KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmah, taufiq serta
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “IMAN
KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH SWT.” yang merupakan salah satu tugas pertama dari
mata kuliah Ilmu Tauhid. Shalawat dan salam semoga
tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing serta memberi arahan kepada kami dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung kami.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah pemahaman
serta wawasan kita tentang “IMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH SWT”.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu,
kepada semua pembaca dan pakar dimohon saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada
semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya makalah
ini, kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Aamiin
ya Rabbal ‘Alamiin
Pamekasan, 27
Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar
belakang............................................................................. 1
B. Rumusan
masalah........................................................................ 1
C. Tujuan
penulisan.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A. Pengertian
iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.................. 3
B. Sifat
wajib yang dimiliki para Rasul Allah SWT........................ 4
C. Jumlah
Nabi dan Rasul Allah SWT............................................. 5
D. Tugas
para Rasul Allah SWT...................................................... 8
E. Fungsi
beriman kepada Rasul Allah SWT................................... 10
F. Cara
beriman kepada Rasul Allah SWT...................................... 10
G. Hikmah
beriman kepada para Rasul Allah SWT......................... 13
BAB
III PENUTUP............................................................................... 14
A. Kesimpulan.................................................................................. 14
B. Saran............................................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Iman kepada Nabi dan Rasul-Rasul
Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Nabi dan Rasul-Rasul Allah
merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Nabi dan Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Nabi dan Rasul, mulai dari Nabi
yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para Nabi
dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW. merupakan suatu
rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. berupa syariat
atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau mempercayai
kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan
mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan
berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di
dunia dan juga akhirat.
Namun, di
dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya
lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari,
memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh
lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud iman kepada para Rasul Allah SWT ?
2.
Apa
saja sifat yang wajib dimilik oleh seorang Rasul ?
3.
Berapakah
jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT ?
4.
Apa
saja mukjizat Nabi dan Rasul Allah SWT ?
5.
Apa saja
tugas para Rasul Allah SWT ?
6.
Bagaimana
cara kita beriman kepada para Rasul Allah SWT ?
7.
Apa
saja hikmah beriman kepada para Rasul Allah SWT ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian iman kepada para Rasul Allah SWT.
2.
Untuk
mengetahui sifat yang wajib dimiliki oleh para Rasul SWT.
3.
Untuk
mengetahui jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT.
4.
Untuk
mengetahui mukjizat para Nabi dan Rasul Allah SWT.
5.
Untuk
mengetahui tugas dari para Rasul Allah SWT.
6.
Untuk
mengetahui cara kita beriman kepada para Rasul Allah SWT.
7.
Untuk
mengetahui hikmah beriman kepada para Rasul Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.
Iman kepada
Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani
oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata “naba”.
Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan
mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata
rasul secara bahasa berasal dari kata “irsal” yang bermakna membimbing
atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, Nabi adalah
orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan. Sedangkan
Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan
untuk menyampaikannnya.
Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini
memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi kecuali
untuk disampaikan, dan jika Nabi tidak menyampaikan maka termasuk
menyembunyikan wahyu Allah. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam
hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh Ibn Abdul Wahhab menggunakan definisi
ini dalam Ushulutsalatsah dan Kasyfu Syubhat, begitu pula Syaikh Muhammad ibn
Sholeh Al Utsaimin. “Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang
nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi
tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga
menyampaikan wahyu kepada umatnya. Ulama lain menyatakan bahwa ketika Nabi
tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu bukan berarti Nabi tidak boleh
menyampaikan wahyu. Wallahu’alam. Perbedaan yang lebih jelas antara Nabi dan
Rasul adalah seorang Rasul mendapatkan syari’at baru sedangkan Nabi diutus
untuk mempertahankan syari’at yang sebelumnya.
B.
Sifat Wajib Yang Dimiliki Para Rasul Allah SWT.
Sifat-safat
wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1.
As-Shiddiq (benar)
Artinya selalu
berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa yang
dikatakan oleh seorang Rasul - baik berupa janji, berita, ramalan masa depan,
dan lain-lain - selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai
sifat Kazib (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang
membenarkan risalahnya.
