Jumat, 29 November 2019

IMAN KEPADA PARA NABI DAN RASUL ALLAH


Iman kepada para nabi dan rasul Allah


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmah, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “IMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH SWT.” yang merupakan salah satu tugas pertama dari mata kuliah Ilmu Tauhid. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing serta memberi arahan kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami.
            Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah pemahaman serta wawasan kita tentang  IMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH SWT”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada semua pembaca dan pakar dimohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
            Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya makalah ini, kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
                        Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin



Pamekasan, 27 Oktober 2016


                                                                                                        Penyusun      





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................        i
DAFTAR ISI..........................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
   A.    Latar belakang.............................................................................        1
   B.     Rumusan masalah........................................................................        1
   C.     Tujuan penulisan..........................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................        3
   A.    Pengertian iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT..................        3
   B.     Sifat wajib yang dimiliki para Rasul Allah SWT........................        4
   C.     Jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT.............................................        5
   D.    Tugas para Rasul Allah SWT......................................................        8
   E.     Fungsi beriman kepada Rasul Allah SWT...................................        10
   F.      Cara beriman kepada Rasul Allah SWT......................................        10
   G.    Hikmah beriman kepada para Rasul Allah SWT.........................        13
BAB III PENUTUP...............................................................................        14
A.    Kesimpulan..................................................................................        14
B.     Saran............................................................................................        14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................        15












BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Iman kepada Nabi dan Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Nabi dan Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Nabi dan Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Nabi dan Rasul, mulai dari Nabi yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW. merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau mempercayai kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud iman kepada para Rasul Allah SWT ?
2.      Apa saja sifat yang wajib dimilik oleh seorang Rasul ?
3.      Berapakah jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT ?
4.      Apa saja mukjizat Nabi dan Rasul Allah SWT ?
5.      Apa saja tugas para Rasul Allah SWT ?
6.      Bagaimana cara kita beriman kepada para Rasul Allah SWT ?
7.      Apa saja hikmah beriman kepada para Rasul Allah SWT ?

     C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian iman kepada para Rasul Allah SWT.
2.      Untuk mengetahui sifat yang wajib dimiliki oleh para Rasul SWT.
3.      Untuk mengetahui jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT.
4.      Untuk mengetahui mukjizat para Nabi dan Rasul Allah SWT.
5.      Untuk mengetahui tugas dari para Rasul Allah SWT.
6.      Untuk mengetahui cara kita beriman kepada para Rasul Allah SWT.
7.      Untuk mengetahui hikmah beriman kepada para Rasul Allah SWT.



BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata “naba”. Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa berasal dari kata “irsal” yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan. Sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya.
Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi kecuali untuk disampaikan, dan jika Nabi tidak menyampaikan maka termasuk menyembunyikan wahyu Allah. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh Ibn Abdul Wahhab menggunakan definisi ini dalam Ushulutsalatsah dan Kasyfu Syubhat, begitu pula Syaikh Muhammad ibn Sholeh Al Utsaimin. “Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga menyampaikan wahyu kepada umatnya. Ulama lain menyatakan bahwa ketika Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu bukan berarti Nabi tidak boleh menyampaikan wahyu. Wallahu’alam. Perbedaan yang lebih jelas antara Nabi dan Rasul adalah seorang Rasul mendapatkan syari’at baru sedangkan Nabi diutus untuk mempertahankan syari’at yang sebelumnya.

     B.     Sifat Wajib Yang Dimiliki Para Rasul Allah SWT.
Sifat-safat wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1.      As-Shiddiq (benar)
Artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul - baik berupa janji, berita, ramalan masa depan, dan lain-lain - selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya.
Untuk meneladani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2.      Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat (berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
Apabila kamu di percaya melakukan sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjakan dengan baik dan benar.
3.      At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
Menyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
4.      Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah (tidak cerdas atau pelupa).
Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
Selain itu ada juga sifat-sifat Rasul seperti :
1.      Basyariyyaturrasul yaitu para Nabi juga membutuhkan hal-hal yang bersifat umum seperti manusia biasa yaitu makan, minum, menikah, berketurunan.
2.      Ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah, sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apapun.
3.      Iltizamurrasul adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apapun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah, meskipun untuk menjalankan perintah Allah itu harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Dalam hal ini para Rasul tidak pernah sejengkalpun menghindar atau mundur dari perintah Allah.

     C.    Jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT.
Kalau diurut secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui adalah sebagai berikut :


  1. Adam                          11. Luth                                  21. Yunus
  2. Idris                            12. Ayyub                               22. Zakariya
  3. Nuh                             13. Syu’aib                             23. Yahya
  4. Hud                            14. Musa                                 24. Isa
  5. Shaleh                        15. Harun                               25. Muhammad
  6. Ibrahim                      16. Zulkifli
  7. Isma’il                        17. Daud
  8. Ishaq                          18. Sulaiman
  9. Ya’qub                       19. Ilyas
  10. Yusuf                          20. Ilyasa
Akan tetapi, jumlah Nabi tidaklah terbatas hanya 25 orang dan jumlah Rasul juga tidak terbatas 5 yang kita kenal dengan nama Ulul ‘Azmi. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari, ia bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah, berapa jumlah rasul?”, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Tiga ratus belasan orang.” (HR. Ahmad dishahihkan Syaikh Albani). Dalam riwayat Abu Umamah, Abu Dzar bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa tepatnya para nabi?”, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab,“124.000 dan Rasul itu 315 orang.” Namun terdapat pendapat lain dari sebagian ulama yang menyatakan bahwa jumlah Nabi dan Rasul tidak dapat kita ketahui. Wallahu’alam.
Oleh karena itulah, walaupun dalam Al-Qur’an hanya disebut 25 nabi, maka kita tetap mengimani secara global adanya Nabi dan Rasul yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman :
 "Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (QS. Al-Mu’min 40:78).
Selain 25 nabi yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an, terdapat 2 nabi yang disebutkan Nabishalallahu’alaihiwasalam, yaitu Syts dan Yuusya’.Berkenaan dengan tiga nama yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu Zulkarnain, Tuba’ dan Khidir terdapat khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama apakah mereka Nabi atau bukan. Akan tetapi, untuk Zulkarnain dan Tuba’ maka yang terbaik adalah mengikuti Rasulullah shalallahu’alaihiwasalam, Beliau shalallahu’alaihiwasalam bersabda, “Aku tidak mengetahui Tubba nabi atau bukan dan aku tidak tahu Zulkarnain nabi atau bukan.” (HR. Hakim dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohih Jami As Soghir). Maka kita katakan wallahu’alam. Untuk Khidir, maka dari ayat-ayat yang ada dalam surat Al-Kahfi, maka seandainya ia bukan Nabi, maka tentu ia tidak ma’shum dari berbagai perbuatan yang dilakukan dan Nabi Musa ‘alaihissalam tidak akan mau mencari ilmu pada Khidir. Wallahu’alam.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:
“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan.



     D.    Tugas Para Rasul Allah SWT.
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya’ 25).

Selain itu, ada beberapa tugas Rasul yang lain, yaitu diantaranya :
·       Menyampaikan syari’ah (ajaran agama) dan mengajak manusia untuk beribadah 

 Allah berfirman: 
“ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.(QS.Al-Ahzab:39). 
·       Menjelaskan semua permasalahan agama yang di turunkan Allah. 
Allah berfirman: 
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada merekadan supaya mereka memikirkan.(QS.An-Nahl:44). 
·        Membimbing manusia kepada kebaikan dan memperingatkan mereka dari kejahatan, serta membawa kabar gembira tentang adanya pahala dan mengingatkan mereka akan adanya siksa. 
Allah berfirman: 

“ (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa’:165) 

·       Memperbaiki kondisi umat manusia, dengan memberikan tauladan yang baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan. 
·       Menegakkan syari’at Allah serta mempraktekannya di tengah-tengah ummat manusia. 
·       Memperbaiki kesaksian atas umat mereka pada hari kiamat bahwa mereka telah menyampaikan semua misi yang mereka embank secara jelas. 

Allah berfirman: 
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).(QS.An-Nisa’:41) 

     E.     Fungsi Beriman Kepada Rasul Allah SWT.
Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1.   Menambah keimanan kepada Allah SWT, bahwa Rasul itu benar-benar pilihan Allah.
2.     Mengenal Allah SWT dan tata cara beribadah kepada-Nya.
3.  Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah”
4.   Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk disampaikan kepada umatnya.
5.     Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah

     F.     Cara Beriman Kepada Rasul Allah SWT.

Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1.      Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:

“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2.      Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (An-Nur : 54).
3.      Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4.      Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda:

لا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5.      Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).
6.      Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:
 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).
7.      Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.
8.      Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).
9.      Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)

     G.    Hikmah Beriman Kepada Para Rasul Allah SWT.

Hikmah beriman kepada Rasul Allah SWT dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut :
1)      Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa Rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2)      Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3)      Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.
4)      Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
5)      Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan Rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6)      Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7)      Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.




BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Kita sebagai umat islam tentu wajib untuk beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seorang Rasul harus memiliki empat sifat wajib, yaitu sifat siddiq (benar), amanah (dapat dipercaya),
Tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas). Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan.

     B.     Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran khususnya dari Dosen Pembimbing Bapak Misnawi M.PD.I yang bersifat membantu dan membangun agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan datang.





DAFTAR PUSTAKA

http://kandajun.blogspot.co.id/p/iman-kepada-nabi-dan-rasul-allah.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar