya untuk untuk menghafalkan sejumlah kata-kata ( mufradat ) atau kalimat-kalimat maupun kaidah –kaidah. [7]
Metode menghafal adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar pada bidang pelajaran dengan menerapakan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut

B.     Kelebihan dan Kelemahan Metode Menghafal dalam Pembelajaran 
Penerapan metode menghafal pada kegiatan belajar mengajar tentu tidak lepas dari aspek kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut. Namun, kedua aspek tersebut dapat di perhitungkan sejak awal oleh guru.[8]
jika dilihat dari sifat maupun bentuknya, metode menghafal bisa dikategorikan sebagai pekerjaan rumah yang sering disebut sebagai metode resitasi, hal ini berdasarkan waktu pelaksanaan mengahafal ini dimana siswa menghafalkan diluar jam pengajaran di kelas ataupun di dalam kelas. Metode menghafal mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari metode menghafal adalah :
1.      Menumbuhakan minat baca siswa dan lebih giat dalam belajar.
2.      Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak akan mudah hilang karena sudah dihafalnya.
3.      Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian, bertanggung jawab serta mandiri.
4.      Membangkitakn rasa perc aya diri.
5.      Belajar dengan cara menghafal adalah sederhana dan mudah.
6.      sebagai solusi ketika terjadi kecemasan atau perasaan tidak mampu menguasai dalam memahami materi pelajaran, dapat mencoba dikuasai dengan menghafalnya.
Selain memiliki kelebihan, metode menghafal juga mempunyai beberapa kelemahan
kelemahan tersebut yaitu :
1.      Pola pikir seseorang cenderung statis karena hanya mengetahui apa yang dihafalnya saja.
2.      Tidak dapat berargumentasi menurut pemahamannya sendiri. Karena argumentasi yang ia sampaikan di sekolah hanya hasil dari menghafal materi pelajaran.
3.      Kesulitan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan. Karena tidak terbiasa.[9]
4.      Terkadang menghafal hanya bersifat sementara di otak. karena biasanya ingatannya hanya digunakan dan diperlukan ketika akan menghadapi ulangan saja. Setela itu terabaikan.
5.      Mengahafal materi yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan mental.
6.      Kurang tepat di berikan kepada siswa yang mempunyai latar belakang berbeda-beda dan membutuhkan perhatian yang lebih.
Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangn dalam menerapkan metode menghafal yaitu :
1.      Apa saja yang akan dihafalkan oleh siswa sebaiknya terlebih dahulu dijelaskan dan diterangkan oleh guru sehingga siswa benar-benar memahami materi pelajarannya. Jangan sampai siswa hanya menghafal sedangkan ia belum paham.
2.      Menghafal harus diberi latar belakang dan penjelasan yang cukup. Dengan demikian bahan tersebut akan lebigh mudah dihafal dan mudah diingat.
3.      Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya menghafal, karena untuk menghafal sesuatu dibutuhkan perhatian dan keinginan untuk mengingat sesuatu.
4.      Menentukan tekhnik yang lebih efektif, menghafalkan keseluruhan atau bagian-bagian yang penting saja. (mind map)[10]

C.    Pelaksanaan Metode Mengahafal dalam Penbelajaran
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode menghafal dapat dilakasanakan   sebahgai berikut :
1.      Pembelajaran tahap private
Yaitu : untuk mengetahiu sejauh mana kemampuan siswa dalam
menghafal materi yang akan diajarkan. Disini guru mengetes dan menyelidiki sejauh mana kemampuan sisqwa dalam mengahafal.
2.      Pembelajaran tahap klasikal
Yaitu :
interaksi transfer of knowledge antara dengan peserta didik. Guru menyampaikan materi yang berkaitan dengan materi yang akan dihafalkan siswa.
3.      Post test dan evaluasi
Yaitu : langkah akhir yang ditempuholeh guru, sehingga post test ini mempunyai peranan penting dalam mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan metode mengahafal yaitu untuk mengetahui siswa dalam mengikuti pembelajaran juga untuk mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman yang telah diterima oleh siswa. Selain itu bahwa test yang diberikan oleh siswa pada waktu akhir pembelajaran mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar.
          Sebagai contoh :
Seberapa efektif metode yang digunakan dalam pembelajaran.
Dalam menerapkan metode menghafal diperlukan 4 teknik menghafal yaitu :
1.      Teknik memahami kata atau kalimat.
Yaitu : Memahami materi yang akan dihafalkan, dibaca berkali-kali, berusaha menghafal dengan menutup buku, menyetorkan hafalan kepada guru
2.      Teknik mengulang.
Yaitu : Membaca berulang-ulang dan menghafalnya.
3.      Teknik mendengar sebelum menghafal .
Yaitu : Materi aynga akan dihafalkan didengarkan dulu dari
rekaman (CD/VCD) secara berulang-ulang secara konsentrasi. Kemudian dihafalkan. [11]
4.      Teknik menulis sebelum menghafal
Yaitu : Dilakukan dengan cara menulis dahulu materi yang akan dihafalkan di buku, lampiran atau sobekan kertas. Kemudian dihafalkan.  

D.    Analisis Metode Menghafal dalam Pembelajaran.
         Metode mengahafal cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits, karena dalam mempelajari siswa dituntut dapat menguasai bahan beserta penjelasannya yaitu berupa ayat dan terjemahannya yang pada akhirnya siswa diharyskan menghafalkan. Demikian juga pada mata pelajaran PAI yang lainnya, metode menghafal juga cocok digunakan.
         Misalnya : dalam Aqidah Akhlak dan Fiqih.
Menghafal dibutuhkan berhubungan dengan dalil-dalil nash yang bersumber dari al-qur’an dan hadits.
         Penerapan metide mengjhafal lebuh efektif digunakan pada siswa SD dan lembaa pendidikan dibawahnya. Karena faktor usia peserta didik yang masih muda daya ingatnya kuata dana kekuatan menghafalnya juga masih baik. Adapun pada jenjang MTS ataupun SMP dan SMA sederajat, metode menghafal juga dibutuhkan dalam nbeberapa mata pelajaran tertentu, namaun pada tahap ini siswa seharusnya sudah dilatih untuk latihan berargumen menurut pendapatnya sendiri. Serta mengaplikasikan  yang sudah dihafalnya sebagai landasan teori argumentasinya. Dengan kata lain siswa dilatih untuk mengembangkan pengetahuan dari materi yang sudsh dihafalnya. [12]
           






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.         Metode menghafal adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar pada bidang pelajaran dengan menerapakan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut
2.         Pola pikir seseorang cenderung statis karena hanya mengetahui apa yang dihafalnya saja.Tidak dapat berargumentasi menurut pemahamannya sendiri. Karena argumentasi yang ia sampaikan di sekolah hanya hasil dari menghafal materi pelajaran.
Kesulitan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan. Karena tidak terbiasa.
3.         Langkah-langakh dalam menerapkan metode menghafal secara garis besar ada tiga yaitu pembelajaran tahap privat, pembelajaran tahap klasik, pembelajaran post test dan evaluasi.
4.         Metode mengahafal cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits, karena dalam mempelajari siswa dituntut dapat menguasai bahan beserta penjelasannya yaitu berupa ayat dan terjemahannya yang pada akhirnya siswa diharyskan menghafalkan. Demikian juga pada mata pelajaran PAI yang lainnya, metode menghafal juga cocok digunakan.




DAFTAR PUSTAKA
   Muhammad, Omar, Falsafah Pendidikan Islam  Jakarta : Bulan Bintang, cet. Pertama, 1979
   Yunus Muhammad, Kamus Arab-Indinesia, Jakarta : PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990,            cet. II
Desy, Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Amelia, 2003, cet. 1
Rakhmat, Jalaluddin. psikologi komunikasi, Jakarta : Remaja Rosda Karya, 2005, cet. 22
Arif , Amei,  pengantar ilmu metodologi pendidikan islam , Jakarta : Ciputat press, 2001






[1] Omar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang ), hlm. 576
[2] Ibid,hlm 47
[3]
[4] Mohammad Yunus, Kamus Arab-Indinesia, ( Jakarta : PT. Mahmud Yunus Wadzuryah ), hlm. 105
[5] Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya : Amelia, 2003 ), hlm. 318
[6] Jalaluddin Rakhmat, psikologi komunikasi, (Jakarta : Remaja Rosda Karya ) hlm. 63
[7] Ibid. hlm. 80
[8] Armei Arif , pengantar ilmu metodologi pendidikan islam , ( Jakarta : Ciputat press ), hlm. 166
[9] Ibid, hlm. 170
[10] Ibid,hlm 170-175
[11] Armei Arif , pengantar ilmu metodologi pendidikan islam , ( Jakarta : Ciputat press ), hlm. 180
[12] Ibid,hlm. 185