Untuk
meneladani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan
cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun.
Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak
pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2.
Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang
Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya.
Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat (berkhianat). Seseorang yang
khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
Apabila
kamu di percaya melakukan sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa
pun selalu dikerjakan dengan baik dan benar.
3.
At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang
Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT untuk
disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman (menyembunyikan)
wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
Menyampaikan
kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya
mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang
mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah.
Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan
kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
4.
Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang
Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh
kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah
(tidak cerdas atau pelupa).
Kecerdasan
merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata.
ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini
dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut
ilmu.
Selain itu ada
juga sifat-sifat Rasul seperti :
1.
Basyariyyaturrasul yaitu para
Nabi juga membutuhkan hal-hal yang bersifat umum seperti manusia biasa yaitu
makan, minum, menikah, berketurunan.
2.
Ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari
dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan
wahyu Allah, sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apapun.
3.
Iltizamurrasul adalah
orang-orang yang selalu komitmen dengan apapun yang mereka ajarkan. Mereka
bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah, meskipun untuk
menjalankan perintah Allah itu harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang
berat baik dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Dalam hal ini para
Rasul tidak pernah sejengkalpun menghindar atau mundur dari perintah Allah.
C.
Jumlah Nabi dan
Rasul Allah SWT.
Kalau
diurut secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui
adalah sebagai berikut :
- Adam 11.
Luth 21.
Yunus
- Idris 12.
Ayyub 22.
Zakariya
- Nuh 13.
Syu’aib 23.
Yahya
- Hud 14.
Musa
24. Isa
- Shaleh 15.
Harun 25.
Muhammad
- Ibrahim 16.
Zulkifli
- Isma’il
17. Daud
- Ishaq 18.
Sulaiman
- Ya’qub 19.
Ilyas
- Yusuf 20.
Ilyasa
Akan tetapi, jumlah
Nabi tidaklah terbatas hanya 25 orang dan jumlah Rasul juga tidak terbatas 5
yang kita kenal dengan nama Ulul ‘Azmi. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu
Dzar Al-Ghifari, ia bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah, berapa jumlah
rasul?”, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Tiga ratus belasan
orang.” (HR. Ahmad dishahihkan Syaikh Albani). Dalam riwayat Abu Umamah,
Abu Dzar bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa tepatnya para nabi?”, Nabi
shallallahu’alaihiwasallam menjawab,“124.000 dan Rasul itu 315 orang.” Namun
terdapat pendapat lain dari sebagian ulama yang menyatakan bahwa jumlah Nabi
dan Rasul tidak dapat kita ketahui. Wallahu’alam.
Oleh karena
itulah, walaupun dalam Al-Qur’an hanya disebut 25 nabi, maka kita tetap
mengimani secara global adanya Nabi dan Rasul yang tidak dikisahkan dalam
Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman :
"Dan
sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang
tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah
dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah
orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (QS. Al-Mu’min 40:78).
Selain 25 nabi yang telah disebutkan dalam
Al-Qur’an, terdapat 2 nabi yang disebutkan Nabishalallahu’alaihiwasalam, yaitu
Syts dan Yuusya’.Berkenaan dengan tiga nama yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu
Zulkarnain, Tuba’ dan Khidir terdapat khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan
ulama apakah mereka Nabi atau bukan. Akan tetapi, untuk Zulkarnain dan Tuba’
maka yang terbaik adalah mengikuti Rasulullah shalallahu’alaihiwasalam, Beliau
shalallahu’alaihiwasalam bersabda, “Aku tidak mengetahui Tubba nabi atau
bukan dan aku tidak tahu Zulkarnain nabi atau bukan.” (HR. Hakim
dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohih Jami As Soghir). Maka kita katakan wallahu’alam.
Untuk Khidir, maka dari ayat-ayat yang ada dalam surat Al-Kahfi, maka
seandainya ia bukan Nabi, maka tentu ia tidak ma’shum dari berbagai perbuatan
yang dilakukan dan Nabi Musa ‘alaihissalam tidak akan mau mencari ilmu pada
Khidir. Wallahu’alam.
Mengenai
identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya:
“ Kami tiada
mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki
yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang
yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
Dalam ayat di
atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah
mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin
perempuan.
D.
Tugas Para
Rasul Allah SWT.
Semua Rasul
yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan kalimat
tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah
SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu
ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya’ 25).
Selain itu, ada
beberapa tugas Rasul yang lain, yaitu diantaranya :
· Menyampaikan
syari’ah (ajaran agama) dan mengajak manusia untuk beribadah
Allah berfirman:
“ (yaitu)
orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain
kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.(QS.Al-Ahzab:39).
· Menjelaskan
semua permasalahan agama yang di turunkan Allah.
Allah
berfirman:
“Keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada merekadan
supaya mereka memikirkan.(QS.An-Nahl:44).
· Membimbing
manusia kepada kebaikan dan memperingatkan mereka dari kejahatan, serta membawa
kabar gembira tentang adanya pahala dan mengingatkan mereka akan adanya
siksa.
Allah berfirman:
“ (mereka kami
utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS.
An-Nisa’:165)
· Memperbaiki
kondisi umat manusia, dengan memberikan tauladan yang baik, baik dalam
perkataan maupun perbuatan.
· Menegakkan
syari’at Allah serta mempraktekannya di tengah-tengah ummat manusia.
· Memperbaiki
kesaksian atas umat mereka pada hari kiamat bahwa mereka
telah menyampaikan semua misi yang mereka embank secara jelas.
Allah
berfirman:
“Maka
bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang
saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai
saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).(QS.An-Nisa’:41)
E.
Fungsi Beriman Kepada Rasul Allah
SWT.
Adapun
fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1.
Menambah keimanan kepada Allah SWT,
bahwa Rasul itu benar-benar pilihan Allah.
2. Mengenal Allah SWT dan tata cara
beribadah kepada-Nya.
3. Mendorong manusia untuk memiliki
kepribadian yang luhur dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun
Hasanah”
4.
Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa
Rasul Allah untuk disampaikan kepada umatnya.
5. Mengamalkan ajaran yang diberikan
oleh Rasulullah
F.
Cara Beriman
Kepada Rasul Allah SWT.
Diantara cara
beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1.
Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran
Nabi Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah
menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
“Dan
orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2.
Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan
seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:
“Dan
jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (An-Nur : 54).
3.
Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama,
hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan
ikhlas. Allah berfirman:
“Maka
demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4.
Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan
segenap pengikutnya. Rasulullah bersabda:
لا يُؤْمِنُ
اَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah
beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya
dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5.
Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta
berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan,
kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman
Allah:
“Maka
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah
orang-orang yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).
6.
Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam
setiap amalnya, Allah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).
7.
Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau
terutama setelah disebut namanya.
8.
Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran
yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul,
bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :
“Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu
kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang
yang telah berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).
9.
Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan
RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:
“Dia
telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan
janganlah kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)
G.
Hikmah Beriman
Kepada Para Rasul Allah SWT.
Hikmah beriman kepada Rasul Allah SWT dalam kehidupan,
antara lain sebagai berikut :
1)
Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa Rasul
itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2)
Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3)
Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang
diberikan.
4)
Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan
kepada umatnya.
5)
Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan Rasul atas perjuangannya
dalam menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6)
Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang
diberikan rasul.
7)
Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai umat islam tentu wajib untuk beriman kepada
Nabi dan Rasul Allah SWT. Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman
yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang
dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima
wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seorang Rasul
harus memiliki empat sifat wajib, yaitu sifat siddiq (benar), amanah (dapat
dipercaya),
Tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas). Semua
Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan
kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada
Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu
ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun
dalam penyajiannya kami selaku manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan
oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran khususnya dari Dosen
Pembimbing Bapak Misnawi M.PD.I yang bersifat membantu dan membangun agar kami
tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://kandajun.blogspot.co.id/p/iman-kepada-nabi-dan-rasul-allah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar